GuidePedia

0
Selamat Tinggal Dieng

Candi Dwarawati yang baru saja saya lihat adalah objek terakhir yang saya kunjungi di Dieng. Waktu sudah mulai siang, saya harus segera kembali ke penginapan untuk check out kemudian meninggalkan Dieng untuk menuju Ambarawa. Sebenarnya masih cukup banyak objek wisata di Dieng yang belum saya datangi. Sebut saja Kawah Candradimuka, Telaga Dringo, Telaga Cebongan, Telaga Menjer, Air Terjun Sikarim, sunrise di puncak Bukit Sikunir, dan masih banyak lagi. Untuk mengeksplor semuanya tentu membutuhkan waktu yang lebih lama lagi. Mungkin next time kalau saya ada waktu dan kembali ke Dieng, saya akan memprioritaskan tempat-tempat yang belum saya lihat tersebut.

Pukul 11.00 saya sudah check out dari penginapan kemudian saya mengarahkan motor saya keluar dari Dieng menuju Wonosobo-Temanggung-Ambarawa melewati jalan yang sama seperti saat berangkat dari Jogja. Kalau saat berangkat perjalanannya agak berat karena nanjak, waktu pulang ini lumayan lebih cepat karena jalan terus menurun. Meskipun begitu harus tetep berhati-hati lho ya, tikungan dan turunannya lumayan ajiib soalnya. Dalam perjalanan ke arah Wonosobo ini saya berhenti sejenak di Gardu Pandang Tieng. Pemandangannya bagus banget disini, bisa lihat Gunung Sumbing dengan sangat jelas. Kalau mau yang lebih oke lagi, Anda bisa datang ke Gardu Pandang Tieng saat sunrise. Anda bisa melihat sunrise yang indah disini selain dari Puncak Bukit Sikunir. Sayangnya saya nggak bisa menikmati sunrise di kedua tempat tersebut. Nggak kuat sama dinginnya Dieng keluar subuh-subuh. :(

Selamat Tinggal Dieng

Motor saya terus melaju santai dengan kecepatan antara 60-90 km/jam. Tidak lama saya sudah sampai di Kota Wonosobo kemudian masuk daerah Kertek. Saya berhenti sejenak di Kertek untuk sarapan. Sarapan sekaligus makan siang maksudnya karena udah jam 12.00. Selesai makan lanjut lagi ke arah Parakan dan Temanggung. Sepanjang jalan ada beberapa kali razia kendaraan oleh polisi lalu lintas. Kalau nggak adalah ada 2-3 tempat. Tapi herannya saat motor-motor lain diberhentikan semua, saya nggak diberhentikan. Langsung bablas aja tuh. Mungkinkah karena saya pakai safety gear yang lengkap? Memang sih saat touring dengan motor seperti ini saya selalu menggunakan perlengkapan standar seperti jaket touring, sepatu, knee protector, elbow protector, gloves, dan helm full face. Paling tidak sudah berikhtiar dan mudah-mudahan kalau ndlosooor nggak remuk-remuk amat badannya. Hehe.. Maklum saja, kendaraan roda dua memang paling rawan kecelakaan. Jadi sebagai pengendara harus mempersiapkan diri sebaik mungkin kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Tapi oke juga nih kalau safety gear komplit gini bisa bikin lolos dari pemeriksaan polisi. Hohoho..

Waktu tempuh antara Dieng sampai Ambarawa memerlukan sekitar tiga jam dengan kecepatan sedang dan dalam kondisi jalan yang lancar (tanpa macet). Jalur Dieng-Wonosobo-Kertek-Parakan-Temanggung-Secang biasanya sangat lancar. Tapi saat memasuki jalur Secang-Ambarawa-Semarang lumayan padat. Hal ini karena jalur ini adalah jalur utama yang menghubungkan antara Jogja dan Semarang. Yang sumpek ya saat berada di jalur ini. Banyak truk, bus, dan mobil-mobil pribadi. Pengendara harus lebih berhati-hati disini. Pukul 13.30 saya sudah sampai di Ambarawa, sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang terletak antara Magelang dan Semarang. Ada apa sih di Kota Palagan? Ada beberapa objek menarik yang ada di Ambarawa, namun karena keterbatasan waktu saya hanya akan ke satu objek saja yaitu Museum Kereta Api Ambarawa. Seperti apakah Museum Kereta Api di Kota Palagan? Tunggu di postingan berikutnya...


http://www.wijanarko.net/2011/09/selamat-tinggal-dieng-selamat-datang.html
Kirim Artikel anda yg lebih menarik di sini !

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top