Seperti biasanya, semakin sore suhu di Dieng semakin dingin. Walaupun naik motor sambil menggingil, sore itu saya masih sempat jalan-jalan keliling Dieng. Cuma jalan-jalan santai aja sih mulai dari Candi Gatotkaca, Candi Bima, sampai ketemu Telaga Warna lagi. Nggak mampir, cuma lewat aja karena sebelumnya saya sudah mengunjungi semua tempat ini. Sampai di depan Telaga Warna saya melihat warung Mie Ongklok di pinggir jalan. Karena penasaran sama yang namanya Mie Ongklok jadilah saya mampir dulu ke warung tersebut. Lokasi warungnya ya masih sekitaran parkiran Telaga Warna, dijamin nggak susah mencarinya.
Menu di warung ini adanya cuma Mie Ongklok, jadi pesennya ya Mie Ongklok aja ditambah dengan teh manis hangat. Tidak lama menunggu pesanan saya pun datang. Impresi pertama melihat mienya sih agak aneh. Isinya mie kuning yang ditambahkan sayuran berupa irisan kubis mentah kemudian disiram dengan kuah kental yang warnanya agak buthek. Dalam menghidangkannya ditambahkan irisan tahu bacem dan ditaburi merica bubuk yang cukup banyak. Memang saya tadi meminta Mie Ongklok yang pedas saat memesan.
Rasanya gimana? Gurih mas broo.. Walaupun penampilannya kurang menarik tapi rasanya cukup enak. Merica bubuk yang banyak tadi juga lumayan bisa menghangatkan badan. Biasanya Mie Ongklok dinikmati bersama dengan sate sapi. Tapi hari ini sate sapinya lagi nggak ada jadi ya cuma mie doang. Harganya murah-meriah loh, cuma 7.000 udah termasuk teh manis. Oh ya, kalau saya nggak salah liat... Mie Ongklong di Dieng cuma ada di depan Telaga Warna. Di daerah dekat dengan penginapan nggak ada yang jual Mie Ongklok sepertinya. Nggak tahu deh, saya yang nggak lihat atau memang nggak ada. Yang saya lihat jualan Mie Ongklok cuma di depan Telaga Warna. Kalau Anda nggak pergi ke Dieng, Mie Ongklok malah banyak ditemui di Wonosobo.
Kirim Artikel anda yg lebih menarik di sini !
Post a Comment Blogger Facebook