Wisbenbae.blogspot.com - Kudeta militer terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan di Turki gagal total. Rakyat turun ke jalan menentang kudeta militer.
Kudeta militer di Turki juga jadi pusat perhatian di Indonesia. Banyak orang di sini yang menganggap Erdogan adalah pemimpin Islam yang layak ditiru. Di sisi lain, Turki adalah negara sekuler. Bagaimana sebenarnya?
Pengamat pertahanan dari Universitas Pertahanan dan Institut Peradaban, Salim Said, membeberkan bagaimana politik Erdogan dan kondisi Turki.
"Tetap Turki tidak menjadikan dirinya negara Islam atau Syariah tetapi prakteknya adalah makin lama makin Islami," ujar Salim kepada Wisbenbae saat ditemui di Institut Peradaban, Jalan Dr Soepomo, Tebet, Jakarta Rabu (20/7).
Berikut petikan wawancara Salim Said dengan Wisbenbae selengkapnya.
Kenapa kudeta Turki yang kemarin gagal?
Gagal ya gagal. Dia memang gagal. Karena ada masyarakat di sana.
Kenapa ada kudeta di Turki? Padahal sebenarnya Erdogan sudah menetralisir tentara?
Macam-macam cara politik, ternyata kemudian ada percobaan kudeta. Siapa yang melakukan? Kelompok tertentu dari tentara. Dulu Turki itu sudah berapa kali dikudeta, tapi dulu itu kudeta itu tentara jadi satu. Sebagai satu badan, sekarang tidak. Hanya kelompok tertentu dari tentara yang tidak didukung banyak tentara. Kepala staf tentara itu bahkan disandera oleh para pelaksana kudeta itu.
Kenapa kudeta sekarang tidak berhasil dan dulu berhasil?
Persoalannya ada yang berubah di masyarakat Turki. Apa yang berubah? Jadi ketika Erdogan itu menyerukan rakyat Turki turun ke jalan melawan kudeta mereka turun.
Apa mereka cinta Erdogan?
Bukan mencintai Erdogan tapi mencintai kemerdekaan negara mereka sendiri. Mereka tidak mau tentara mengatur mereka.
Gejolak politik di Turki itu seperti apa? Apa memang ada gesekan banyak kepentingan? Dan ada gesekan dengan Fethullah Gulen?
Fethullah Gulen itu kiai, dulu temennya Erdogan. Kemudian mereka tidak cocok dan Gulen itu mengasingkan diri ke Amerika. Nah tapi pengikutnya banyak di dalam tentara dan di dalam birokrasi.
Nah menurut Erdogan orang-orangnya yang mengikuti Gulen ini yang mengadakan kudeta. Dia minta Amerika mengekstradisi. Amerika bilang kasih kami bukti. Konon bukti itu sudah diberikan kata pembesar Turki lainnya orang pengikutnya Erdogan itu.
Perbedaan yang ada antara Erdogan dan Gulen, ini dinamika politik. Hari ini berteman besok kita berbeda pendapat. Itulah yang terjadi.
Lain lagi keadaan Turki itu agak repot karena Turki itu menampung 2 juta pengungsi dari Suriah dan itu punya dinamika sendiri dalam masyarakat.
Tapi semua itu apa pun alasannya terbukti kudeta itu tidak berhasil. Sekarang berapa ribu berapa ratus orang yang ditahan Erdogan. Orang-orang itu semua disebut sebagai pengikut Fethullah Gulen.
Apa memang kudeta itu setingan dari Erdogan sendiri?
Saya tidak percaya, itu teori konspirasi. Persoalannya bukan soal dicintai, rakyat itu mencintai kemerdekaannya sendiri. Kalau tentara berkuasa, semua dikontrol tentara. Mereka tidak mau.
Karena ada kepercayaan pada masyarakat, berkembangnya pada masyarakat kelas menengah dan itu umumnya pada orang Islam. Bukan Islam agama saja, tapi Muslim yang taat.
Negara turki kan mayoritas Islam? Apakah kepemimpinan jika Erdogan kembali dikudeta kembali sekular lagi?
Kira-kira 99 persen Islam. Begini, Turki itu mewarisi ideologi sekular sejak Ataturk. Dulu orang Islam tidak boleh memakai pakaian Islam, suruh pakai topi kayak orang Eropa. Azan tidak boleh pake bahasa Arab harus pakai bahasa Tukri. Sangat sekular.
Tapi berkembang saat ini di masyarakat Turki, kebangkitan Islam dimulai dengan perkembangan ekonomi orang-orang dari Anatolia. Lalu kemudian perlahan-lahan orang Islam itu makin kuat. Sehingga Erdogan bisa jadi wali kota Istambul.
Saat kudeta itu Erdogan ke Istambul. Karena itu konstituennya kuat di situ. Nah, tapi Erdogan tidak memberlakukan syariat. Tidak menjadikan Turki negara Islam dia selalu bilang sekular, tapi praktiknya sudah berbeda.
Begitu sekularnya tadinya Turki itu, sehingga istrinya presiden sebelum Erdogan itu namanya Khairunisa dia pakai jilbab. Ditinggal di Istana karena presiden kan suaminya, tentara tidak mau datang ke istana karena dia bilang itu melanggar. Nah itu sudah berubah sekarang.
Tapi tetap Turki tidak menjadikan dirinya negara Islam atau Syariah tetapi prakteknya adalah makin lama makin Islami.
Atas dasar itulah Erdogan berkata kepada presiden Mesir yang dikudeta itu, Mursi. Erdogan ngomong 'sudah tidak usah buat negara Islam. Kita bisa kok jalankan dengan baik, kita tetap sekular bukan negara Islam, tapi bisa jalan. Kamu enggak usah bikin syariat.
Tapi Mursi itu Ikhwanul Muslimin itu memaksakan juga. Orang Muslim sekular akhirnya ketakutan dan mendukung tentara berkuasa kembali. Mereka tidak mengikuti nasehatnya Erdogan.
Seandainya kudeta berhasil, Turki akan seperti apa?
Sangat kacau, karena kekuatan orang kelas menengah. Susah berhasil, akan kacau negeri ini jika itu berhasil.
Selama ini hubungan Indonesia dan Turki seperti apa?
Saya kira tidak ada pengaruh, yang penting bagi kita orang Indonesia kita belajar dari pengalaman Turki.
Tentara bisa berkuasa lewat kudeta itu hanya bisa berhasil kalau ada dukungan dari masyarakat. Tapi kalau tidak ada dukungan ya nasibnya seperti kudeta yang ada di Turki.
Sebaliknya, kenapa kudeta Mesir berhasil menggulingkan Mursi juga di Thailand karena ada dukungan di masyarakat. Kalau tidak ada dukungan dari masyarakat tidak berkuasa.
Ini pelajaran penting bagi Indonesia kalau mau menjaga agar tidak dikuasai tentara. Kekuatan sipil harus diperkuat, kelas menengah harus diperkuat.
Follow @wisbenbae
Post a Comment Blogger Facebook