Kiprah dan kisah Om Erdogan telah membuat orang-orang Indonesia kian cerewet dan rajin berbagi argumen tentangnya di beranda Facebook masing-masing. Berbagi doang, lho, ya. Paham sih nggak.
Oleh Agus Mulyadi
Bagi kebanyakan netizen Indonesia, upaya kudeta presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, oleh pihak militer di sana mungkin menjadi peristiwa yang sangat penting. Saking pentingnya, sampai-sampai mereka lupa untuk bikin tagar #PrayForNice untuk tragedi teror truk di Nice, Prancis, yang menewaskan lebih dari 80 orang. Padahal biasanya, kalau ada kejadian serupa, tagar pray-pray-an dengan segera langsung mengalir deras dari jari-jemari netizen tercinta itu. Bahkan sampai dibela-belain pasang foto profil gambar bendera segala.
Memang sungguh luar biasa Om Erdogan ini. Sebagai orang Turki kedua yang dikenal oleh banyak khalayak Indonesia (nomor satu masih tetap Hakan Sukur), ia benar-benar sukses membuat pak Jokowi jadi figuran di negeri sendiri. Kiprah dan kisahnya telah membuat orang-orang Indonesia kian cerewet dan sibuk berbagi argumen tentangnya di beranda Facebook masing-masing. Berbagi doang, lho, ya. Paham sih nggak.
Yah, sesuai prinsip hidup saat ini: Bereksis-eksis dahulu, paham atau tidak itu masalah kemudian.
Nah, berdasarkan penilaian sikap netizen Indonesia terhadap Erdogan, saya mengamati bahwa masyarakat internet indonesia bisa terbagi menjadi lima golongan. Golongan apa sajakah? Monggodisimak…
Golongan Teman Erdogan
Sesuai namanya, saya yakin, Anda pasti sudah bisa menebak bagaimana tipikal golongan ini. Ya, inilah golongan yang begitu mencintai Erdogan. Merekalah orang-orang pertama yang menuliskan “Allahu Akbar” di kolom komentar berita “Erdogan dan Istrinya Kunjungi Muslim Rohingya”. Padahal, sekali lagi, berita tersebut hanya dibaca judulnya saja oleh mereka.
Bagi mereka, Erdogan adalah role model pemimpin yang cakap dan bisa diharapkan, sosok yang bisa membawa dunia pada kejayaan Islam. Sosok yang mampu membuat suasana sholat subuh di Istanbul laksana sholat Jumat.
Mereka percaya, mengidolakan Erdogan adalah sebagian dari iman. Golongan ini senantiasa pula mengangap bahwa Erdogan sedang berjuang di jalan Allah. Siapapun yang membela Erdogan pastilah sedang membela kebenaran, dan siapapun yang melawan Erdogan pastilah antek zionis dan musuh Tuhan. Kalau Erdogan bikin buku, mereka pasti bakal beli, dan kalau Erdogan bikin channelYoutube, mereka pasti bakal subscribe. Sesederhana itu. Sehitam-putih itu.
Slogan mereka mantap: “Pejah-Gesang nderek Erdogan”
Tentu saya bukan termasuk golongan ini, karena saya meyakini, kejayaan Islam masa modern dimulai dari Jogokariyan, bukan dari Istanbul.
Golongan Anti Erdogan
Lagi-lagi, sesuai namanya, saya yakin, Anda barang tentu sudah dapat menduga bagaimana tipikal golongan ini. Ya, inilah golongan yang begitu anti sama Erdogan. Mereka manganggap bahwa kebaikan Erdogan saat menampung pengungsi muslim Rohingnya hanyalah pencitraan belaka. Tak ada sisi baik satupun dalam diri seorang manusia bernama Erdogan. Pokoknya benci. Titik.
Golongan ini begitu yakin, bahwa Erdogan adalah Presiden yang anti kritik, otoriter, dikit-dikit main tangkap, diktator berkedok agama, antek ISIS dan lain sebangsanya. Golongan ini juga mengangap bahwa kudeta militer terhadap Erdogan adalah kedok yang diskenario oleh Erdogan sendiri. Yah, semacam playing victim gitu lah.
Argumen mereka bagaimana? Tak perlu ditanyalah, mending mikirin apakah betul bumi itu berbentuk jajaran genjang?
Golongan Erdogan Kagol
Nah, inilah golongan yang paling unik. Jumlahnya memang tak banyak, tapi cukup kalau sekadar untuk mewarnai blantika perdebatan linimasa media sosial masyarakat pengangguran Indonesia.
Golongan ini mayoritas terdiri dari mereka yang terjebak dalam pergulatan batin yang maha dahsyat. Mereka ngepens banget sama Erdogan, tapi di satu sisi, mereka anti sama Jonru –iya, Jonru yang suka selfie sambil monyongin mulut itu loh. Nah, di sinilah pergulatan batin yang mereka hadapi: Jonru ternyata juga mengidolakan kakak Erdogan. Lha kan asu jadinya.
Susah bagi mereka untuk mengidolakan tokoh yang juga diidolakan oleh Jonru. Padahal selama ini, mereka selalu memegang prinsip: “Untuk melihat mana yang benar dan mana yang salah, lihat kemana Jonru berpihak dan pilihlah lawannya”. Kondisi inilah yang membuat golongan Erdogan Kagol lebih sering menyepi di pojokan beranda dan hanya sesekali nimbrung kalau kuota masih tersisa.
Di antara lima golongan yang saya sebutkan di sini, golongan inilah yang paling membutuhkan asupan gizi, Omega 3, Asam Folat, Betakaroten, kalsium, dan Vitamin B Kompleks.
Golongan Erdogan Netral
Inilah golongan yang paling berilmu di antara lima golongan yang saya sebutkan. Golongan ini berisi kaum pemikir, analis, dan orang-orang yang rajin membaca, sehingga paham benar dengan peta politik internasional.
Mereka bisa menyikapi konflik dengan bijak dan jernih. Mereka tak pernah mau menjelek-jelekkan Erdogan di Facebook, juga tak pernah sudi memuji Erdogan secara berlebihan. Golongan Erdogan Netral sadar bahwa Erdogan adalah manusia biasa yang di balik prestasinya akan selalu punya cela, dan keburukannya tak menutup segala karya yang telah ia reka.
Saya sendiri sebenarnya ingin sekali masuk masuk dalam golongan ini. Tapi, bagaimana mungkin, mingkem aja aku sulit…
Golongan Es Degan
Nah, inilah golongan yang tidak tahu sama sekali siapa dan apa itu Erdogan. Yang mereka tahu tentang Turki ya cuma sebatas ibu kotanya adalah Ankara.
Golongan ini sering dianggap sebagai golongan yang tertinggal, golongan yang kasihan, golongan yang nggak update. Padahal justru di golongan inilah, berkumpul orang-orang yang bisa santai dan senantiasa tenang menikmati kopi dan udut samsunya…
Prinsip mereka satu: “Penting mbutgawe nggolek badogan, ra kober mikir Erdogan”.
Oke, dari lima jenis golongan ini, apakah Anda sudah menentukan pilihan untuk masuk ke nomor berapa? Saran saya, nomor berapa saja silakan, yang penting jangan lupa satu hal: utang pulsa dilunasin dulu.
Post a Comment Blogger Facebook