Menjalankan ibadah puasa Ramadhan bagi keluarga Muslim pada umumnya mungkin merupakan sesuatu hal yang biasa. Tapi puasa Ramadhan menjadi tidak biasa bagi Muslim di Gaza yang baru pulih dari konflik.
Daily Mail (Sabtu, 20/6) menggambarkan, Muslim Gaza terpaksa menjalani puasa di tengah puing-puing rereuntuhan bagunan. Sebagian besar wilayah mereka hancur dan rusak akibat serangan udara dari Israel dalam konflik 50 hari yang terjadi pertengahan tahun lalu.
Namun demikian, warga Gaza tetap melaksanakan ibadah seperti biasa, baik sahur, berbuka puasa, ataupun sholat. Mereka melakukan ibadah di tengah keterbatasan fasilitas yang ada sambil terus memperbaiki keadaan pasca konflik.
Ada yang berbeda pada pekan awal Ramadhan kali ini. Sekitar 500 warga Palestina diijinkan untuk meninggalkan Gaza dan melaksanakan ibadah shalat Jumat di masjid bersejarah Al-Aqsa yang berada di wilayah pendudukan Israel.
Mereka diijinkan untuk masuk ke dalam masjid tanpa ijin. Padahal bisanya, untuk bisa masuk ke Masjid Al-Aqsa, mereka harus melalui pos pemeriksaan khusus.
Kendati demikian, polisi masih berjaga di perbatasan dengan membawa senapan.
"Ini adalah tempat paling suci bagi umat Islam di Palestina, dan kami sangat gembira bisa melakukan perjalanan," kata salah seorang warga Gaza yang melakukan perjalanan ke Masjid Al-Aqsa.
Diketahui, Gaza luluh lantah akibat konflik selama 50 hari yang terjadi sejak Juli hingga akhir Agustus 2014 lalu. Selama periode tersebut, merujuk pada catatan PBB, ada setidaknya 2.189 warga Palestina tewas, termasuk lebih dari 1.486 di antaranya adalah warga sipil.
Post a Comment Blogger Facebook