Sejumlah pimpinan organisasi buruh di Indonesia merasa sangat tersanjung karena diajak Presiden Joko Widodo ke Semarang, Jawa Tengah, untuk meresmikan pembangunan satu juta rumah untuk buruh. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Ghani Nena Wea mengatakan, perlakuan Presiden kepada mereka selama perjalanan sangat istimewa.
Jokowi mengajak mereka bersama sejumlah menteri Kabinet Kerja menuju lokasi peresmian dengan menumpang pesawat kepresidenan.
"Ini sejarah bagi kaum buruh di Indonesia, ya. Jokowi jadi presiden pertama di Indonesia yang mengajak pimpinan organisasi buruh naik pesawat kepresidenan," ujar Andi Ghani, yang turut dalam rombongan, kepada Kompas.com, Rabu (29/4/2015).
"Belum ada pemerintahan sebelum Jokowi yang memperlakukan buruh seperti itu. Baru Jokowi saja. Yang sebelum-sebelumnya selalu menjaga jarak dan cenderung formalitas saja jika bertemu kami," lanjut Andi.
Menurut dia, dalam perjalanan itu ada dua momen yang membuat pimpinan organisasi buruh yakin bahwa Jokowi peduli dengan nasib buruh. Pertama, kata Andi, pada saat pesawat mengudara, Jokowi berdiri dan berjalan ke bangku barisan belakang untuk berkomunikasi dengan para pimpinan buruh.
"Presiden yang menghampiri kami. Dia pesan saja supaya May Day 1 Mei 2015 berjalan aman. Kami langsung sampaikan komitmen juga untuk menjaga keamanan," ujar Andi.
Dalam pesawat tersebut, sejumlah menteri ikut dalam rombongan, antara lain Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
***
Sebelumnya, para pimpinan Mahasiswa juga diundang ke Istana. Undangan diskusi dan makan siang di istana digelar Wantimpres pada Selasa (21/4) lalu. Acara berlangsung dari pukul 12 siang pukul 4 sore di ruang rapat besar Gedung Wantimpres, Komplek Istana, Jalan Veteran, Jakarta Pusat.
Pihak istana mengundang ketua-ketua BEM dan organisasi ekstra mahasiswa. Namun, tak semua BEM mau diajak ke istana. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia dengan tegas menolak undangan Dewan Pertimbangan Presiden sebagai narasumber. Hal ini disampaikan BEM UI melalui surat terbuka yang dibacakan di area Stasiun UI Depok, Selasa 21 April 2015.
Banyak yang menilai langkah yang dilakukan pihak Istana ini dalam rangka 'melumpuhkan' gerakan mahasiswa dan buruh, terutama terkait Aksi Buruh 1 Mei dan Aksi Mahasiswa 20 Mei.
Beberapa waktu terakhir ini mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia sudah turun ke jalan dengan Aksi Ultimatum Jokowi. Bahkan mahasiswa sudah mencanangkan 20 Mei sebagai hari terakhir bagi Jokowi.
lanjutin di sini !
Follow @wisbenbae
Post a Comment Blogger Facebook