SATU dekade sudah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin negeri. Hari ini tiba masanya dia menanggalkan jabatannya sebagai presiden. Para pembantu presiden yang kali pertama dipilih langsung oleh rakyat itu memiliki kesan mendalam terhadapnya.
-----------------
SEKARING RATRI ADANINGGAR, Jakarta
----------------
SELAIN keluaga inti, menteri, staf khusus, dan kepala lembaga adalah pihak yang sangat dekat dengan SBY. Mereka adalah sebagian dari kalangan yang paling banyak menemani pria kelahiran Pacitan itu dalam memimpin pemerintahan selama sepuluh tahun terakhir.
Dino Patti Djalal, wakil menteri luar negeri, yang juga pernah menjadi juru bicara kepresidenan bidang isu-isu luar negeri, adalah salah satunya.
Dino menilai SBY sebagai sosok perfeksionis. Masuk lingkungan istana sejak 2004 menjadikan Dino sosok yang sangat dekat dengan SBY. Menurut Dino, dalam setiap acara apa pun, SBY selalu turun tangan untuk memastikan acara tersebut berlangsung lancar.
"Perfeksionis. Hal-hal kecil semuanya diperhatikan oleh beliau. Mulai mikrofon, jumlah tamu, sampai bagaimana susunan tempat duduk mereka. Sangat detail," papar Dino Sabtu lalu (18/10).
Dalam urusan pidato, SBY juga sangat detail. Semasa menjadi juru bicara, Dino sering ditugasi untuk menjadi speechwriter. Sering naskah pidato itu dikembalikan SBY karena kurang sempurna.
"Setiap kata dibaca. Jangankan salah ejaan, salah posisi koma saja beliau tahu. Tapi, bagi saya itu enak, plong rasanya. Kalau sudah di-approved, berarti itu sepenuhnya milik beliau," terangnya.
Di mata Dino, SBY adalah sosok pekerja keras. Pria berusia 65 tahun itu, menurut Dino, terbiasa bekerja hingga larut malam. Jam tidurnya pun cukup pendek. Hanya sekitar tiga atau empat jam sehari.
Ayah tiga anak tersebut mengisahkan, setiap kali SBY melakukan lawatan atau kunjungan kenegaraan ke mancanegara, dirinya yang bertugas membuat laporan dan semacamnya. Dino kerap dipanggil untuk melaporkan tugasnya dini hari, menjelang subuh.
"Padahal, kami baru tidur jam 2 pagi, jam 4 saya sudah dibangunin. Beliau bilang: Pak Dino datang (ke kamar SBY, Red) nggak usah pakai baju yang resmi-resmi," kenang dia.
Dino berani menghadap SBY dengan hanya memakai kaus. Namun, tidak demikian Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. Dia selalu menyempatkan diri memakai jas sebelum menghadap SBY.
"Sampai-sampai beliau (SBY) bilang, mungkin Pak Marty ini tidur pun pakai jas," beber Dino.
Sesuai dengan penampilannya yang kalem, SBY disebut Dino sebagai pemimpin yang sabar. Tidak pernah sekali pun dia melihat yang bersangkutan kehilangan kontrol.
"Saya sering kali melihat beliau harus benar-benar menahan diri kalau mendapatkan fitnah atau kritik yang jauh dari kewajaran," paparnya.
Meski begitu, tidak banyak yang tahu bahwa SBY adalah sosok yang humoris. Meski tidak banyak diketahui publik, orang-orang terdekat SBY sering dibuat tertawa oleh canda sang presiden.
"Dengan ajudan, staf, dan menteri, beliau joke (bercanda) melulu. Semua orang tahu itu. Setiap lagi makan siang, kelar rapat, lalu ngobrol-ngobrol, selalu beliau bercanda," bebernya.
Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah yang baru diangkat sebagai duta besar RI untuk Kanada punya penilaian yang sama. Dia menilai SBY sebagai sosok yang perfeksionis dan hebat di banyak bidang. Hal itu membuat Faiz "sapaan Teuku Faizasyah" dkk kerap stres karena tuntutan pekerjaan yang tinggi.
"Dengan standar tinggi, kami harus menyelesaikannya dengan cepat. Kami pun harus siap selama 24 jam," ungkap Faiz.
"Beliau bisa mengetahui kesalahan kecil, misalnya grammar atau ada kata yang kurang karena kami sudah terlalu lelah," lanjutnya.
Sementara itu, Menko Perekonomian Chairul Tanjung memandang SBY sebagai sosok pemimpin yang rela berkorban. SBY juga hebat dalam menahan diri demi menjaga kestabilan di bidang politik, keamanan, dan ekonomi. Meski memiliki latar belakang militer, SBY bukan sosok pemimpin yang keras.
"Bayangkan, beliau berlatar belakang militer, jenderal bintang empat, tapi mau bersabar. Mau mengalah supaya jangan patah di tengah jalan," puji CT, sapaan Chairul Tanjung.
Pada awalnya, CT menilai SBY kelewat sabar. Namun, lama-kelamaan dia memahami bahwa sikap SBY itu mampu membawa Indonesia menjadi negara yang punya stabilitas dan pertumbuhan perekonomian yang hebat sepuluh tahun terakhir.
Menkum HAM Amir Syamsuddin punya pengalaman diomeli SBY. Hal itu terjadi setelah meletusnya kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta, Medan, Juli 2013.
"Saya pernah diomelin beliau. Itu karena bapak tahu soal kerusuhan Tanjung Gusta dari media terlebih dahulu daripada dari saya," kenang Amir.
Meski pernah kena semprot, Amir menilai SBY sebagai sosok yang sangat pemaaf. Itu pula yang membuat SBY bisa mengontrol emosi dengan sangat baik. "Adalah suatu kehormatan bagi saya bisa menjadi pembantu beliau selama tiga tahun," ucap Amir.
Terima kasih, Pak SBY. (*/c9/sof)
Post a Comment Blogger Facebook