JAKARTA - Janji calon presiden Joko Widodo untuk menjadikan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional berpotensi memecah belah umat Islam. Karena sudah diperingati sebagai Tahun Baru Islam, maka tak perlu 1 Muharam jadi Hari Santri Nasional.
Demikian disampaikan Ketua Umum Pusat Persatuan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa Aizzudin Abdurrahman dalam keterangan yang diterima Wisbenbae di Jakarta, Jumat (4/7/2014). Menurutnya 1 Muharam adalah hari bagi seluruh umat Islam.
Penetapan 1 Muharam sebagai Hari Santri juga bertentangan dengan prinsip Islam Rahmatan Lil Alamin. Karena Muharam adalah bulan dengan berbagai macam keutamaan yang semuanya digaransi oleh Tuhan. Sehingga santri dinilai tak etis mengklaim secara sepihak keutamaan tersebut.
"Sebaliknya santri sebagai bagian umat Islam itu sendiri sangat dianjurkan mengisi Muharam dengan ibadah sunnah yang telah dicontohkan Nabi Muhammad. Prinsip ke-NU-an, tawazun, tasamuh, tawasuth dan i'tidal tidak boleh bengkok apalagi luntur" terang Aizzudin.
Ia menilai 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional hanyalah komoditas politik menjelang pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014. Semestinya santri tidak dijadikan martir untuk diadu domba. Lagipula tak ada catatan sejarah 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional.
Demikian disampaikan Ketua Umum Pusat Persatuan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa Aizzudin Abdurrahman dalam keterangan yang diterima Wisbenbae di Jakarta, Jumat (4/7/2014). Menurutnya 1 Muharam adalah hari bagi seluruh umat Islam.
"1 Muharam sudah diperingati sebagai Tahun Baru Islam dan sudah barang tentu milik seluruh umat Islam, tanpa memandang status sosialnya di masyarakat. Jika ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional artinya menafikan umat Islam lainnya," ujar Aizzudin.
Penetapan 1 Muharam sebagai Hari Santri juga bertentangan dengan prinsip Islam Rahmatan Lil Alamin. Karena Muharam adalah bulan dengan berbagai macam keutamaan yang semuanya digaransi oleh Tuhan. Sehingga santri dinilai tak etis mengklaim secara sepihak keutamaan tersebut.
"Sebaliknya santri sebagai bagian umat Islam itu sendiri sangat dianjurkan mengisi Muharam dengan ibadah sunnah yang telah dicontohkan Nabi Muhammad. Prinsip ke-NU-an, tawazun, tasamuh, tawasuth dan i'tidal tidak boleh bengkok apalagi luntur" terang Aizzudin.
Ia menilai 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional hanyalah komoditas politik menjelang pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014. Semestinya santri tidak dijadikan martir untuk diadu domba. Lagipula tak ada catatan sejarah 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional.
Post a Comment Blogger Facebook