GuidePedia

0
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhav4dNo5Bq_90dpES0K2Bb9hh69AOYyV57rzPpmp6gsAcJc0Sj9O_RfHvVUw1XyzViAK9Cb6ADG7GUddSZgkCw10uSM2Vgk5YEKlXKWZyT3k3Y1IhO7mLkmKb0RiqPBVGpYHto/s320/munir-2010.jpg

Jakarta – Jelang pemilihan umum presiden ini barisan elite politik berkoar-koar meneriakkan penegakan Hak Asasi Manusia. Teriakan para pahlawan kesiangan itu disambut semarak oleh aktivis-aktivis LSM. Padahal, mereka tahu ada tokoh pelanggar HAM yang harus disembunyikan.


Satu kasus HAM yang masih misterius, namun sayangnya makin jarang dibicarakan, adalah kasus pembunuhan tokoh penegak HAM Indonesia, yang sampai sekarang jadi legenda, Munir Said Thalib atau lebih dikenal dengan Munir.

Sejak 1998, Munir tertarik pada kasus penghilangan paksa para aktivis. Dan kasus itu rupanya juga menarik minat Munir untuk dijadikan bahan tesis di Universitas Utrecht Belanda pada 2004. Pria berdarah Timur Tengah itu bahkan sudah menyiapkan proposal tesisnya. Walau kasus itu sudah lewat enam tahun, tetapi Munir agaknya mengetahui aktor-aktor kunci dari kasus tersebut.

“Pengetahuan almarhum pada peristiwa tahun 1998 sangat mendalam. Jika diuraikan dalam persidangan akademis yang terbuka di Universitas Utrecht, maka bisa tersingkap permainan kotor para aktor di balik penghilangan sejumlah aktivis 1998,” ujar politisi Partai Gerindra Iwan Sumule, dalam pernyataan persnya yang diterima redaksi, Jumat malam 4 Juli 2014).

Kasus lainnya yang menarik perhatian Munir adalah tewasnya Ketua Presidium Dewan Papua (PDP), Theys Hiyo Eluay, pada 10 November 2001. “Ketika Theys mendadak tewas di Muara Tami, Jayapura, kabar pun cepat menyebar. Munir menepis dugaan Theys dibunuh karena urusan bisnis (Tempo, 18/4/2002). Sebaliknya Munir justru melihat ada kepentingan lain di balik penghilangan nyawa Theys,” urainya.

Tapi, rencana mulia Munir kandas dengan cara mengerikan. Ia dibunuh dengan racun dalam perjalannnya ke Belanda. Kala itu, Megawati Soekarnoputri masih menjabat Presiden RI.

Di sisi lain beberapa fakta menunjukkan adanya kesaksian Agus, ayah dari Kapten Rianaldo, salah seorang perwira terperiksa dalam kasus Theys. Dalam suratnya, Agus menyatakan puteranya telah ditekan menantu Kepala BIN saat itu Abdul Makhmud Hendropriyono (AM Hendropriyono), yaitu Mayor Andika Perkasa, agar mengakui pembunuhan terhadap Theys dengan iming-iming jabatan kepada Rianaldo di jajaran BIN. Hendropriyono sekarang adalah salah satu purnawirawan ABRI yang menyokong pemenangan Jokowi-JK.

“Kuat dugaan bahan tesis Munir di Universitas Ultrecht Belanda itulah yang menyebabkan Munir tewas diracun, karena dikhawatirkan dapat menyingkap permainan kotor para aktor di balik penghilangan paksa aktivis 1998 dan Pembunuhan Theys,” ujar Iwan.

Dalam penjelasan tertulisnya, Iwan menyertakan sebuah link video dari Youtube, yang dapat mengidentifikasi siapa aktor intelektual pelanggar HAM dan kenapa mereka mendukung pasangan calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.



Ternyata, kasus pembunuhan Munir tidak masuk dalam agenda penuntasan kasus HAM yang tertera dalam visi-misi Jokowi-JK yang diterima Komisi Pemilihan Umum. “Video itu menegaskan, tertulis dan termuat dalam visi dan misi Jokowi-JK yang ada di KPU pada poin ff. Demi melindungi pembunuh Munir yang ada dalam koalisi, kasus pembunuhan Munir ditiadakan,” tandasnya.

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top