Penampilan Jokowi di acara deklarasi kampanye damai hari Selasa, 3 Juni 2014 di Wisma Bidakara, Jakarta menjadi perbincangan hangat di media sosial. Pasalnya, capres nomor urut dua ini terlihat sangat kaku dan tegang. Menurut Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman, ketegangan Jokowi adalah bukti ia belum siap untuk memimpin Indonesia.
Selain itu, Jajat juga menambahkan cara berpakaian Jokowi kurang layak untuk dipakai dalam acara yang bersifat resmi. Sebabnya, kemeja kotak-kotak yang dipilih Jokowi terkesan tidak sopan, apalagi dengan lengan setengah tergulung.
"Tidak layak rasanya melihat seorang Capres berdiri di atas panggung dengan seragam seperti itu, sementara semua peserta yang hadir memakai pakaian resmi, Jokowi malah memakai kemeja kotak-kotak lusuh, lengan yang tergulung juga menyimbolkan bahwa beliau tidak bisa membedakan sifat sebuah acara. Apapun alasannya, seorang Capres harus bisa merepresentasikan diri dengan baik, tidak bisa hanya mengedepankan pembangunan citra", tegas Jajat.
Jajat lanjut menjelaskan bahwa hal-hal kecil seperti ini bisa menjadi bahan penilaian untuk rakyat Indonesia. â??Kegagalan Jokowi dalam merepresentasikan diri harus kita lihat sebagai tonggak kelayakan beliau untuk memimpin Indonesia, jangan sampai negara ini dicitrakan sebagai negara komedi, karena seorang Jokowi yang tidak berwibawaâ??, demikian Jajat dalam rilis persnya.
"Sangat aneh melihat semua peserta deklarasi bertepuk tangan, namun Jokowi malah diam kaku, entah apa sebabnya namun itu adalah bukti nyata bahwa Jokowi tidak pantas memimpin Indonesia. Belum lagi kita bicara jomplangnya pidato Jokowi dengan Prabowo. Prabowo dengan santai menyebut nama Jokowi, sementara itu Jokowi sama sekali tidak menyebut nama Prabowo. Jokowi juga terlihat aktif menghindari kontak mata dengan Prabowo. Terakhir, Jokowi terlihat tidak mengikuti panduan MC saat prosesi penandatanganan prasasti. Ini baru acara bersifat nasional, bagaimana nanti kalau harus mewakili bangsa ini di kancah internasional?" ujar Jajat.
Selain itu, Jajat juga menambahkan cara berpakaian Jokowi kurang layak untuk dipakai dalam acara yang bersifat resmi. Sebabnya, kemeja kotak-kotak yang dipilih Jokowi terkesan tidak sopan, apalagi dengan lengan setengah tergulung.
"Tidak layak rasanya melihat seorang Capres berdiri di atas panggung dengan seragam seperti itu, sementara semua peserta yang hadir memakai pakaian resmi, Jokowi malah memakai kemeja kotak-kotak lusuh, lengan yang tergulung juga menyimbolkan bahwa beliau tidak bisa membedakan sifat sebuah acara. Apapun alasannya, seorang Capres harus bisa merepresentasikan diri dengan baik, tidak bisa hanya mengedepankan pembangunan citra", tegas Jajat.
Jajat lanjut menjelaskan bahwa hal-hal kecil seperti ini bisa menjadi bahan penilaian untuk rakyat Indonesia. â??Kegagalan Jokowi dalam merepresentasikan diri harus kita lihat sebagai tonggak kelayakan beliau untuk memimpin Indonesia, jangan sampai negara ini dicitrakan sebagai negara komedi, karena seorang Jokowi yang tidak berwibawaâ??, demikian Jajat dalam rilis persnya.
Post a Comment Blogger Facebook