Aipda Komang Sarjana
Kepolisian Daerah Bali membebastugaskan anggota polisi penerima “uang damai”. Ini menyusul beredarnya video di Youtube yang menayangkan anggota Polantas Bali tengah menerima “uang damai” saat menilang turis asal Belanda yang tak menggunakan helm.
Tak hanya menilang, anggota itu juga sempat menraktir si turis bernama Van Der Spek itu dengan uang hasil tilangnya. “Kami sangat menyesalkan peristiwa itu,” kata Kabid Humas Polda Bali Komisaris Besar Hariadi
Hariadi mengatakan, institusinya memberi sanksi tegas atas tindakan tak terpuji anggotanya.
Apa sanksi buat petugas nakal itu? Hadiadi berjanji akan memberi sanksi sesuai kententuan yang berlaku. Sekarang polisi itu sedang diperiksa Divisi Profesi dan Pengamanan. “Kami lihat sejauh mana nanti hasil penyelidikan.”
Tilang Rp200 Ribu
Dalam video yang diunggah pada 1 April itu, si polisi itu fasih berbahasa Inggris. Dia kemudian menjelaskan jika pelanggaran itu diurus ke pengadilan, maka turis ini harus membayar denda Rp1,25 juta. Namun jika bayar di pos polisi hanya Rp200 ribu.
Dalam video ini, Van Der Spek mengatakan tidak mau berurusan dengan pengadilan. Dia bersedia membayar denda Rp200 ribu. Tentu saja saat membayar semua direkam dengan menggunakan kamera tersembunyi.
Usai membayar, Polisi ini kemudian menawarkan keramahannya dengan membelikan turis Belanda ini bir dari uang hasil tilang itu. “Saya akan membelikan kamu bir. Rp100 ribu ini untuk bir, Rp100 ribu untuk pemerintah saya,” ujar polisi itu dalam bahasa Inggris.
Akhirnya oknum polisi bersama seorang temannya dan turis Belanda minum bir bersama di pos polisi.
Siapa mereka?
Kepala Sub Bagian Humas Polres Badung, Bali, Ajun Komisaris Made Dina mengkonfirmasi bahwa polisi itu adalah Aipda Komang Sarjana. “Ya, dia memang bertugas di Polres Badung,” kata Dina.
Dina enggan berkomentar lebih jauh tentang perilaku Aipda KS. Sebab, petugas yang mencoreng citra Polri itu tengah menjalani pemeriksaan.
Sedangkan turis itu, bernama lengkap Kees Van Der Spek. Dia seorang jurnalis televisi Belanda yang khusus membuat liputan investigasi kriminal.
Pria kelahiran 1964 itu menjadi jurnalis pada program bertajuk “Peter R. de Vries.” Program ini menayangkan berita investigasi rahasia.
Soal riwayat pendidikannya, Van Der Spek adalah lulusan NHTV Breda, European School of Bergen New York, CSG Oude Hoven Gorinchem, Moderne Humaniora Bujumbura, dan Vrije Atheneum Paramaribo.
Meski demikian, Polda Bali belum bisa memastikan profesi Van Der Spek sesungguhnya. “Kami belum dapat datanya,” kata Hariadi.