Sebagian dari kamu mungkin merasa terlecehkan inteligensinya dengan membaca judul artikel ini. Bah, cetek banget Wisbenbae beginian aja kok dibahas? Tapi sebagian lagi, mungkin justru merasa tercerahkan, karena ternyata ada orang-orang yang gak bisa membedakan kedua candi ini. Mungkin karena sibuk Go International, jadi gak sempet memperhatikan konten lokal. Atau karena bagi mereka candi hanyalah tumpukan batu dari masa lalu. Mungkin aja. Tapi karena kami baik hati, dan kurang kerjaan, berikut ini kami sajikan perbedaan dan persamaan paling mendasar, yang tidak perlu seorang ahli sejarah dan arkeologi untuk menjelaskan, antara kedua candi ini.
Perbedaan
Bentuknya
Borobudur: Lebih gendut. Kalo dilihat dari atas, Borobudur ini bentuknya kayak mandala gitu, kalo dari depan bentuknya seperti stupa. Tau stupa dong ya? Yang bentuknya kayak lonceng gitu. Kebangetan kalo gak tau mah.
Ini namanya Borobudur
Prambanan: Lebih langsing. Bentuknya melengkung kayak sarang lebah gitu, dan ada tingkat-tingkat kecilnya. Jenis arsitektur candi Hindu kuno yang disebut Vesara.
Ini namanya Candi Prambanan
Agamanya
Borobudur: Candi Buddha Mahayana
Prambanan: Candi Hindu
Wangsa/Dinastinya
Borobudur: Sailendra.
Prambanan: Sanjaya
Persamaan
Dibangunnya
Sama-sama pada abad ke 9. Eh apa duluan Borobudur ya? Pokoknya mereka barengan lah kira-kira, karena wangsa Sailendra yang menganut Buddha Mahayana dan Sanjaya yang menganut Hindu itu tetanggaan dan saling bertoleransi. Eh apa mereka saling membangun kedua candi ini untuk saing-saingan ya? Mwahahaha. Gak tahu juga, tapi pokoknya mereka dibangun pada sekitar masa yang sama.
Terbengkalainya
Secara posisinya deketan dan sama-sama di kaki gunung Merapi, jadi pada sekitar abad ke 10 atau 11 gitu, ketika Merapi erupsi dan ada gempa bumi jugak, kontur tanah di sekitar situ berubah sehingga kedua candi ini tertimbun. Selain itu, ketika itu Islam mulai masuk dan memudarkan kedua dinasti ini dari Jawa. Lokasi kedua candi ini pun dimodif sedemikian rupa dalam cerita rakyat agar tidak ada yang berani mendekati. Borobudur misalnya pada masa kesultanan Jogjakarta, dianggap tabu dan tidak boleh didekati karena membawa kutuk. Sementara Prambanan, pada masa kesultanan Mataram dianggap sebagai jelmaan Loro Jongrang yang menolak menikahi Bandung Bondowoso yang sudah bersusah payah membangun ribuan candi dalam semalam untuk si Loro. Padahal sebetulnya kedua candi ini hanyalah tempat ibadah biasa. Tapi ya gitu deh, politik propaganda, biar gak ada yang kembali ke agama awal lagi. Azek.
Tempat Ibadah
Ya kayak kami bilang tadi diatas, kedua candi ini adalah tempat ibadah dari kedua agama tersebut. Si Prambanan untuk memuja Trimurti (Siwa, Wisnu, Brahma) sedangkan Borobudur menyimbolkan ‘alam’ dalam kosmologi Budhist, yaitu Kamadatu (alam segala keinginan dan hasrat), Rupadatu (alam segala bentuk dan rupa), Arupadatu (Alam niskala, euh apa ya terjemahan bebasnya, dunia maya? Alam tanpa kemelekatan bentuk? Gitu deh pokoknya). Jadi kalau kamu iseng meratiin reliefnya Borobudur itu sebetulnya ada ceritanya, semacam kitab suci gitu lah. Tapi instead of nulis di daun lontar, mereka memahatnya di batu Andesit. Keren banget!
Yah gitu deh. Jangan sampai salah ya.
Kayak gini
Ngomong-ngomong seru juga ya ngebahas Candi Borobudur dan Prambanan. Lain kali dibikinin artikel sendiri deh. Boleh ya? Boleh dong. Ada yang mau nambahin? Silakan tambahin di comments.