Berada di atas Canopy Bridge.
Di pagi yang cerah sekitar pukul delapan pagi, selepas menyelesaikan sarapan di hotel di Balikpapan. Saya bergegas untuk check out dari hotel dan kemudian saya duduk di lobi, menunggu kawan yang akan menemani saya melancong di sekitar kota Balikpapan.
Sesuai dengan rencana sebelumnya, saya dan keempat kawan saya berencana untuk mengunjungi kawasan Bukit Bangkirai. Kawasan hijau yang merupakan kawasan hutan konservasi yang terletak di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Untuk melihat keindahannya, dibutuhkan jarak tempuh sekitar 50 km yang menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam. Perjalanan yang cukup jauh, tapi tidak membosankan, karena di sepanjang perjalanan menuju Bukit Bangkirai, saya disuguhkan pemandangan bukit bukit nan hijau dan hutan yang penuh dengan pepohonan. Suasana dalam perjalanan menjadi semakin seru saat mobil melaju memasuki hutan, melewati jalan kecil yang berkelok, berbatu dan berkerikil, membuat mobil jadi bergoyang.
Menara tangga menuju Canopy Bridge.
Bukit Bangkirai sendiri merupakan kawasan hutan hujan tropis yang dilindungi dan dikelola oleh PT. Inhutani I. Disini, terhampar luas hutan yang masih alami. Kawasan yang luasnya mencapai 1.500 hektar ini dijadikan wisata alam yang dapat dikunjungi oleh masyarakat umum. Hamparan hutan hujan tropis ini diberi nama Bukit Bangkirai karena disini tumbuh Pohon Bangkirai. Pohon ini merupakan tumbuhan berkayu keras dan kuat. Pohon Bangkirai bisa berdiameter hingga 120 cm dan dapat mencapai tinggi sekitar 40 meter. Pohon yang memiliki kayu yang berwarna kuning dengan tingkat kekerasan kayu Pohon Bangkirai yang cukup tinggi. Tak heran kalau jenis kayu ini sering di pergunakan untuk jembatan, bantalan rel kereta api, perahu kayu, konstruksi bangunan dan lain sebagainya. Saat berada di kawasan Bukit Bangkirai, saya merasa takjub dengan memandangi besarnya pohon Bangkirai yang berumur lebih dari 150 tahun.
Satu hal yang menjadi daya tarik kawasan Bukit Bangkirai adalah Canopy Bridge atau jembatan tajuk yang dibuat menggantung diantara lima pohon Bangkirai yang tumbuh di kawasan ini. Jembatan ini menggantung di Pohon Bangkirai setinggi kurang lebih 30 meter dari atas tanah. Faktor kekerasan, ketinggian dan kekuatan Pohon Bangkirai inilah yang menjadikan dasar PT. Inhutani I, untuk membuat jembatan tajuk. Bagi penduduk di Kalimantan Timur pasti sudah tidak asing lagi dengan jembatan tajuk ini. Jembatan ini terkenal karena merupakan jembatan tajuk pertama yang ada di Indonesia, kedua di Asia dan kedelapan di dunia.
Pelancong yang memiliki rasa takut berada di ketinggian, dapat mencoba untuk menguji nyali dengan cara menyusuri jembatan tajuk ini. Untuk orang yang tidak memiliki rasa takut akan ketinggian, mungkin bukan suatu masalah. Saya saja, orang yang termasuk tidak memiliki ketakutan terhadap ketinggian, sempat merasa takut dan berdebar debar saat menyusuri jembatan ini.
Gapura selamat datang.
Saat menaiki anak tangga yang pertama rasa takut mulai menghampiri, saya melangkah menaiki anak tangga satu persatu. Entah ada berapa anak tangga, yang saya ingat kira-kira perlu waktu sekitar tiga menit untuk mencapai puncak tangga.
Sesampainya di puncak tangga, saya menemukan pemandangan yang sangat indah, sepanjang mata memandang terlihat hamparan luas hutan hujan tropis, terlihat hijau dan segar. Ketika kaki saya berpijak di ujung puncak tangga, didepan saya tepat terlilit jembatan tajuk yang menghubungkan pohon bangkirai yang satu dengan pohon bangkirai yang lainnya. Uji nyali dimulai. Di mulai dengan membaca doa dalam hati, saya melangkahkan langkah saya yang pertama di atas jembatan, pada saat jembatan bergoyang dan seketika hormon adrenalin saya naik, sangat menegangkan sekali rasanya. Saat itu, saya berupaya untuk tetap menenangkan diri, saya sambil terus berupaya melangkahkan kaki saya menyusuri jembatan.
Saat diri sudah mulai tenang, saya melanjutkan langkah saya selanjutnya, rasa takut perlahan luntur ditelan keberanian saya. Terus melangkah, jembatan terus bergoyang seiring dengan langkah kaki saya dan kedua kawan saya. Goyangan di ketinggian 30 meter inilah, yang membawa kenikmatan tersendiri. Sambil menyusuri jembatan, saya menikmati keindahan hutan hujan tropis yang masih asri, sesekali ditemani bunyi burung dan tidak lupa pula untuk berfoto.
Sekitar setengah jam lebih saya beruji nyali di ketinggian, saya kembali ke ujung tangga untuk kembali turun menyusuri anak tangga. Rasa penasaran saya akan jembatan tajuk di Bukit Bangkirai telah terlampiaskan. Puas rasanya. Tempat ini sangat menarik dan sangat direkomendasikan untuk semua pelancong yang menginginkan jenis liburan yang berbeda.
Penasaran dengan sensasi dan ingin menguji adrenalin anda, silahkan kunjungi Bukit Bangkirai dan temukan pesona dan uji nyalinya.