Berada di Kota Pacitan yang sangat kecil dan sepi ini membuat saya bingung karena emang nggak ada apa-apa. Saya juga bimbang antara mau bermalam di Pacitan atau meneruskan perjalanan ke Jogja. Memang ada beberapa hotel di Kota Pacitan, tapi nggak tahu juga ratenya berapa. Kalaupun menginap di hotel bisa-bisa uang saya akan menipis untuk melanjutkan perjalanan ke Jawa Tengah dan balik lagi ke Surabaya. Saya hanya berpikir mencari SPBU terlebih dahulu untuk shalat isya' dan mungkin saja saya bisa tidur di musholanya.
Saya akhirnya mendapatkan SPBU, kemudian saya shalat. Selesai shalat saya beristirahat, namun tidak lama kemudian lampu SPBU dimatikan. Waduh berarti SPBU ini nggak 24 jam. Padahal di depan itu tertulis buka 24 jam. Kembali memutar otak, kebetulan di mushola juga ada dua orang yang berhenti untuk shalat. Saya ajak ngobrol kedua orang tersebut, ternyata mereka dari Solo. Kemudian saya menanyakan jalan ke arah Jogja. Saya disarankan untuk lewat jalur tengah karena lebih banyak kendaraan yang lewat jika dibandingkan saya harus menelusuri pantai untuk sampai Tepus (Wonosari). Menelusuri pantai berarti jauuhh lebih sepi dan mungkin nggak ada orang yang lewat. Pemukiman warga juga sangat berjauhan.
Dengan bekal informasi tersebut saya yakin malam ini akan melanjutkan perjalanan sampai Jogja. Cek trip meter di motor saya sudah menempuh perjalanan 400 km semenjak dari Surabaya tadi pagi. Indikator fuel meter juga masih full, hanya berkurang satu bar. Paling tidak bahan bakar ini masih cukup untuk berjalan lebih dari 200 km lagi. Lebih dari cukup untuk menempuh perjalanan Pacitan-Jogja asal saya nggak nyasar nantinya.
Mesin motor saya nyalakan kemudian saya berangkat setelah berpamitan dengan dua orang asal Solo tadi. Suara motor memecah kesunyian malam Kota Pacitan. Baru berjalan beberapa kilometer saya sudah memasuki area luar kota. Jalan mulai menanjak naik dengan beberapa lubang di sepanjang jalan yang membuat saya harus berhati-hati. Walaupun sepi tapi jalan antara Pacitan-Wonosari-Jogja ini jauh lebih baik daripada jalan Trenggalek-Pacitan. Beberapa bagian jalan memang berlubang, namun jalan lebih lebar dan pemukiman penduduk lebih rapat. Setiap 500 meter sampai 1 kilometer terdapat rumah-rumah penduduk. Tidak ada penerangan jalan yang bisa diandalkan disini kecuali dari lampu kendaraan sendiri. Mobil-mobil yang lewat di dominasi oleh truck dengan frekuensi yang sangat jarang. Ingin sekali rasanya barengin truck-truck tersebut untuk memberikan rasa aman. Tapi truck-truck itu berjalan sangat lambat, saya nggak sabar mengimbanginya. Mending ngacir sendiri, padwahal kecepatan saya juga cuma antara 60-80 km/jam tergantung kondisi jalannya. Kadang ada yang bagus, kadang ada yang jelek. Kadang baguus banget tapi tiba-tiba ada lubang yang dalam.
Jalan perbukitan yang menanjak memang sudah menjadi ciri daerah selatan Pulau Jawa ini. Anda harus sangat berhati-hati dan tidak perlu bernafsu membuka gas terlalu dalam dengan kondisi jalan seperti ini. Banyak sekali tikungan buta di depan Anda. Artinya sebelum menikung Anda tidak bisa melihat apa yang ada di depan Anda. Sudah masuk ke daerah Wonosari jalan sudah bagus tapi masih sempit. Tidak masalah menggeber sampai 110 km/jam di jalan yang sangat sepi ini. Hehe..
Singkat cerita saya tiba di Kota Wonosari tepat saat tengah malah pukul 24.00. Wonosari masih ada kehidupan jam segitu. Para pedangan makanan di pinggir jalan mulai membongkar lapaknya. SPBU yang buka 24 jam juga ada, kalau nggak salah malah ada dua. Paling nggak Wonosari masih lebih mendingan daripada Pacitan. Saya berhenti dulu di SPBU, buang air kecil dulu sebelum melanjutkan perjalanan. Sekarang yang tersisa tinggal Wonosari-Jogja sejauh kurang lebih 30 km. Kebetulan saya sudah cukup hafal dengan jalan antara kedua kota ini. Terlebih lagi jalannya sangat lebar dan mulus sekali. Nggak ragu deh buat memacu motor sampai 125 km/jam++. Hanya perlu waktu 30 menit untuk sampai di Jogja dari Wonosari. Yup pukul 00.30 saya sudah sampai di Jogja. Sebelum beristirahat di rumah kakak saya keliling Kota Jogja dulu. Sudah kangen rasanya lama nggak pulang ke Jogja. Lega rasanya sudah sampai Jogja. Trip meter di motor saya menunjukkan angka 525 km, sebuah jarak melelahkan yang sudah saya tempuh hari ini.
http://www.wijanarko.net/2011/07/menjadi-night-rider-lagi-sepanjang.html
Post a Comment Blogger Facebook