Setiap pekannya, Premier League Inggris selalu menjanjikan kisah-kisah menarik yang patut ditunggu. Begitu juga dengan pekan ini. Wisbenbae.blogspot.com memilih beberapa hal yang patut dinanti dari EPL pekan kelima...
Tantangan untuk Wenger
Setelah kalah kandang dari Liverpool di pertandingan pembuka dan hanya mampu meraih hasil imbang di kandang Leicester City, Arsenal menuai serangkaian hasil positif. Bertandang ke Watford, mereka menang meyakinkan tiga gol berbalas satu. Setelahnya, di pekan keempat, Arsenal mengamankan tiga angka dalam kunjungan Southampton ke Emirates Stadium. Yang terbaru, Arsenal berhasil memaksa Paris Saint-Germain berbagi angka di Parc des Princes. (Patut dicatat, juara bertahan Ligue 1 yang sangat dominan dalam empat musim terakhir itu sudah unggul dari Arsenal bahkan sebelum usia pertandingan genap satu menit.)
Maka tugas Arsène Wenger dalam lanjutan Premier League, melawan Hull City di pekan kelima, adalah meneruskan tren positif yang sudah ada. Tujuh poin dalam empat pertandingan jelas bukan hasil yang memuaskan untuk klub sebesar Arsenal, dan yang lebih tidak memuaskan dari itu adalah tujuh poin dari lima pertandingan. Tidak bisa ditawar: di kandang Hull, Arsenal harus menang.
Ini tantangan tersendiri bagi Wenger. Arsenal, yang di atas kertas bisa menang melawan Hull, mungkin tak akan membawa poin penuh dari laga tandang kali ini. Jangan cari Hull di papan bawah, karena mereka berada tepat di belakang Arsenal; raihan poinnya sama, selisih golnya sama, produktivitasnya saja yang berbeda.
Lagu Liga Champions untuk Mahrez?
Penghargaan PFA Players’ Player of the Year musim 2015/16 adalah bukti tak terbantahkan dari kualitas Riyad Mahrez. Ia bukan hanya bermain gemilang sepanjang musim, namun mampu mengubah permainan gemilangnya menjadi keuntungan untuk klub yang ia bela, Leicester City. Kegemilangan yang sama belum ia tunjukkan dan keutungan yang sama belum Leicester rasakan dalam empat pertandingan pertama Premier League musim ini.
Di Champions League melawan Club Brugge, pada pertandingan pertamanya di kejuaraan antarklub terakbar di Eropa, Mahrez kembali menunjukkan level permainannya musim lalu. Ia mencetak dua gol, lewat tendangan bebas dan penalti, untuk memastikan kemenangan Leicester yang dibuka oleh Marc Albrighton.
Sekembalinya dari Belgia, Leicester langsung dihadapkan kepada pertandingan kandang melawan Burnley. Menarik melihat bagaimana mereka bereaksi, karena debutan di kancah Eropa biasanya kesulitan menyesuaikan diri dan seringnya, alih-alih tampil buruk di Eropa, mereka mati-matian di kejuaraan kontinental dan merosot di liga domestik. Leicester, toh, bisa menghindari nasib buruk tersebut jika Mahrez tampil seperti ketika melawan Brugge. Claudio Ranieri bergurau Mahrez bosan dengan suara-suara di Premier League dan anthem Liga Champions membuatnya bersemangat kembali. Mungkin Leicester harus memainkan anthem tersebut di bus dan di ruang ganti?
Sambutlah: Kemenangan kelima City
Manchester City dan Sergio Agüero, untuk saat ini, seperti sepasang muda-mudi yang sedang menjalani hubungan jarak jauh untuk sementara waktu. Setelah merasakan manisnya kebersamaan dalam pertandingan melawan Borussia Mönchengladbach (Agüero mencetak tiga dari empat gol City dalam kemenangan empat gol tanpa balas), City harus kembali tanpa Agüero. Sang pemain masih menjalani larangan bertanding di kejuaaraan-kejuaraan domestik Inggris setelah dinyatakan bersalah karena menyikut Winston Reid pada pekan ketiga.
Namun City terbukti baik-baik saja tanpa Agüero di pertandingan melawan Manchester United, yang mereka menangi dengan mutlak walau skor akhir tidak mendukung pernyataan tersebut. Maka tidak ada alasan bagi City untuk tumbang ketika menjamu Bournemouth, tim kejutan musim lalu, yang saat ini menduduki peringkat 14 dengan raihan poin yang hanya sepertiga dari milik City. Di hadapan publik Etihad, City bisa mempersembahkan kemenangan kelima untuk menyapu bersih lima pertandingan pertama mereka di Premier League musim ini.
Lagipula yang penting bukan Agüero, melainkan Pep Guardiola. Keputusannya untuk merombak total City, termasuk dengan membuang Joe Hart ke Torino, terbukti tepat. Rencana matangnya semakin tampak matang, terutama dalam kemenangan di Old Trafford. Claudio Bravo terlibat dalam permainan sebagaimana yang Pep inginkan (gol pertama City bermula dari keterlibatan Bravo membangun serangan dari belakang) dan tak peduli siapa penyerang tengahnya, City tetap mampu mencetak gol selama sistem serangan yang Pep arahkan dijalankan dengan baik.
Pembuktian keistimewaan Mourinho
José Mourinho mengakui bahwa, setelah kalah dua kali berturut-turut (dari Manchester City di pertandingan akbar Manchester Derby lalu dari Feyenoord pada pertandingan perdana Europa League 2016/17), akan mustahil mengembalikan kepercayaan diri Manchester United. Namun semustahil apa pun, Mourinho harus mengembalikan kepercayaan diri para pemain United.
Jika ia tidak mampu melakukannya, Mourinho harus mengembalikan United ke jalur kemenangan. Biar kemenangan yang mengembalikan kepercayaan diri para pemainnya. Dan mengembalikan United ke jalur kemenangan tidak tampak seperti pekerjaan yang sulit. Pertandingan yang menanti United akhir pekan ini adalah laga tandang melawan Watford. Kesempatan yang baik untuk kembali mengumpulkan tiga angka.
Dan alasannya ada di hasil pertandingan-pertandingan kandang Watford musim ini: Watford 1-2 Chelsea (Premier League), Watford 1-2 Gillingham (League Cup), dan Watford 1-3 Arsenal (Premier League). Arsenal, yang bertandang ke Watford setelah hanya berhasil mengumpulkan satu poin dalam dua pertandingan pertamanya, bisa membawa pulang tiga angka dengan skor akhir yang meyakinkan. Jika benar yang Mourinho katakan bahwa Arsène Wenger adalah “specialist in failure” dan dirinya adalah “the special one”, maka Mourinho harusnya bisa melakukan yang lebih baik dari Wenger, kan? Pertandingan melawan Watford, selain peluang untuk mengembalikan United ke jalur kemenangan, adalah ajang pembuktian keistimewaan Mourinho.
Sumber
Post a Comment Blogger Facebook