PADA 23 Mei 1934, seorang wanita terlihat sempurna dengan setelannya. Sepasang pakaian terbang berwarna putih dan helm yang masih dipakai melangkah keluar dari pintu kecil pesawat terbangnya dan menuju landasan terbang penuh debu di Australia.
Pada hari itu, Jean Batten telah berhasil memecahkan rekor terbang tunggal dari Inggris ke Australia selama lima hari. Prestasinya menarik perhatian media dunia dan telegram ucapan selamat pun berdatanagn dari berbagai pihak, bahkan satu dari penerbang Inggris Amy Johnson - pilot yang rekornya dia baru saja pecahkan. Hingga royalti pun mengalir atas keberhasilannya.
Jean Batten pun seketika menjadi seseorang yang sangat terkenal pada masa itu. Dia merupakan salah satu orang yang paling berbakat dan wanita yang paling populer juga dijadikan percontohan atas keberhasilannya. Seorang yang mendapat julukan "The Greta Garbo of The Skies" (Greta Garbo dari langit) kini diketahui bahwa makamnya Jean Batten ternyata berada di area permakaman orang miskin. Hal itu pun menjadi pertanyaan di benak orang-orang yang mengetahui kehidupannya.
Jean Batten lahir di Selandia Baru pada 1909, Ayahnya Frederrick Batten yang merupakan seorang dokter gigi dan ibunya Ellen yang memang paling berambisi untuk membuat putri yang dicintainya sukses. Meski Jean memiliki ketertarikan di bidang musik dan bisa saja memiliki karier sebagai pianis, namun Jean memilih jalan yang mungkin dipengaruhi oleh ibunya.
Ketika Jean lahir, Ellen menyematkan gambar penerbang pesawat Prancis Louis Bleriot yang melintasi Selat Inggris di atas tempat tidurnya. Kehidupan awal Jean dirusak oleh skandal yang disebabkan oleh perselingkuhan ayahnya dan setelah ia dikirim ke sekolah perempuan eksklusif di Auckland orangtuanya berpisah.
Setelah itu, depresipun melanda keluarganya. Keuangan yang tak stabil mengahruskan Jean dan ibunya tinggal di perumahan kumuh. Namun, penderitaan itu tak lama dialami oleh jean, meski orangtuanya sudah bercerai, namun ayahnya masih tetap menengoknya. Suatu hari, ia diajak ikut makan malam oleh ayahnya dan bertemu dengan perintis penerbang Charles Kingsford Smith.
Dan mulai saat ini Jean mulai fokus untuk menjadi seorang penerbang, hingga pada tahun 1929 Smith dan rekan terbangnya Charles Ulm, membawa Jean (20 tahun) untuk ikut terbang pertama kalinya. Ketika ayahnya dibayar untuk membujuknya agar melakukan perjalanan ke Inggris pada tahun berikutnya, Ia malah berpikir untuk melanjutkan kuliah musiknya, namun semua itu tidak dilakukannya. Sebaliknya ia malah berjalan ke Stag Lane Aerodrome di London, yang populer dan dipenuhi dengan orang kaya dan terkenal.
Menjadi penerbang hebat seperti Amy Jhonson, berpapasan dengan para bintang Hollywood, yang semua ingin berfoto di samping pesawat, serta bangsawan, termasuk Duchess of Bedford, yang juga seorang pilot yang tajam. Namun, meskipun sekitarnya penuh dengan kemewahan, Jean hanya fokus pada satu ambisinya, yaitu untuk mendapatkan lisensi terbangnya.
Untuk mendanai 100 jam waktu terbang diperlukan dana yang cukup besar, ia pun meminjam 500 franc dari Fred Truman, seorang pilot Selandia Baru yang ingin menikahinya. Setelah mendapatkan lisensi nya pada tahun 1932 Jean membujuk pengagumnya yang lain, Victor Dorée. Victor membujuk ibunya untuk membelikan Jean pesawat tetapi ketika pesawat tersebut jatuh di Karachi, Pakistan, keluarganya sengaja menelantarkannya.
Belum berhasil membujuk Victor untuk membelikannya pesawat, akhirnya Jean pergi menemui Wakefield, orang kaya pemilik Castrol yang mengagumi keuletan dan menawarinya Gipsy Moth, pesawat yang akan dia pakai untuk membuat rekor penerbangan dari Inggris ke Australia. Jean masih ingin melanjutkan untuk membuat berbagai rekor, termasuk menjadi orang tercepat yang menyeberangi Atlantik. Banyak buku, penghargaan dan medali yang dia dapatkan dan dia mendapat penghargaan CBE pada tahun 1936.
Ribuan orang mulai berkumpul untuk menyaksikan dia tiba di lapangan udara, dan itu merupakan sebuah kehormatan baginya bisa disaksikan seperti itu. Atas prestasi yang dicapainya, Raja George VI kemudian mengundangnya untuk makan malam informal di mana kemudian. Sementara itu istri dari Raja Leopard III merayunya dan mempertemukannya dengan seorang pilot. Ia adalah seorang pilot muda Australia, yaitu Beverley Sheperd yang mampu mencuri hati Jean setelah pertemuan mereka di Sidney pada 1934.
Di luar itu, Jean nyaris mampu mencapai semua yang diinginkan dan cita-citakan. Jean memilki semua yang inginkan, namun ternyata semua pencapaiannya itu tidak membuat hidupnya bahagia sehingga ia sering kali merasa kesepian yang kemudian ia tuliskan dalam blognya. Perasaan itu kemudian diperkuat ketika Beverley meninggal dalam kecelakaan pesawat pada Februari 1937.
Tak sampai di situ, Jean kembali dilanda kesedihan ketika Perang Dunia II mengharuskan Jean untuk tidak terbang ke Jerman tempat di mana ia tinggal, padahal ketika itu ia sedang berlibur di Swedia. Namun setelah beberapa lama, akhirnya Jean diberikan izin untuk menerbangkan pesawat yang dipesannya saat konflik berlangsung. Saat itulah hari terakhir Jean menerbangkan pesawat.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya 1945, Jean dan ibunya pergi ke Karibia dimana mereka akan tinggal selama bertahun-tahun. Jean kemudian menjadi teman dekat sekaligus tetangga dari penulis Ian Fleming yang menuliskan novel Noel Coward yang sama-sama tinggal di Karibia.
Semakin hari, hubungan Jean dan Fleming semakin dekat. Kedekatan itu mengilhaminya dan kemudian membuahkan karya kedua Fleming yaitu novel yang berjudul "Live and Let Die".
Namun, kedekatan itu ternyata tidak membuahkan ikatan pernikahan yang manis antara Jean dan Fleming. Jean dan ibunya, Ellen malah pergi tiba-tiba dari Jamaika yang menjadikan mereka memiliki rumah, teman-teman dan kehidupan sosial seperti masyarakat pada umumnya. Keberangkatan mereka justru setelah beberapa minggu Fleming menikah dengan Ann Charteris yang baru saja bercerai dengan Viscount Rothermere pada tahun 1951.
Setelah kejadian itu, Jean dan Ellen diketahui telah menghabiskan waktu 7 tahun untuk mengelilingi Eropa. Akhirnya mereka menetap di Tenerife Kepulauan Canary. Saat itulah Ellen meninggal pada tahun 1965. Kejadian itu kemudian menambah kesedihan Jean.
Kisah Jean berakhir ketika ia meninggal pada tahun 1982, dimana sebelumnya ia mengalami infeksi karena digigit oleh anjing. Tak banyak orang yang tahu kisah tragis Jean selama hidupnya. Jean dimakamkan di tempat permakaman orang miskin di mana warga setempat tidak pernah tahu identitas dari Jean Batten.
Lima tahun setelah meninggalnya Jean, barulah dunia tahu apa yang terjadi pada Jean dan kisah tragis perempuan inspiratif ini sampai pada akhirnya dia dikenang sebagai perempuan berani yang mampu mendapatkan rekor dunia pada masanya.
Post a Comment Blogger Facebook