Jakarta yang sebagai kota metropolitan dan juga merupakan ibukota Indonesia, terkenal sebagai kota yang padat, macet, banjir dan semrawut, mungkin banyak yang tak mengira jika di balik semrawutnya kota Jakarta terdapat sebuah keindahan yang tersembunyi di bagian Utara Jakarta yang dikenal dengan nama Kepulauan Seribu.
Di Kepulauan Seribu ini terdapat beberapa pulau-pulau kecil yang eksotik dan menjadi pilihan sebagai tempat berlibur untuk menghilangkan kepenatan dari hiruk pikuk nya kehidupan Kota Jakarta. Salah satu nya adalah Pulau Perak, sebuah pulau dengan pasir yang berwarna putih halus, tidak ada debur ombak, air laut yang jernih dan udara segar yang berhembus.
Bermula melihat sebuah thread Ajakan Kemping Di Pulau Perak selama 3 hari 2 Malam, Karena saya belum pernah camping di sebuah pulau akhirnya saya menghubungi si pembuat thread dan ikut dalam program itu dengan membayar sejumlah uang sebagai biaya selama camping.
Tanggal 20 Juni 2014, Pukul 19.30 WIB, saya berangkat dari rumah menggunakan sepeda motor menuju rumah Satria yang terletak di Pisangan Baru, Jatinegara untuk bermalam dan juga bantu-bantu menyiapkan perlengkapan untuk camping selama di Pulau Perak. Satria merupakan si pembuat thread ajakan camping. Dalam program ini terdapat 15 orang yang ikut.
Tanggal 21 Juni 2014, Pukul 05.30 WIB, kami berangkat dari rumah satria dengan menggunakan angkot carteran yang di jemput oleh beberapa teman, yang kemudian menjemput seorang teman yang sudah menunggu di rawasari lalu meluncur ke Pelabuhan Muara Angke sebagai tempat pertemuan teman-teman yang lainnya.
Menuju Muara Angke:
Amunisi Yang Harus Di Bawa
Nyarter Angkot Menuju Muara Angke
Di Pelabuhan Muara Angke
Meluncur Ke Pelabuhan Pulau Kelapa
Pukul 07.30 WIB, rombongan kami tiba di Pelabuhan Muara Angke, lalu mencari beberapa teman yang sudah tiba sedari tadi, di Pelabuhan ini sangat ramai orang yang mau mengunjungi pulau-pulau yang ada di Kepulauan Seribu untuk berlibur karena bertepatan dengan weekend. Tanpa membuang waktu lagi, setelah berkumpul rombongan kami langsung masuk ke dalam Pelabuhan dan naik kapal Fery menuju Pulau Kelapa sebagai tempat transit untuk menuju Pulau Perak.
Karena penuhnya penumpang di kapal fery yang kami naiki, rombongan kami terpaksa duduk di depan kapal, karena di dalam suasana sudah penuh. Selama perjalanan menuju Pulau Kelapa, debur ombak di laut tidak begitu besar, saya sempat merasakan mual yang pada akhirnya muntah karena angin laut, transit di Pulau Pramuka untuk menurunkan beberapa penumpang, lalu melnajutkan kembali perjalanan ke Pulau Kelapa, perjalanan dari Pelabuhan Muara Angke ke Pulau Kelapa membutuhkan waktu 3 jam.
Pukul 11.30 WIB, akhirnya tiba di Pulau Kelapa dan rombongan kami langsung menuju ke Pulau Harapan untuk bertemu dengan Pak Prim, salah satu nelayan dari penduduk Pulau Harapan yang kapalnya sudah kami sewa untuk mengantarkan rombongan kami meuju Pulau Perak. di Pulau ini terdapat 2 wilayah, Pulau kelapa dan Pulau Harapan.
Tiba Di Pelabuhan Pulau Kelapa:
Sempet Transit Di Dermaga Pulau Pramuka
Nyamperin Rumah Pak Prim
Menuju Dermaga Di Pulau Harapan Untuk Naik Perahu Yang Udah Di Sewa
Setelah bertemu dengan Pak Prim, beberapa teman (wanita) ada yang numpang buang air kecil di rumah Pak Prim, setelah itu rombongan kami berjalan menuju pelabuhan kecil lalu menaiki kapal yang sudah kami sewa,Kondisi tubuh yang begitu lelah bercampur dengan keringat dan juga teriknya matahari yang menyengat terbayarkan dengan pemandangan-pemandangan pulau-pulau kecil yang ada di Kepulauan Seribu, jarak perjalanan dari Pulau Harapan menuju Pulau Perak membutuhkan waktu 45 menit.
Setelah berjam-jam perjalanan, akhirnya rombongan kami tiba di Pulau Perak, tempat ini benar-benar indah, saya merasa tidak percaya kalau ini berada di Jakarta mengingat Kota Jakarta merupakan Kota besar dengan gedung-gedung menjulang tinggi, polusi dimana-dimana, macet, banjir dan semrawut. Saya hanya bisa bilang “its Amazing Place and I can’t believe in”.
Akhirnya Sampe Juga:
Meluncur Ke Pulau Perak
Tiba Di Lokasi Pulau Perak
Di Pulau Perak tidak ada penduduk dan juga tidak ada listrik, hanya ada salah satu penghuni yang mendiami Pulau Perak untuk menjaga kebersihan, di Pulau ini terdapat air bersih untuk mandi para pengunjung yang camping, waktu saya berkunjung kesini ada beberapa orang yang juga sedang camping, karena tempat ini memang digunakan sebagai tempat camping.
Tanpa banyak membuang waktu lagi, rombongan kami langsung mencari tempat untuk membangun tenda, karena posisi depan dekat dermaga sudah ada yang menempati, akhirnya rombongan kami memilih lokasi di samping kiri yang tidak begitu jauh dari Dermaga. Beberapa teman (pria) langsung mendirikan tenda sementara beberapa teman (wanita) memasak nasi untuk sarapan, karena selama perjalanan perut sudah mulai bernyanyi.
Selesai mendirikan tenda, kami langsung makan dan bersantai-santai ria sambil berbincang-bincang di bibir pantai dengan hamparan pasir putih yang begitu halus, angis segar berhembus menelusuri pepohonan, suara burung berkicau, air laut yang jernih, tak ada polusi, tampak sebuah kedamaian seakan pulau ini serasa milik pribadi.
Nyari Lapak Bangun Tenda:
Hasil Kreasi Anak Bangsa
Sore hari, kami bermain-main di sekitar pantai untuk berenang sambil menunggu sunset datang, Pulau ini memang sangat eksotik dengan menawarkan sejuta keindahan dan juga ketenangan. Waktu terus berlalu dan sang matahari pun mulai mengintip dari awan dengan hamparan cahaya yang membias, menandakan waktu sudah mulai gelap.
Kami langsung membuat api unggun di depan tenda, beberapa teman memasak nasi untuk makan malam dan juga membuat barbeque. Sayang waktu berkunjung kesini tidak ada yang bawa gitar, jadi terasa ada yang kurang. Selesai makan, kami berbincang-bincang di sekitar tenda, ada yang sudah tidur, ada yang dengerin musik sampai larut malam.
Menikmati Keindahan Pulau Perak:
Lapar Yang Menghujam Selama Perjalanan
Bermain-main Di Pantai Sambil Menunggu Sunset
Barbeque Ala Kadarnya
Tanggal 22 Juni 2013, pukul 06.00 WIB, saya dan beberapa teman terbangun dari tidur dan langsung membuat sarapan pagi, sambil menikmati udara pagi dengan iringan sunrise yang mulai tampak dari balik awan dengan goresan warna merah yang membias, beberapa orang yang kemping di sekitar Pulau ini bersiap-siap untuk pulang. Mungkin mereka sudah mulai camping sejak dari hari kamis atau jumat. Pulau ini tampak begitu kosong dengan kepulangan mereka.
Rencana rombongan hari ini adalah snorkeling di beberapa spot sekitar Pulau harapan, sambil menunggu kedatangan Pak Prim yang akan mengantarkan rombongan kami ke spot snorkeling, selesai sarapan pagi, saya dan diaz berjalan menuju ke dermaga untuk melihat pemandangan indah di sekitar pantai, beberapa teman menyiapkan makanan untuk makan siang yang akan dibawa selama snorkeling.
Waktunya Snorkeling:
Sunrise Yang Menggoda
Sarapan Di Pagi Hari Yang Sangat Lapar
Serasa Sedang Di Pulau Pribadi
Pukul 09.00 WIB, akhirnya Pak Prim datang dan rombongan kami langsung ke dermaga menaiki perahu Pak Prim menuju ke spot-spot tempat snorkeling, Pak Prim pun menunjukkan keindahan-keindahan di sekitar Kepulauan Seribu, puas snorkeling di spot pertama, Pak Prim mengajak kami ke Pulau Gosong, nama yang sangat aneh, Pulau ini hanya hamparan pasir putih di tengah-tengah laut dengan view pemandangan yang sangat menakjubkan dan sangat luar biasa. Inilah sisi lain dari kota Jakarta.
Meluncur Ke Spot Snorkeling:
Meluncur Ke Lokasi Spot Snorkeling
Jernihnya Bukan Main
Rebahan Dulu boi
Model Majalah Trubus
Puas menikmati snorkeling di beberapa spot, rombongan kami kembali ke lokasi camping, tampak kelelahan yang menghinggap di sekujur tubuh saya, sesampainya di lokasi tenda saya langsung tertidur pulas karena kelelahan habis berenang, tak beberapa lama saya terbangun dan langsung menuju kamar mandi umum untuk membersihkan diri, mengingat waktu yang sudah sore dan mau gelap.
Menjelang pergantian waktu dari terang ke gelap, kami semua berkumpul di tengah-tengah tenda, beberapa teman membuat api unggun dan sebagian memasak mie, nasi, sosis dan bakso untuk makan malam, selesai makan kami berbincang-bincang sambil main kartu untuk mengisi kekosongan, sementara beberapa teman yang lain beristirahat karena kelelahan.
Karena bosan berada di tenda, beberapa teman termasuk saya berjalan menuju ke Dermaga dengan menembus ruang gelap di sekitar Pulau Perak. Di dermaga pemandangan alam pada malam hari begitu indah, hamparan bintang-bintang di langit layaknya lampu-lampu kecil yang menghiasi atap rumah, diringi dengan hembusan angin yang kencang.
Tak lama kemudian, kami kembali lagi ke lokasi tenda untuk beristirahat, mengingat esok hari rombongan kami akan pulang dan kembali ke aktifitas masing-masing. Selama camping saya dan beberapa teman tidak tidur di dalam tenda, hanya beberapa orang saja yang tidur di dalam tenda. Alunan debur ombak mengantarkan kami ke alam tidur dengan hembusan udara yang menyapu mata kami sampai terlelap.
Tanggal 23 Juni 2014, pukul 05.00 WIB, satu-persatu bangun dari tidurnya masing-masing, mengingat hari ini harus pulang, kami semua membereskan tenda, packing pakaian masing-masing, membersihkan sampah-sampah bekas kami, sementara Pak Prim sudah menunggu rombongan kami di dermaga untuk menjemput kami dan mengantarkan kami ke Pulau Kelapa untuk menaiki Kapal Fery Menuju Pelabuhan Muara Angke.
Pukul 07.00 WIB, rombongan kami tiba di Pelabuhan Pulau Kelapa dan langsung naik ke Kapal Fery, dan Kapal Fery yang kami naiki langsung meluncur menuju Pelabuhan Muara Angke, 3 jam perjalanan akhirnya kami sampai juga, beberapa teman langsung memisahkan diri untuk pulang, saya, satria dan beberapa teman menyewa angkot dari muara angke menuju rumah satria.
Pukul 13.00 WIB, kami sampai di rumah satria,lalu langsung membeli nasi untuk makan siang, karena laparnya perut sedari pagi yang belum sarapan dari Pulau Perak. Selesai makan, beberapa teman pulang ke rumahnya, sementara saya masih istirahat sambil menunggu waktu, sehabis maghrib, saya pun berpamitan sama satria dan langsung menancapkan gas motor yang saya titipkan di rumah satria selama camping.