Jodoh cewek Pinrang !
Lebih dari sebulan sudah hidup menyatu bersama etnik Suku Mandar di Kota Majene, kalau dihitung-hitung mungkin lebih dari 5 pantai yang sudah saya kunjungi. Begitu banyak pantai disini, secara memang Majene merupakan kota pesisir. Satu hari pengen juga eksplore-eksplore keindahan alam lain yang ada, semisal pemandian air panas, air terjun, atau apa lah selain yang sudah mainstream yaitu pantai. Tapi bukan berarti sudah bosan dengan pantai loh ya. Sama seperti mendaki gunung yang meski sudah belasan kali mendakinya, saya tidak mungkin bisa bosan. Pantai pun demikian tak akan membosankan.
Satu pagi di akhir pekan, Pak Sute yang tak lain Kepala Seksi saya mampir ke kantor setelah hunting-hunting foto gembala kerbau di lapangan rawa pinggiran Majene. Beliau memang tengah tergila-gila dengan fotografi. Sejak perkenalan beberapa waktu silam beliau pun juga sempat cerita tentang hobinya itu pada kami. Pagi itu, setelah ngobrol-ngobrol sambil menunjukkan hasil jepretannya, saya pun juga cerita kalau sebenarnya saya juga punya hobi yang sama. Entah memang beliau lagi nyari teman hunting atau emang pengen ngajak kami yang nggak bisa jalan-jalan karena ga ada kendaraan, tiba-tiba nawarin untuk jalan-jalan ke air terjun. Bagai kejatuhan durian saja kalau saya diajakin jalan-jalan hehe. Saya oke-kan saja ajakan beliau. Tak lupa ngajak temen-temen yang lain sekalian, biar rame.
Rencananya kami mau ke Air Terjun Kalijodo di Kota Pinrang, Sulsel. Wew, sudah beda profinsi aja. Majene yang berada di Sulawesi Barat dan menuju Pinrang yang ada di Sulawesi Selatan. Emang jauh sih, tapi kalau beliau saja bela-belain mau kesitu berarti memang air terjunnya memang WOW.
Menuju Air Terjun Kalijodo, Pinrang
Perjalanan dimulai di jam 10.00, pertama cek kondisi mobil dulu karena kabarnya trek menuju air terjun agak ekstrim dan nanjak banget. Dan kami pun melaju menyusuri jalan trans Sulawesi menuju Pinrang. Jauh juga ternyata perjalanan saat itu, hingga sampai di satu gapura yang menunjukkan lokasi PLTA Bakaru kami berbelok dan melewati gapura tersebut menuju ke atas bukit. Jalannya cukup bagus dengan view yang memukau dan juga udara yang makin lama makin menandakan kalau kami sudah berada di ketinggian. Jalan pun berubah tak bersahat lagi seperti saat awal berjumpa. Penuh lubang dan sesekali kami harus turun dan mendorong mobil yang tak berdaya menghajar tanjakan maut yang berpadu dengan aspal yang sudah tak sempurna lagi.
Sampai lah kami di lokasi air terjun dengan penanda sebuah rumah dengan kandang sapi di sampingnya. Ada pula beberapa pemuda yang berjaga dan menjual tiket masuk. Parkir kendaraan bisa di halaman rumah tersebut. Gemercik air sudah mulai terdengar saat kami menyusuri jalan setapak. Kemudian jalan tanah berganti dengan anak tangga menurun tajam yang membuat kami tak bisa membayangkan bagaimana saat naik nanti. Tapi itu dipikir nanti saja, yang penting main air dulu karena rupa air terjun sudah di depan mata. Dan…
Welcome to Kalijodo Waterfall…
Sumber
Post a Comment Blogger Facebook