GuidePedia

0
http://www.wacananusantara.org/wp-content/uploads/2013/09/Gunung-Agung-Bali5.jpg

Halloo Aboi dan Amboi semuaa..
Selamat pagi, siang, sore dan malam para Wisbener semoga semua dalam keadaan sehat wal'afiat, amin..

Kali ini aing mau share/berbagi cerita tentang perjalanan kami menuju Puncak Pulau Dewata ini. Sebelumnya aing belum kepikiran boi soal naik ke Gunung Agung, karna aing dapet informasi agak sedikit sakral gitu boi, menurut informasi yang aing dapet katanya mesti pakai "Guide" soalnya pendaki sering tersesat boi, lalu pada saat ada upacara besar di Pura Besakih maupun Pura Pasar Agung pendaki dilarang naik boi dikarenakan bisa tersesat dan hilang, terus juga kalau ada pendaki perempuan ingin naik dilarang saat sedang datang bulan dan satu lagi katanya dilarang membawa makanan berbau daging Sapi.

Pada waktu itu rencana awal mau ke Gunung Batur boi dan temen-temen aing (5 orang) setuju, aing udah sibuk cari informasi tentang Gunung tersebut dan aing udah sepakat tetapkan berangkat tanggal 7 Juni malem minggu.

Waktu tinggal seminggu lagi boi sebelum hari H, dan temen aing tiba-tiba BBM "om, kita ke Agung aja dulu yuk, baru next ke Batur" aing tiba-tiba kaget dan aing bales "yakin om? yaudah aing tanya yang lainnya om mau apa engga." karena dari 6 orang termasuk aing semua buta jalurnya boi, beberapa menit kemudian aing BBM in deh kawan-kawan aing yang lain "om pindah haluan ke Agung minat gak? nanti ke Baturnya next aja." serentak menjawab "oke om siap terserah aja." cukup mengejutkan boi kebetulan temen aing 3 orang asli penduduk sini boi dan yang 1 pernah ke Agung cuma via Pura Pasar Agung dan aing mutusin via Pura Besakih memang katanya sii agak lama dibanding via Pura Pasar Agung, kalau via Pura Pasar Agung (4-5Jam Normal), kalau via Pura Besakih (6-7Jam Normal).

Segala sesuatu udah aing siapin boi dari mulai informasi yang aing dapet serta trek Gunung Agung via Besakih dan Logistik pastinya. Aing sepakat berkumpul di Denpasar pukul 20.00 WITA, setelah semua kumpul aing bongkar logistik di daypack aing serta check and recheck jika ada logistik yang kurang. Setelah semua sudah oke dan kami siap-siap berangkat menuju Pura Besakih sekitar pukul 22.00 WITA, karena aing semua buta jalur terpaksa temen aing menggunakan GPS di Andoidnya menuju Besakih (Kaki Gunung Agung), setelah perjalanan yang cukup lama, sampailah kami pukul 23.30 WITA di Pos Polisi deket Pura Besakih untuk izin pendakian (kebetulan polisinya udah pada tidur semua), karena aing bukan asli sini, aing serahkan sama teman aing yang penduduk sini untuk izin sama Polisi disitu.

Berikut perbincangan temen aing sama polisi:
Temen aing :"Swastiyastu."(sampe beberapa kali mengucapkan salam dan terbangun polisinya)
Polisi:"Swastiyastu, ada yang bisa dibantu?"
Temen aing :"begini pak , kami mau izin untuk pendakian ke Gunung Agung."
Polisi:"apa kalian sudah ada Guide?"
Temen aing :"kami tidak pakai Guide pak, karena temen kami sudah pernah ke Gunung ini."
Polisi:"wah tidak bisa dek, kalau kalian ingin mendaki Gunung ini, kalian harus menggunakan Guide karena biar ada penanggung jawab kalian selama mendaki, dan biar tidak ada kejadian-kejadian negatif. Karena kalau tidak pakai Guide banyak sekali pendaki yang tersesat atupun hilang."
Temen aing :"berarti gak bisa ya pak kalau tidak pakai Guide?"
Polisi:"tidak bisa dek, karena kami tidak bertanggung jawab jikalau ada kejadian saat mendaki. Coba cari di Terminal biasanya Guide berkumpul disitu"
Temen aing :"iyaa pak saya coba kesana, makasih pak." (langsung nyamperin aing ) Gimana nih om katanya mesti pakai Guide?"
Aing :"yah om jam segini udah gak ada Guide mah, kalau mau pakai Guide rata-rata dari siang hari om bookingnya. Yaudah coba kita liat di terminal itu deh." (aing ber6 menuju tempat perkumpulan Guide dan alhasil sepi boi gak ada Guide 1pun dan waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 WITA, dan aing bergegas menanyakan sama temen aing ) Gimana nih om mau lanjut tanpa Guide atau gimana? Kalau mau lanjut tunggu polisinya tidur dulu dan kita start pukul 00.30 WITA."
Temen aing :"yaudah kita sepakat semua lanjut tanpa Guide." (lalu aing dan teman aing siap-siap untuk start pukul 00.30 WITA)

Perjalanan kami lanjutkan untuk memulai pendakian dan menaruh sepeda motor kami di dekat Pura Besakih (dengan pedenya kami taro motor kami disitu dan kami pun tidak tau pasti start dimulainya pendakian yang hanya bermodalkan percaya diri) dan disitu ada banyak warung-warung yang tutup. Kami pun berkumpul dan berdoa bersama sebelum memulai pendakian, setelah selesai kami bergegas memulai pendakian dan teman kami mengawali sembahyang di Pura dan bertemu beberapa pengunjung penduduk Bali yang habis bersembahyang. (lupa aing nama Puranya boi)

Setelah ke 3 temen aing selesai bersembahyang, lalu aing melanjutkan perjalanan. Ketika kami sudah berjalan kurang lebih 1 setengah jam dan tiba-tiba jalurnya buntu boi aing dan teman-teman aing tetap tenang dan terus mencoba mencari jalur yang benar. Aing melanjutkan perjalanan berbeda arah dan lama-lama aing mencium kandang sapi boi eh ternyata aing salah lagi boi tembusannya kandang sapi milik warga setempat . Aing dan kawan aing sepakat "kalau nanti jalurnya semakin gak jelas lebih baik jangan sok tau ya, karena kita semua buta jalur dan memutuskan untuk kembali".

Ada temen aing yang asli sini masih percaya diri dan semangatnya tinggi boi untuk mencari jalur yang benar (padahal aing udah pasrah karena beberapa kali salah jalur), setelah berjalan beberapa menit ternyata aing ketemu jalur beraspal boi dan ada Pura serta warung yang masih buka, aing dan temen-temen aing langsung ngakak boi, dan aing berbelok menuju Pura dan warung tersebut untuk menanyakan jalur pendakiannya. Setelah diberitahu oleh ibu warung tersebut ternyata start pendakiannya dimulai dari sini boi, perjalanan dilanjutkan kembali boi, senangnya kami semua udah ketemu jalur yang bener .

Setelah beberapa jam perjalanan trek semakin berat boi dengan tanah yang empuk yang gampang longsor dan kami bertemu bule 2 orang dengan Guide, kata Guidenya bule itu sudah tidak kuat boi dan memutuskan untuk kembali. Kami tetap melanjutkan perjalan, sekitar pukul 04.30 kawan kami ada yang kelelahan dan kami memutuskan untuk tidur yang beralaskan jas hujan dan kaki di ikat tambang karena kami semua gak bawa SB boi (gak ada rencana untuk tidur sesaat boi, kami semua fokus kejar sunrise ternyata diluar dugaan) aing menggigil paling pertama boi mulai dari kaki sampe ke badan dan posisi aing kurang enak karena medannya gak datar lalu temen aing bilang "peluk gue aja om".

Sekitar pukul 07.00 WITA, bangunlah temen aing satu persatu, dan aing masih gak bisa bangun karena masih menggigil dan kaki aing keram dijari lalu aing paksain bangun deh dan aing minta tolong temen aing nabun *huh mendingan boi tangan aing, aing sodorin aja di api . Kami pun membongkar logistik untuk sarapan sebelum melanjutkan perjalanan. Setelah perut udah terisi kami bergegas melanjutkan perjalanan menuju puncak, dan di perjalanan kami yang sedang beristirahat bertemu lagi bule dengan Guide (total 4orang) katanya mereka dapet boi sunrisenya dan kami bertanya "berapa lama lagi perjalanan kami menuju puncak?" mereka menjawab 2-3jam lagi. Dengan semangatnya kami melanjutkan perjalanan, waktu menunjukkan pukul 10.00 WITA, dan mulai memasuki medan berbatu, nah boi di medan ini lah kami kebingungan mencari jalur menuju puncaknya tapi kami gak menyerah boi. Dan aing punya ide karena jalur ini susah di inget, aing mutusin buat iket tali syal warna merah punya temen aing di pohon-pohon kecil boi, dengan konsentrasi penuh aing terus meraba jalur sampai menuju puncak.

Dengan susah payahnya kita menuju Atap Bali, sampailah kami di Puncak Tertinggi Bali dan matahari pun di atas kepala boi Subhanallah indah banget boi walaupun kami gak dapet sunrise. Untung waktu itu cuaca sedang bersahabat boi. Teman kami 3 orang yang asli sini pun langsung bersembahyang di Puncak (bangga ya boi bisa bersembahyang di Puncak). Setelah menikmati pemandangan yang Indahnya Indonesia Raya, ada teman kami yang sempat-sempatnya video call sama cwenya untuk nunjukkin betapa indahnya negeri diatas awan (telkomsel dapet sinyal boi).

Sudah banyak foto yang kita ambil dan saatnya kami bergegas turun karena teriknya matahari kami kepanasan boi. Kami perlahan turun dan mencari jejak yang kami pasang dengan perlahan karena medannya yang cukup membuat kaki aing geter boi turunnya pun ngesot .

Setelah beberapa perjalanan turun, kami sempat kehilangan jejak boi, dan patokan aing adalah Tebing sebelah kiri karena tadi kami lewat situ itu yang aing inget. Semakin lama perjalanan turun kok perasaan aing jalurnya ke tengah bukan minggir mendekati tebing, dengan konsentrasi penuh temen aing mencari jalur yang mendekati tebing tersebut. Akhirnya kami mencapai jalur yang kami lewati tadi pinggir tebing, lalu aing sempet melirik ke jalur yang salah tadi, ternyata tembusannya jurang boi .

Sampailah kami di tengah-tengah Gunung sekitas pukul 17.00 WITA, beristirahat sejenak sambil menikmati sunset dan sekalian persiapan headlamp.

Matahari pun sudah mulai hilang, perjalanan dilanjutkan kembali, dan kami pun bertemu kembali dengan pendaki lain yang asli sini kalau gak salah 9 orang bersma Guide.

Waktu menunjukkan pukul 19.00 WITA, dan kami berpapasan kembali oleh pendaki lain dengan Guide dan kami bertanya "berapa lama lagi kami sampai bawah?" Guide menjawab "sekitar 1-2jam lagi. Beristirahat kembali serta mengecek kesediaan logistik kami yang tersisa hanya 1pcs Natadecoco kami pikir cukup sampai ke warung yang dibawah tadi eh ternyata salah perkiraan boi, kami kehabisan air boi dan perjalanan masih cukup panjang, dengan tenggorokan yang kering serta dengkul yang mulai oblak kami harus tetap berjalan sampai ke warung di bawah itu.

Sekitar pukul 22.00 WITA, sampailah kami di bawah dan langsung menuju warung yang buka itu, tapi aing langsung lemes boi warungnya gelap aing pikir tutup karena aing udah dehidrasi boi. Setelah aing dan teman-teman samperin warungnya ternyata buka boi dan mungkin sumber listriknya yang sedang padam, langsung deh aing buka kulkas di warung itu dan aing ambil air mineral 1 liter beuhh legaa boi. Kami beristirahat sejenak diwarung itu boi untuk menghilangkan rasa cape+aus dan diwarung itu jual pop mie juga boi lumayan buat ganjel usus .

Waktu menunjukkan pukul 23.30 WITA, anginpun mulai menggetarkan tubuh kami kembali, lalu kami tanya sama ibu warung itu "kira-kira berapa kilo ya bu untuk mengambil motor kami di dekat Besakih?" dan si ibu menjawab "10km jauhnya dek." kami semua gak ada yang mau mengambil motor karena badan yang sudah lelah. Kami pun menunggu jika ada Guide yang datang dan kami bayar untuk mengambil motor kami, ibu warung pun sempat menawarkan sepeda miliknya untuk disewakan kepada kami, tetapi kami pun menolak karena kaki yang sudah lemas.

Beberapa jam kemudian ada orang menggunakan mobil yang ingin keluar menuju Besakih, dan kawan kami pun 3 orang dikasih tumpangan sampai tempat parkir motor kami. Pukul 00.00 WITA, kami semua siap-siap untuk menuju kembali ke rumah masing-masing dan sampai sekitar pukul 01.30 WITA. Perjalanan yang sangat mengesankan boi.

Ini boi Sedikit Koleksi Foto aing





smile:

lautan awan:


pucuk apa yak:




ngaso:


waw:




anteng:






summit medan batu:


ngantuk+panas:




aing:


temen aing udah kelelahan:








puncak:


temen aing sembahyang:


SOM:


jalurnya bayangin kalau ada badai boi:




pucuk rinjani malu":


monkey mt.agung:


warung si ibu boi:

Cukup sekian thread perjalanan aing boi semoga bermanfaat buat aboi dan amboi yang ingin ke Atap Pulau Dewata

Sedikit Saran
Kalau aboi dan amboi bener-bener buta sama jalurnya, mending pake Guide boi, soalnya setiap aing ketemu pendaki lain rata-rata pake Guide seperti apa yang dibilang Pak Polisi setempat.  
 

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top