GuidePedia

0

MENDENGAR nama Raja Ampat, siapa yang akan menjawab tidak tahu. Nama ini beberapa tahun terakhir makin santer terdengar sebagai surga wisata bahari baik di Indonesia maupun di mancanegara. Sederhana, tapi mendunia, itulah yang terlihat ketika JPNN menapakkan kaki di ibukota Kabupaten Raja Ampat, Waisai, pekan ini. 

===== WAISAI, NATALIA LAURENS ===== 

Kota kecil ini mengurai banyak cerita tentang perubahan. Bersolek menjadi cantik demi perhatian semua mata dan perubahan kehidupan. Ini dilakukan ketika pemerintah memilih kabupaten dengan ratusan gugusan pulau itu sebagai tempat melaksanakan kegiatan Sail Raja Ampat. Mendadak Raja Ampat seperti terbangun dari tidur panjang. Rombak sana-sini pun dilakukan demi kegiatan itu. 

Saat JPNN datang bersama rombongan Kementerian Pemuda dan Olahraga ke kota ini untuk mempersiapkan beberapa rangkaian kegiatan sail, terlihat pembangunan dilakukan di hampir setiap sudut Waisai. Dimulai dari pelabuhan tempat kapal-kapal cepat berlabuh. Saat tiba, di pelabuhan tampak beberapa alat berat sudah menyambut kedatangan wisatawan. Wajarlah, karena itu bagian dari pembangunan. Ini memang sedang diperbaiki untuk Sail Raja Ampat. 

"Jadi maaf kalau lihat pemandangan kurang bagus di sini," ujar sopir kami bernama Ipin. 

Ia adalah penduduk Kota Waisai. Kami pun mulai menyusuri jalanan di Kota Waisai. Tak disangka jalanan di kota ini mulus dan tertata rapih. Meski belum serapih jalanan kota-kota lainnya di Papua Barat. Ada barisan pohon yang memisahkan jalur kanan dan kiri jalan. Menurut pengakuan Ipin, jalanan dulunya tak semulus itu, tapi demi kelancaran Sail Raja Ampat jalanan pun diperbaiki. Setiap sudut jalanan ini benar-benar rapih. Dari jalanan kita pun berpindah melihat kenyataan tumbuh suburnya homestay dan hotel-hotel kecil di kota ini. 


Jelang Sail Raja Ampat, kota ini benar-benar menggeliat dalam usaha bisnis. Meski pemiliknya kebanyakan adalah pendatang bukan penduduk asli. Hampir di setiap sudut kita dapat menemukan adanya home stay 

"Untuk sail ini homestay dan hotel sudah penuh semua. Mereka juga dipakai tarif baru sesuai aturan dari Bupati," papar Ipin dengan logat khas Papua. 

Ipin pun berbinar-binar menceritakan perubahan yang dialami Kota Waisai dan distrik-distrik sekitar dengan adanya Sail Raja Ampat. 

"Bukan hanya penginapan, warga pun," ujarnya, "berlomba membuat kerajinan tangan untuk dipamerkan di Festival Raja Ampat yang berbarengan dengan Sail Raja Ampat. Terutama kerajinan tangan dari kekayaan laut dan berbagai bahan dari akar kayu. Sedang, penduduk yang memiliki kendaraan sepertinya, bisa menikmati menaikkan sedikit harga rupiah untuk menyewakan mobil mengelilingi Kota Waisai yang damai dan tenang. Untuk Sail Raja Ampat ini, kami pasang tarif 1,5 juta sewa mobil perhari, lumayan untuk bayar kredit mobil," tuturnya sambil tersipu. 

Sementara itu ditemui di tempat berbeda, Budayawan asal Raja Ampat, Amir mengaku kegiatan Sail Raja Ampat membuat kota ini menjadi penuh warna. Selain makin ramai dipenuhi pendatang, usaha demi ekonomi masyarakat pun kian berkembang. Amir menyatakan warga Waisai antusias menyambut kegiatan ini. Termasuk ia yang juga melatih ratusan anak Raja Ampat menari di kegiatan puncak sail. 

"Ini karena pemerintah pusat ikut bantu pembangunan. Kita berubah tapi jangan sampai berubah budaya kita," tegas Amir . 

Waisai adalah perpaduan hutan dan pantai. Salah satu yang dibanggakan dari kota ini adalah Pantai Waisai Torang Cinta (WTC). Pantai ini turut bersolek untuk anda semua wisatawan yang mencintai semilir angin dan deburan ombak di tanah Cendrawasih tersebut. Jika dulu pantai ini terlihat biasa saja dengan pintu masuk ala kadarnya, kini sudah dipercantik dengan dua patung lumba-lumba besar berwarna biru. Jalan masuk menuju pantai dibuat dari semen. Sebuah papan selamat datang dengan tulisan Sail Raja Ampat juga dipasang di atas pintu masuk itu. 

"Silakan menikmati pantai ini, terutama sore hari karena warga ramai menghabiskan waktu di tempat tersebut. Kami berharap turis yang datang tidak membuang sampah sembarangan karena laut itu aset wisata kami," sambung Amir. 

Kini Sail Raja Ampat tengah berlangsung. Warga di wilayah ini pun tengah tersenyum lebar menikmati perubahan dari kotanya dan aliran rupiah yang sedikit banyak mengubah kehidupan perekonomian mereka. Pemilik homestay, warung makan, kerajinan tangan, ojek, persewaan mobil dan speed boat benar-benar ketiban rezeki saat ini. Mereka berlomba-lomba berusaha demi kehidupan yang lebih baik. 

Bupati Kabupaten Raja Ampat Marcus Wanma termasuk orang yang berbahagia atas berbagai perubahan yang dialami wilayahnya. Marcus berkali-kali mengingatkan warganya agar tidak menodai perubahan yang tidak instan ini. Ia meminta warga melayani turis dengan keramahtamahan dan rendah hati. Kebersihan lingkungan ditekankannya berulangkali. Benar juga, tak satu pun yang melanggar titah sang bupati. Lingkungan warga sangat bersih. Mereka menyapu halaman pagi dan sore. Soal keramahan jangan ditanya, karena seluruh warga di kota ini benar-benar tahu cara memberikan kenyamanan lewat senyum hangat mereka. Warga tidak pernah lupa melempar senyum atau menyapa pendatang yang kebetulan lewat di halaman rumah mereka. Atau mereka sekedar bertanya, kemana pengunjung akan pergi. 

"Dulu kita hanya dusun yang tidak diperhitungkan di mata dunia, kini kita jadi pusat perhatian dunia. Ini jadi kebanggaan kita. Mari kita jaga bersama-sama," tutur Bupati Marcus ketika membuka Festival Raja Ampat. 

Ia berharap pembangunan di Raja Ampat dan perkembangan perekonomian warga lewat Sail Raja Ampat ini terus berubah menjadi lebih baik. Marcus minta semua lini di wilayah ini bertanggungjawab atas perubahan yang terjadi dan menjaga budayanya tetap lestari. Pada akhirnya, warga Raja Ampat berharap setiap pengunjung yang datang dan pergi puas dengan pelayanan dan kenyamanan yang diberikan kota ini dalam kesederhanaannya. (flo/jpnn) 

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top