Sejak beberapa hari terakhir, Haji Adnan Arsal, sebagai tokoh muslim Poso, Sulawesi Tengah datang ke Jakarta, untuk menjelaskan situasi Poso mulai konflik antar agama yang terjadi tahun 2000 hingga situasi hari ini.
Ustadz Adnan Arsal menjelaskan, latar belakang konflik agama yang melibatkan Islam dan Kristen bermula pada tahun 1998 yang berlanjut sampai tahun 2000. Saat itu, umat Islam berada dalam kondisi sulit dan terdesak. Sehingga dengan sangat terpaksa, fatwa jihad membela keyakinan dan kebenaran dikeluarkan.
"Konflik Poso bermula pada tahun 1998, dan semakin menguat pada tahun 2000. Saat itu, kondisi umat Islam sangat terjepit. Maka tidak ada alasan untuk tidak berjihad," ujar Adnan dalam diskusi bertajuk 'Memberantas Terorisme Tanpa Teror dan Melanggar HAM, bertempat di aula PP Muhammadiyah, Jl. Menteng Raya No. 62, Jakarta, Kamis (11/04/) seperti dikutip Triknews.
Adnan menjelaskan, pada tahun 2005 sebelum mengeluarkan fatwa jihad, Adnan telah berkonsultasi dengan tokoh-tokoh berwenang, dimulai dari Gubernur, Kapolda, hingga Majelis Ulama Indonesia. Terkait penolakan terhadap penandatanganan deklarasi damai Malino, kata Adnan, merupakan formalitas, yang hanya ditaati sepihak, khususnya umat Islam.
"Kami sudah melakukan penandatanganan deklarasi damai sebanyak 4 kali. Namun kami masih tetap di serang. Karena itu, kami menolak deklarasi tersebut. Kami menuntut segera hentikan konflik. Serahkan senjata dan tegakkan hukum tanpa pandang bulu," ujar Adnan dengan nada tinggi.
Bukan hanya itu, Adnan mencatat berbagai tindakan kekerasan yang dialami oleh umat Islam, terutama pada konflik Poso pada tahun 2000 lalu. Penyerangan tersebut, tuturnya, sangat melukai umat Islam. Bahkan yang lebih menyakitkan, penyerangan diarahkan ke pondok pesantren Walisongo, yang notabene camp konsentrasi pengungsian umat Islam.
Saat dikonfirmasi terkait validitas video penyiksaan yang dilakukan oleh oknum anggota Polri terhadap masyarakat sipil beberapa waktu lalu, Adnan membenarkan. "Video Poso itu asli,"pungkasnya. [yy/muslimdaily.net/foto muslimdaily.net]
Ustadz Adnan Arsal menjelaskan, latar belakang konflik agama yang melibatkan Islam dan Kristen bermula pada tahun 1998 yang berlanjut sampai tahun 2000. Saat itu, umat Islam berada dalam kondisi sulit dan terdesak. Sehingga dengan sangat terpaksa, fatwa jihad membela keyakinan dan kebenaran dikeluarkan.
"Konflik Poso bermula pada tahun 1998, dan semakin menguat pada tahun 2000. Saat itu, kondisi umat Islam sangat terjepit. Maka tidak ada alasan untuk tidak berjihad," ujar Adnan dalam diskusi bertajuk 'Memberantas Terorisme Tanpa Teror dan Melanggar HAM, bertempat di aula PP Muhammadiyah, Jl. Menteng Raya No. 62, Jakarta, Kamis (11/04/) seperti dikutip Triknews.
Adnan menjelaskan, pada tahun 2005 sebelum mengeluarkan fatwa jihad, Adnan telah berkonsultasi dengan tokoh-tokoh berwenang, dimulai dari Gubernur, Kapolda, hingga Majelis Ulama Indonesia. Terkait penolakan terhadap penandatanganan deklarasi damai Malino, kata Adnan, merupakan formalitas, yang hanya ditaati sepihak, khususnya umat Islam.
"Kami sudah melakukan penandatanganan deklarasi damai sebanyak 4 kali. Namun kami masih tetap di serang. Karena itu, kami menolak deklarasi tersebut. Kami menuntut segera hentikan konflik. Serahkan senjata dan tegakkan hukum tanpa pandang bulu," ujar Adnan dengan nada tinggi.
Bukan hanya itu, Adnan mencatat berbagai tindakan kekerasan yang dialami oleh umat Islam, terutama pada konflik Poso pada tahun 2000 lalu. Penyerangan tersebut, tuturnya, sangat melukai umat Islam. Bahkan yang lebih menyakitkan, penyerangan diarahkan ke pondok pesantren Walisongo, yang notabene camp konsentrasi pengungsian umat Islam.
"Saat itu, sebanyak 5.000 orang bersenjata tajam menyerang umat Islam secara membababi buta. Saya mencatat ada sekitar 41 mayat tanpa kepala yang hanyut di sungai," tuturnya.
Saat dikonfirmasi terkait validitas video penyiksaan yang dilakukan oleh oknum anggota Polri terhadap masyarakat sipil beberapa waktu lalu, Adnan membenarkan. "Video Poso itu asli,"pungkasnya. [yy/muslimdaily.net/foto muslimdaily.net]
Follow @wisbenbae