LHOKSEUMAWE Deputi Direktur WWF Indonesia, Erwin Widodo mengatakan masyarakat Aceh patut bersyukur karena ratusan tahun menikmati air secara gratis. Beda dengan daerah lain, kata Erwin, air jadi sesuatu yang eksklusif. Bahkan di Pulau Jawa, air sudah lebih mahal dari harga bensin.
![[imagetag]](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhornW-WLqc_5MW1a7vKuHQFTfm2yQj9k_rr78inJEglP4Ou8-FyiiDfDDsUWmpT-hHZ-QZ99WoyeSjERFj1TpIy0FuQXd20GNZch4R-G2RjLxlJ463yL62eexzsj62o-l8c9gLlA/s1600/Gunung+Leuser+2.jpg)
Aceh ini provinsi yang diberkahi oleh Tuhan, memiliki segalanya tanpa harus bersusah payah, termasuk air,â?? kata Erwin Widodo menjawab pertanyaan wartawan di sela-sela seminar penerapan mekanisme Imbal Balik Jasa Lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS) Peusangan, di Guest House PT. Arun, Lhokseumawe, Rabu, 5 Desember 2012.
"Sumber air yang sudah kita nikmati ratusan tahun, mestinya bisa kita nikmati terus, setidaknya kita bisa menjaganya. Jadi kalau seandainya kita punya dana untuk keperluan air maka bisa diinvestasikan untuk kebutuhan lain dalam rumah tangga," kata Erwin Widodo.
Disinggung soal kondisi sungai, Erwin Widodo menyebutkan, dalam lima tahun terakhir Aceh masih lumayan baik karena tata ruangnya termasuk yang lengkap dan terfasilitasi. â??Kita sangat beruntung dengan keadaan tahun 2004, banyak pihak yang melihat Aceh sehingga fasilitasi pembangunan di Aceh bisa terjadi dengan cepat, tapi di situ juga terjadi fasilitas-fasilitas untuk pengamanan hutan,â?? katanya.
â??Yang terpenting, bagaimana masyarakat Aceh masih bisa melihat bahwa berkah dari Tuhan yaitu hutan air tidak hilang. Di mana, daerah lain sudah tidak punya lagi. Aceh masih punya peluang untuk menjaga, maka jagalah dengan baik agar tidak menyesal belakangan,â?? kata Erwin.