GuidePedia

Lombok ternyata masih menyimpan sejuta pesona pantainya. setelah Gili Terawangan, Pantai Kute, ternyata masih ada satu lagi ‘Harta Karun’ yang terdapat di pulau eksotis ini yaitu Pantai Pink.



Dataran pantai yang terdapat di Dusun Temeak, Desa Serewe, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur, atau 82 kilometer arah tenggara Kota Mataram. Masyarakat lokal menyebutnya Pantai Tangsi, meski nama ini kian terkubur oleh sebutan Pantai Pink.

Disebut pantai pink karena pasirnya berwarna putih bercampur serpihan terumbu karang warna merah. Jika terkena air laut, dan sinar matahari sore atau pagi, butiran-butiran pasir halusnya berubah warna menjadi merah muda. Kabarnya, di dunia ada tujuh pantai yang pasirnya berwarna merah muda seperti di Bahama, sedangkan di Indonesia ada juga di Pulau Komodo.



Adapun nama Tangsi dikarenakan seputar kawasan itu, seperti Pantai Tanjung Ringgit— berhadapan dengan Samudra Indonesia, atau 1 kilometer tenggara Pantai Pink—dijadikan markas tentara Jepang dalam Perang Dunia II. Adanya meriam di Pantai Tanjung Ringgit sekitar 1 kilometer dari Pantai Pink ini, ataupun goa dengan lorong yang menembus perut bukit sepanjang sekitar 50 meter yang berhadapan dengan Pantai Pink, adalah bukti yang memperkuat bahwa sekitar wilayah itu sebagai barak militer tentara Dai Nippon.



Artinya berwisata ke Pantai Pink selain menyaksikan panorama alam pesisirnya yang ”tampil beda” sekaligus melakukan wisata sejarah. Tapak pantainya pun lumayan lebar dengan panjang dari ujung timur ke barat sekitar 500 meter. Bila berjemur di atas pasirnya yang halus laksana tidur di atas kasur empuk. Asalkan cuaca cerah, Anda bisa menyaksikan Gunung Rinjani yang berada di utara pantai itu.



Lantaran fasilitas dan transportasi umum ke Pantai Pink belum tersedia sebaiknya menyewa mobil atau sepeda motor dari Mataram. Perjalanan Mataram-Pantai Pink ditempuh 2,5 jam. Fasilitas akomodasi pun masih minim, meski kalau mau menginap ada beberapa bungalo yang dikelola pemodal, berjarak sekitar 4 kilometer dari pantai ini, dengan tarif 185 dollar AS (Rp 1,7 juta) per malam.

Lebih baik juga membawa bekal sendiri karena di sana tidak ada warung. Kalau sekadar mau minum, ada warga setempat menyediakan minuman air mineral, atau kopi saset, maupun mi instan.



Lihat yg lebih 'menarik' di sini !
Follow @wisbenbae

Beli yuk ?

 
Top