I shall return ! Itu adalah janji yang diucapkan seorang jenderal terkenal Amerika Serikat, ketika akan meninggalkan Filipina menuju Australia. Hal itu dilakukan untuk menghindari serangan pasukan Jepang yang sedang memasuki Filipina ditahun 1942, setelah sebelumnya Jepang membombardir pangkalan angkatan laut AS di Pearl Harbour pada Agustus 1941. Dan janjinya itu digenapi saat jenderal ini memasuki Filipina lagi pada Oktober 1944 setelah berhasil memukul mundur pasukan Jepang. Nama jenderal itu adalah Douglas MacArthur!
Douglas MacArthur adalah seorang jenderal penuh Amerika Serikat yang lahir di Little Rock, Arkansas pada 26 Januari 1880. Dia terlahir dari keluarga militer dan politikus. Ayahnya adalah seorang letnan jenderal, Arthur MacArthur Jr., penerima Medal of Honor. Kakeknya sendiri merupakan seorang politikus Amerika, Arthur MacArthur Sr. Douglas MacArthur muda mengenyam pendidikan militer pertama kali pada tahun 1893 di West Texas Military Academy, dan kemudian melanjutkannya di United States Military Academy, West Poin pada tahun 1898.
Lulus pada tahun 1903 dan diberi pangkat First Captain of The Corps of Cadets. Misi pertama MacArthur muda adalah sebuah misi pengintaian dalam pertempuran Veracruz yang terjadi pada tahun 1914. Pertempuran itu dikenal sejarah sebagai pemberontakan Mexico atas Amerika Serikat.
MacArthur kemudian terlibat dalam perang Dunia I. Selama perang ini dia terlibat dalam pertempuran di Reim ( Battle of Reim), kemudian pertempuran Saint-Mihiel dan juga pertempuran
Meuse-Argonne atau dikenal juga dengan Battle of the Argonne Forest. Disini pangkatnya naik menjadi Brigadir Jenderal dan dinominasikan meraih Medal of Honor.
Pada pertengahan tahun 30-an, presiden Filipna, Manuel Quezon, meminta MacArthur untuk mengawasi pembentukan AD Filipina. Tugasnya adalah melatih 40 ribu personil militer Filipina per tahun, termasuk menangani pembentukan akademi militer Filipina setingkat dengan West Point. Sebuah simbolis kemudian diserahkan pada MacArthur, yaitu seragam dan tongkat emas, atas anugerah gelar panglima tertinggi dari Angkatan Bersenjata Filipina.
Saat pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour diserang pesawat udara Jepang, Douglas MacArthur berada di Filipina. Dia merasa kecolongan karena tidak mengetahui pergerakan pasukan Jepang saat itu. Imbasnya, setelah menghancurkan Pearl Harbour, tentara Jepang mulai bergerak untuk menduduki dan menjajah negara-negara yang berada di Asia, sementara Hitler bergerak di Eropa. Salah satu negara tujuan pergerakan pasukan Jepang adalah Filipina. Jenderal ini terdesak hingga mendirikan markas pertahanan terakhir di Bataan dab Cooregidor. Khawatir Jepang akan menangkap dan membunuh MacArthur, presiden F.D Roosevelt menariknya ke Australia. Saat itu ucapannya yang terkenal adalah I came out of Bataan and I shall return. Diperkirakan, ada sekitar 30 ribu tentara AS yang tewas saat itu, ditambah pasukan yang tertawan di kompleks tahanan ODonnel.
Di Australia, MacArthur diberi jabatan sebagai panglima tertinggi pasukan sekutu di Pasifik dalam menghadapi Jepang. Bersama Laksamana Chester W. Nimitz, mereka kemudian mengatur strategi dan merancang operasi kontra ofensif terhadap Jepang. Titik balik pertama adalah Battle of Midway
yang terjadi pada tahun 1942, untuk menahan Jepang yang akan menduduki Port Moresby . Setelah pertempuran itu, MacArthur membangun markas di Danau Sentani Papua untuk selanjutnya bergerak melompat dengan menguasai pulau Morotai di Maluku Utara. Dan dari pulau inilah dia melakukan strategi lompat katak, yang tidak pernah diduga oleh musuhnya, untuk mengalahkan Jepang dan kembali menginjakkan kakinya di Filipina.
Setelah menguasai rangkaian kepulauan Pasifik dan Filipina, Mac Arthur kemudian mempersiapkan rencana untuk menduduki Jepang. Namun, Jepang keburu menyerah setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima serta Nagasaki. Ini menandai akhir perang dunia II di Asia dan juga di dunia, setelah Jerman juga menyerah pada sekutu di Eropa. Di Eropa, Amerika dipimpin oleh jenderal yang sama trengginasnya, yaitu Dwight D. Eisenhower.
Upacara penyerahan Jepang di USS Missouri / ( gambar: en.wikipedia.org)
MacArthur kemudian memimpin upacara penyerahan Jepang diatas kapal perang UUS Missouri pada 2 Desember 1945. Dengan itu, perang Asia timur Raya secara resmi berakhir. MacArthur adalah salah satu dari sekian jenderal yang terlibat dan berperan penting dalam perang dunia I dan perang dunia II.
Selain terlibat dalam kedua perang diatas, MacArthur juga terlibat dalam perang Korea. Disaat MacArthur mengurus pendudukan Jepang dan menerapkan berbagai perubahan demokratis, pecahlah perang Korea pada 25 Juni 1950.
Karena kedudukan pasukannya di Jepang dan masih berdekatan dengan Korea, dia memimpin pasukan perdamaian PBB dalam melawan invasi Korea Utara ,yang dibantu oleh China, ke Republik Korea Selatan. Namun, pada April 1951, jabatan MacArthur sebagai panglima pasukan dicabut oleh presiden Harry S. Truman, dan ditarik ke Washington, karena sikapnya yang menentang kebijakan presiden dalam perang Korea di muka umum. MacArthur berencana untuk merebut beberapa wilayah di China sebagai imbas dukungan China pada invasi Korea Utara.
MacArthur bersama John F. Kennedy
Pada tanggal 5 April 1964, jenderal yang dikenal memiliki temperamen keras ini meninggal dunia dalam usia 84 tahun. Dalam sebuah pidato perpisahan di depan kongres, MacArthur kembali mengucapkan kata yang sampai sekarang dikenal kalangan militer, Old soldiers never die, they just fade away. Sebagai penghormatan dalam mengenang beliau, didirikanlah patungnya di akademi militer yang terkenal di Amerika Serikat, West Point.
Medali penghargaan yang diterima oleh jenderal temperamnetal ini diantaranya, Medal of Honor, Distinguished Sevice Cross, Army Distinguished Service Medal, Navy Distinguished Service Medal, Distinguished Flying Cross, Silver Star, Bronze Star, Purple Heart dan Order of the Rising Sun.