Saya tidak terlalu lama istirahat di Masjid Agung Baiturrahman karena hari sudah mulai sore. Saya kemudian melanjutkan perjalanan dengan tujuan ke Pelabuhan Ketapang. Jarak antara Kota Banyuwangi dengan Pelabuhan Ketapang masih cukup jauh. Akan sangat melelahkan kalau harus berjalan kaki. Ada baiknya kalau naik angkot yang banyak terdapat di kota yang bisa mengantarkan sampai ke Pelabuhan Ketapang. Lagipula ongkos naik angkot juga cukup murah kok, sama seperti di kota-kota lain yaitu 3.000 rupiah.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit dengan angkot, sampailah saya di depan Pelabuhan Ketapang-Banyuwangi. Seperti diketahui, Pelabuhan Ketapang merupakan pelabuhan penyeberangan ferry yang menghubungkan antara Pulau Jawa (Ketapang) dengan Pulau Bali (Gilimanuk). Saya nggak akan menyeberang ke Gilimanuk kok. Saya hanya akan melihat aktifitas-aktifitas yang ada disana. Hampir setiap 30 menit sekali ada saja kapal ferry yang hilir-mudik. Kapal-kapal ferry yang beroperasi antara Ketapang-Gilimanuk ini hanya berukuran kecil sampai sedang. Mungkin karena jarak antara Banyuwangi dan Bali yang tidak begitu jauh sehingga tidak memerlukan kapal yang besar. Namun hal ini diimbangi dengan frekuensi penyeberangan yang cukup tinggi. Anda bisa menyeberang kapanpun.
Menyaksikan aktifitas pelabuhan di sore hari menjelang matahari terbenam ternyata asyik juga meskipun tidak begitu banyak penumpang yang berangkat ke Gilimanuk. Terlihat hanya ada beberapa rombongan penumpang saja yang berduyun-duyun naik kapal. Sementara itu isi kapal lebih banyak didominasi oleh mobil-mobil baik bus, truck, maupun mobil pribadi. Yang cukup mengherankan adalah banyak sekali polisi yang berjaga di Pelabuhan Ketapang. Kalau dihitung mungkin jumlahnya puluhan. Apa mungkin karena di Bali sedang ada KTT ASEAN sehingga penjagaan lebih ketat? Atau memang sehari-harinya penjagaan pintu masuk ke Pulau Dewata memang seperti ini? Saya baru satu kali menyeberang ke Bali melalui Pelabuhan Ketapang. Itupun sudah tujuh tahun yang lalu. Waktu itu saya kurang memperhatikan hal-hal seperti ini. Oh ya, perlu diingat.. Saat menyeberang melalui Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk di Bali biasanya akan ada pemeriksaan KTP pada setiap penumpang. Sebaiknya persiapkan identitas Anda ya kalau mau menyeberang.
Saya berada di dermaga Pelabuhan Ketapang sampai matahari terbenam. Tapi lama-lama dingin juga karena angin laut semakin kencang. Kemudian saya meninggalkan dermaga menuju ke depan pelabuhan untuk makan malam. Suasanya di depan pelabuhan bisa dibilang cukup ramai. Saat malam hari banyak pedagang yang berjualan makanan. Toko-toko dan mini market juga berjejer, bahkan ada yang buka 24 jam. Nggak repot deh kalau hanya sekedar cari makanan dan minuman. Nah yang bikin bingung, mala mini saya harus tidur dimana? -__-
http://www.wijanarko.net/2012/01/melihat-aktifitas-pelabuhan-ketapang-di.html
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !
Post a Comment Blogger Facebook