Saat ini kemoterapi banyak dipakai untuk penyembuhan kanker, tetapi bisa mengakibatkan efek samping, yakni penurunan system kekebalan tubuh. Jeruk Purut adalah salah satu tanaman perdu yg dimanfaatkan pada buah serta daunnya. Tetapi untuk bahasan kali ini, di sini kami bakal membahas tentang salah satu faedah dan manfaat yang bisa diperoleh dari salah satu type jeruk yang banyak digunakan daunnya untuk bumbu atau bahan rempah masakan. Jeruk purut memiliki naman ilmiah Citrus × hystrix serta tergolong dalam klasifikasi kerajaan tumbuhan Plantae.
Hal ini jadi perhatian Herwandhani Putri, Standie Nagadi, serta Ifani A. Saktiningtyas. Ketiga Mahasiswa Farmasi UGM ini akhirnya menemukan potensi kulit jeruk purut sebagai agen imunomodulator yang dapat menghimpit efek penurunan system imun dalam kemoterapi.
“Kemoterapi merupakan therapy memakai obat-obatan kimia. Type therapy ini biasanya ditempuh untuk mengobati penyakit kanker. Agen kemoterapi yang seringkali dijadikan sebagai pilihan kemoterapi merupakan doxorubicin lantaran dapat mengobati beragam type kanker, ” jelas Ketua Riset, Herwandhani Putri, waktu ditemui Harian Jogja, di Fakultas Farmasi UGM, Sabtu (18/2).
Tetapi ternyata pemakaian doxorubicin bisa menyebabkan beragam efek samping diantaranya kerontokan pada rambut serta penurunan system imun yang dapat juga mengakibatkan beragam jenis infeksi. Oleh sebab itu, diperlukan usaha mengombinasikan agen kemoterapi doxorubicin dengan senyawa lain yang bekerja secara sinergis serta mampu mengurangi efek samping doxorubicin.
“Lalu kami berupaya mencari bahan alam yang punya potensi di kembangkan juga sebagai agen imunoterapi pendamping kemoterapi, yaitu kulit buah jeruk purut yang di ketahui mempunyai kandungan flavonoid, ” jelasnya.
Riset yang berhasil mencapai medali emas dalam Minggu Ilmiah Mahasiswa Nasional 2011 ini bertujuan mengkaji ekstrak kulit jeruk purut sebagai imunomodulator pada therapy kanker dengan memakai hewan uji (tikus) yang diinduksi doxorubicin. Riset yang selesai dalam waktu tiga bln. ini, menunjukkan ekstrak kulit jeruk purut menunjukan ada penekanan pada penurunan jumlah sel darah putih, limfosit, serta neutrofil.
“Ini berarti bahwa ekstrak kulit jeruk purut bisa menekan penurunan system imunitas tubuh, ” kata Putri.
Hal tersebut bisa terjadi lantaran kandungan flavonoid pada kulit jeruk purut, terutama naringenin serta hesperidin berbentuk sebagai antioksidan. Antioksidan bisa menangkap radikal bebas hasil metabolisme doxorubicin. Intinya ekstrak kulit jeruk purut berpotensi sebagai agen imunomodulator pada kemoterapi kanker.
“Kami mengharapkan ke depannya hasil riset ini dapat menjadi dasar riset selanjutnya. Nanti ekstrak kulit jeruk purut bisa jadi product yang dapat dimanfaatkan secara klinis juga sebagai agen imunomodulator pendamping kemoterapi, ” pungkasnya.
Post a Comment Blogger Facebook