GuidePedia

0


Raisa Andriana tampil dalam Ramadan Jazz Festival (11/7/2014)© Nurdiansah/Tempo


Industri musik Indonesia sejak dulu tidak pernah sepi dari kehadiran solis berbakat, laki-laki maupun perempuan. Setiap dekade punya mutiaranya sendiri. Mulai sejak era Titiek Puspa, Emilia Contessa, Vina Panduwinata, Anggun, hingga Sherina. Nama Raisa Andriana dalam beberapa tahun belakangan mungkin mendominasi ranah solis perempuan, tapi bukan berarti Indonesia kering akan kehadiran solis cewek.

Ada banyak mutiara lainnya. Kehadiran mereka patut direspon positif karena membuat ranah industri musik --khususnya di kubu penyanyi cewek-- semakin beragam tanpa harus terjebak dalam sebuah persaingan yang tidak sehat.

Raisa turut mengamini dengan mengatakan bahwa salah satu keindahan musik adalah keberagamannya. "Musik jangan terlalu dikotak-kotakan dan dijadikan kompetisi. Karena itu sangat mengurangi kesempatan orang lain untuk bisa tukar pikiran," tuturnya.

Berikut ini kami sajikan delapan solis perempuan yang siap mencuri perhatian pecinta musik dengan segala talenta dan karakternya masing-masing.

Isyana Sarasvati
Isyana Sarasvati - Tetap Dalam Jiwa© IsyanaVEVO

Penyanyi kelahiran Bandung, 2 Mei 1993, ini adalah sosok yang paling sering dibandingkan bahkan disebut kompetitor terkuat Raisa. Paras rupawan dan suara yang dimiliki Isyana membuatnya dijuluki "The Next Raisa".

Bagaimana lulusan Royal College of Music, Inggris, ini menanggapi segala atribut yang dilekatkan kepadanya tersebut?

"Jauh-jauh belajar ke luar negeri sebagai musisi yang professional, mentalku juga digodok. Kalau saya masih mikir persaingan, itu hanya buang-buang energi. Semua musisi punya pola pikir dan karakternya sendiri. Yang penting terus berkarya dan saling mendukung," katanya dalam majalah Nylon Indonesia, edisi Agustus-September 2015.

Yura
YURA YUNITA - BERAWAL DARI TATAP ( Official Music Video )© YURA YUNITA

Karir bermusik pemilik nama asli Yunita Rachman ini dimulai sejak dirinya menjadi kibordis Risa Sarasvati sekitar tahun 2011. Kurang percaya diri adalah faktor utama yang membuatnya enggan menekuni dunia tarik suara.

Glenn Fredly adalah orang yang menumbuhkan rasa percaya diri dan meyakinkan Yura untuk menjadi solis. Hasilnya adalah sebuah album berjudul Yura yang rilis 2014. Glenn bertindak sebagai eksekutif produser.

Album debut solis yang juga mahir bermain kibord, gitar dan drum itu berhasil masuk nomine beberapa ajang penghargaan musik, salah satunya dalam Anugerah Musik Indonesia 2015.

Sebagai penyanyi, alumni Fakultas Ilmu Komunikasi di Universitas Padjajaran, Bandung, ini selalu berprinsip bahwa musik adalah hal utama. "Buatku solis perempuan yang baik itu bukan dari tampangnya, tapi tentang bagaimana dia bisa bermusik dan bikin karya," terangnya dicuplik dari majalah Hai, edisi 1-7 Juni 2015.

Eva Celia
Indra Lesmana ft. Eva Celia - Takkan Ada Cinta yang Lain @ Mostly Jazz 31/01/14 [HD]© MostlyJazzJKT

Meski terlahir sebagai anak Indra Lesmana yang dianggap salah satu maestro musik jazz Indonesia, Eva Celia (22) ingin sukses sebagai penyanyi berbekal talentanya sendiri. Bukan melulu mendompleng kepopuleran sang ayah.

Lewat berbagai kesempatan manggung bersama sang ayah dan single perdananya bertajuk Reason, Eva dengan warna suara yang kental soul dan RnB siap meramaikan pasar solis perempuan.

Tidak khawatir dengan ketatnya persaingan antar solis perempuan? "Kami semua punya warna dan latar belakang berbeda. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Saya juga tidak berpikir soal kompetisi karena pada dasarnya saya bukan orang yang suka berkompetisi. Fokus saya adalah berkarya," ujar Eva kepada Aing saat ditemui di Indonesian Jazz Festival (28/8/2015).

Aimee Saras
Aimee Saras - Lenggang Temaram© rooftopsound INA

Dyah Rahmi Saraswati alias Aimee Saras (31) adalah salah satu pendatang baru di industri musik tanah air. Alih-alih menyanyikan corak lagu yang lebih populer semisal balada atau RnB, alumni The City University of New York ini memilih swing.

"Swing adalah cabang dari musik jazz yang menyenangkan dan penuh gairah. Membuat yang mendengarnya ingin berdansa," katanya menjelaskan. Album debutnya Swingin' Aimee berisi 11 lagu yang rilis secara digital sejak akhir tahun 2014 tak hanya menyajikan swing, tapi juga chacha dan elektronika.

Danilla
Danilla - Buaian© Lafa Green

Danilla Jelita Poetri Riyadi, lahir 12 Februari 1990, tumbuh dalam keluarga musikal. Ibunya, Ika Ratih Poespa, adalah penyanyi jazz. Kakek dan neneknya adalah penyanyi keroncong dan seriosa pada era 60-an. Sementara kedua pamannya; Dian Pramana Poetra dan Henry Restoe Poetra merupakan penyanyi dengan rekam jejak mumpuni di ranah pop tanah air.

Album perdananya bertajuk Telisik berisi 13 lagu telah dirilis 3 Maret 2014 oleh Demajors dan Orion Records. Berkat album yang memadukan unsur jazz, soul, swing, hingga bossanova, Danilla dinobatkan oleh majalah Rolling Stone Indonesia sebagai Pendatang Baru Terbaik 2014.

Perihal pilihannya bergabung dengan label rekaman independen, pemilik suara alto ini berkata karena ingin bermusik lebih bebas dan jujur tanpa khawatir dikekang oleh berbagai aturan yang mengatasnamakan selera pasar.

"Bermusik bagi saya tidak melulu soal laku atau tidak. Terpenting adalah kejujuran. Saya merasa lebih nyaman bernyanyi di genre ini meskipun terkesan musik lawas," tuturnya dilansir Femina.

Cabrini Asteriska
Cabrini Asteriska - "Kisah Dari Selatan Jakarta"© Anka & Rananda

Penyanyi dan penulis lagu kelahiran Jakarta, 6 Maret 1988, bisa disebut bukan pendatang baru di blantika musik. Meski baru menghasilkan sebuah album solo berjudul Distance (rilis 7 Agustus 2015), Cabrini yang biasa disapa Ichyl telah bergerilya di berbagai kafe di Jakarta sebagai penyanyi sejak berumur 15 tahun. Bahkan, ia pernah sepanggung dengan gitaris jazz kenamaan Oele Pattiselano (69) di Java Jazz Festival 2011.

"Musik adalah inspirasiku, musik adalah pelampiasanku, aku ingin membaginya dengan semua orang. Aku ingin membuatnya menjangkit," ungkapnya dalam rilis pers album Distance. Selain berkarier solo, penyuka musik jazz dan folk ini juga tercatat sebagai vokalis latar kelompok Barasuara.

Brianna Simorangkir
Brianna Simorangkir – Istana (Official Lyric Video)© Disc Tarra

Nama cewek kelahiran 7 Mei 1992 ini mulai jadi pusat perhatian saat menjadi rekan duet kelompok Superman Is Dead di lagu berjudul Sunset di Tanah Anarki (2013). Padahal, setahun sebelumnya saat masih bermukim di Sydney, Australia, Brianna telah merilis mini album bertajuk Second Rate Love berisi lima lagu secara independen.

Besar di lingkungan musik jazz dan blues pada awalnya membuat Brianna sangat idealis. Dia bahkan tidak mau berkompromi dengan musik pop yang disebutnya payah. Ketika dikontrak oleh Catz Records yang notabene major label, penyanyi yang pernah kursus vokal klasik ini khawatir idealismenya terhadap jazz luntur.

"Untunglah, seiring berjalannya waktu, semuanya baik-baik saja. Lagi pula saya ingin mencicipi musik yang berbeda," elaknya dalam Male, edisi 22-28 Mei 2015. Menyanyikan beragam genre membuatnya tertantang. Pun memberinya wawasan yang lebih luas terhadap musik.

Wizzy
Wizzy - Puzzle Pieces OST Negeri Van Oranje (Collaboration With Dave Slick)© Wizzy

Williana Saraswati alias Wizzy, lahir 14 Juni 1994, adalah jebolan pencarian bakat Mamamia tahun 2008 yang diadakan stasiun televisi Indosiar. Hobi bernyanyi sejak kelas tiga SD membuahkan ratusan piala dalam berbagai ajang festival menyanyi. Salah satunya gelar sebagai vokalis terbaik dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N).

Pengagum Mariah Carey ini lantas bergabung dengan Nagaswara Records pada 2010 yang menghasilkan single Tak Kusesali dan Air Mata Terakhir.

Karena merasa kariernya mandek, dia pindah ke Falcon Records. Di rumah barunya ini, Wizzy dipercaya menyanyikan lagu tema untuk film Negeri Van Oranje yang tayang Desember 2015.

Sumber

lanjutin di sini !

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top