Sebuah masjid di pinggiran kota Los Angeles yang awalnya merupakan pusat imigran Muslim dari Thailand kini melayani Muslim dengan berbagai latar belakang. Pusat keagamaan yang berkembang pesat di Azusa, California, adalah hasil kerja keras seorang imigran Thailand dan keluarganya.
Rahmat Phyakul mengawasi renovasi masjid di pinggiran kota ini dibantu oleh istri, Sukatee. Mereka adalah Muslim yang berasal dari Thailand, dan yang menjadi motor penggerak di rumah ibadah umat Islam ini.
Phyakul adalah administrator dan imam masjid pertama yang didirikan oleh Muslim Thailand di Amerika Serikat. Umat Muslim Thailand adalah minoritas dari satu kaum minoritas, karena kebanyakan warga Thailand adalah pemeluk Buddha.
"Menurut warga Thailand dan teman-teman kami mendirikan sebuah masjid bagi umat Muslim Thailand adalah ide bagus, agar kami bisa menjaga budaya kami dan di saat yang sama terus menjalankan agama kami," ujarnya.
Daya tarik global
Setelah 19 tahun, masjid ini kini menjadi masjid internasional, dengan ratusan orang dari berbagai belahan dunia Muslim berdoa di tempat ini.
"Ada orang dari Pakistan, India, Filipina, Indonesia, Dubai, Arab Saudi, Suriah, Mesir, Afrika, Amerika keturunan Afrika, dan berbagai macam orang dengan berbagai latar belakang datang ke masjid ini karena ini adalah tempat internasional," kata Rahmat Phyakul.
Rafique Ahmed adalah salah seorang yang datang sholat Jumat di masjid tersebut. Ia pindah ke Amerika Serikat dari India dan memuji imam dan istrinya karena membangun komunitas ini.
"Mereka adalah tulang belakang masjid ini. Mereka mempunyai komitmen tinggi, mereka telah melakukan pekerjaan luar biasa bagi komunitas ini," ujarnya.
Beberapa anggota masjid yang merupakan warga Thailand membagikan makanan Thailand dan anggota lama masjid, Mariam Ruangsuwan mengenang perubahan yang terjadi sejak komunitas ini berkembang.
"Para wirausahawan membantu memberikan uang dan lain sebagainya dan kini kami sukses. Kami punya sebuah masjid yang besar dan bagian dalamnya indah," ujarnya.
Rumah spiritual
Imam Phyakul mengatakan ada ketegangan dengan beberapa orang di lingkungan yang didominasi umat Kristen ini, yang curiga terhadap umat Islam.
"Namun kami bertahan dan sebagaimana diajarkan di Alquran, kita harus bersabar dan melakukan kebaikan. Dan ini sebabnya kami bertahan selama 19 tahun," ujar Phyakul.
Keluarga besar masjid bekerjasama agar masjid terus terjaga dan itu fokus utama mereka, kata Sukatee Phykul.
"Saya senang keluarga masjid bekerjasama atas nama Allah," ujarnya.
Masjid ini telah menjadi rumah spiritual bagi komunitas Muslim di lingkungan pinggiran kota ini, di mana sebelumnya tidak pernah ada masjid. [yy/republika]
Post a Comment Blogger Facebook