Peserta harus melintasi Point Nemo dengan kapal layar. Point Nemo ini berada di Lautan Pasifik dan merupakan titik terjauh dari daratan di seluruh muka bumi.
Menurut ramalan cuaca, hari Sabtu (27/6/2015) bakal turun hujan di Gothenburg, Swedia. Pagi itu memang sedikit mendung. Namun sebagian besar warga di Gothenburg tetap mengunjungi dermaga kota itu. Mereka tidak ingin ketinggalan menyaksikan lomba kapal layar paling ekstrem sedunia, Volvo Ocean Race.
Volvo Ocean Race disebut balapan paling ekstrem karena pesertanya perlu waktu sembilan bulan untuk sampai garis finish. Mereka harus melalui berbagai lautan paling ekstrem di dunia menggunakan kapal layar sepanjang 20 meter. Peserta juga harus menembus ombak yang bisa mencapai 30 meter tingginya, melintasi badai, nyaris basah sepanjang waktu, melewati malam-malam yang dingin dan sepi, serta tidak berhenti berpacu.
Balapan sendiri dibagi menjadi 9 etape, peserta berangkat dari Alicante, Spanyol, melalui Cape Town di Afrika Selatan, lalu ke Abu Dhabi di Uni Emirat Arab, dilanjutkan ke Sanya, China; Auckland, Selandia Baru; Itajai, Brasil; Newport, AS; Lisbon, Portugal; Lorient, Perancis; baru finish di Gothenburg, Swedia.
"Volvo Ocean Race adalah perlombaan yang sangat panjang dan berat. Anda harus berjuang sampai batas kemampuan manusia siang dan malam tanpa henti," ujar Knut Frostad, mantan atlet Olimpiade sekaligus peserta lomba dalam pernyataan yang dikutip buletin Ocean Race.
Dalam tulisan lain, Charles Caudrelier, pelaut yang berlomba bersama tim Dongfeng menyampaikan, "Ini adalah lomba olahraga paling lama di Bumi. Begitu Anda memutuskan ikut, sedikitnya Anda harus mengorbankan 18 bulan dari hidup untuk ini, mulai perencanaan hingga lomba selesai."
Kapal Gotheborg, kapal kayu terbesar di dunia yang masih beroperasi yang merupakan tiruan kapal serupa yang tenggelam tahun 1745, menembakkan meriam tanda dimulainya perlombaan. (Kompas.com/Wisnubrata)
Karena jarak dan jalurnya yang panjang, maka akan sulit bagi penonton menyaksikan keseluruhan lomba ini. Bayangkan saja, peserta harus melintasi Lautan Atlantik, India, dan Pasifik. Peserta bahkan harus melintasi Point Nemo dengan kapal layar. Point Nemo ini berada di Lautan Pasifik dan merupakan titik terjauh dari daratan di seluruh muka Bumi. Jarak dari pulau terdekat adalah 2.688 kilometer, artinya, jika kita berada di sana, jarak kita akan lebih dekat ke stasiun ruang angkasa yang mengorbit Bumi daripada jarak ke daratan mana pun.
Nah, karena ekstrem-nya, banyak orang kemudian tertarik menyaksikan bagaimana lomba layar ini berlangsung. Namun tidak mungkin penonton bisa mengikuti lomba di lautan lepas. Maka agar tetap bisa menyaksikan para pelaut itu beraksi, diadakan lomba tambahan di setiap persinggahan. Di Gothenburg, lomba itu diadakan di area pelabuhan, menempuh jarak beberapa kilometer menuju laut lepas, lalu kembali ke pelabuhan.
Sabtu itu, ribuan orang berkumpul dalam dinginnya temperatur Swedia untuk menyaksikan tujuh kapal menyelesaikan lomba. Diawali dentuman meriam dari kapal Gotheborg, kapal kayu terbesar di dunia yang masih beroperasi yang merupakan tiruan kapal serupa yang tenggelam tahun 1745, perlombaan pun dimulai.
Kapal-kapal layar peserta Volvo Ocean Race di pelabuhan Gothenburg, Sabtu (27/6/2015). (Kompas.com/Wisnubrata)
Para penonton bersorak menyemangati tim unggulannya. Tim SCA yang seluruh anggotanya perempuan adalah tim yang paling banyak mendapat tepuk tangan karena mereka membawa bendera Swedia. Orang-orang mengibarkan bendera ketika kapal-kapal layar bergerak untuk menjadi yang terdepan. Ketika peserta semakin jauh dari pelabuhan, perhatian penonton tertuju pada layar-layar besar yang menyiarkan perlombaan secara langsung. Helikopter yang berputar-putar mengambil gambar perlombaan, menambah hingar bingar suasana.
Secara keseluruhan, Volvo Ocean Race akhirnya dimenangkan oleh tim Abu Dhabi, yang mendapat sponsor dari kota Abu Dhabi, diikuti tim Brunel dari Belanda, lalu tim Dongfeng dari China yang beberapa personelnya belum pernah berlayar, tim Mapfre dari Spanyol, tim Alvimedica, tim SCA, dan tim Vestas Wind di urutan terakhir karena kapalnya sempat kandas dalam etape sebelumnya.
Sejarah
Menilik sejarahnya, balapan kapal layar ini bermula tahun 1972 di Inggris saat perusahaan penyulingan Whitbread menjadi sponsor perlombaan keliling dunia menggunakan kapal layar. Saat itu ada 17 kapal dengan 167 awak mengikuti lomba sejauh 50.900 kilometer dimulai dari Portsmouth, Inggris. Mereka diberangkatkan pada 8 September 1973 untuk menempuh rute yang dahulu digunakan para pedagang membawa barang-barang ke berbagai bagian dunia.
Lalu sejak tahun 2001, namanya berganti menjadi Volvo Ocean Race, seiring dengan hadirnya Volvo sebagai sponsor utama perlombaan itu. Rutenya pun kemudian disesuaikan dengan kondisi saat ini. Pada perlombaan kali ini, para peserta berangkat dari Alicante, Spanyol pada 4 Oktober 2014 dan menempuh jarak 71.744,628 kilometer hingga Gothenburg, Swedia.
Volvo sendiri menjadi sponsor perlombaan tersebut karena berbagai alasan. “Perlombaan ini merupakan pencapaian dalam hal kualitas dan inovasi. Diperlukan kualitas dan perencanaan terbaik untuk menghasilkan kapal yang mampu melaju dengan cepat. Ini sesuai dengan keinginan Volvo untuk selalu menghasilkan produk terbaik,” ujar Vikramaditya Singh, direktur pemasaran Volvo Trucks Indonesia dalam perbincangan di Gothenburg.
Hal lain yang menjadi kesamaan perlombaan dengan brand Volvo adalah soal performance terutama di lingkungan yang ekstrem. Performance ini dilekatkan Volvo pada produk-produknya, yakni ketangguhan menghadapi segala medan. Selain itu ada juga sisi petualangan, kerjasama, kesinambungan serta mendunia.
Lalu apa yang didapatkan para peserta lomba bila tampil sebagai juara? Ternyata bukan uang. Hadiahnya adalah trofi Ocean Race saja, beserta pengakuan bahwa mereka adalah orang-orang yang tangguh dan berhasil melintasi lautan di dunia dalam kondisi paling ekstrim.
Pencapaian itu diungkapkan seorang peserta dalam balapan ini, “Sembilan bulan mengarungi empat samudra dan lima benua dengan kecepatan penuh. Mengarungi lautan yang tidak kenal ampun dalam kelelahan, rasa sakit, dan pengorbanan. Tapi itu semuanya layak dilakukan untuk menjadi pelaut di Volvo Ocean Race.”
(Wisnubrata/Kompas.com)
Post a Comment Blogger Facebook