Pakar komunikasi dan pengamat politik senior Prof Tjipta Lesmana menilai pidato Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat pelantikan pengurus DPP Gerindra di Jakarta, Rabu (8/4) adalah ancaman kepada pemerintahan Presiden Jokowi.
Isi pidato Prabowo yang disebut sebagai ancaman adalah terkait adanya partai di Koalisi Merah Putih (KMP) yang diadu domba, serta humum yang dirobek-robek.
"Ini ancaman terhadap pemerintahan Jokowi. Ini pidatonya jelas sekali," sebut Tjipta, Kamis (9/4) seperti dilansir RMOL.
Apalagi, kata Tjipta, dalam pidatonya, Prabowo sangat emosional hingga memperlihatkan bahasa aslinya.
"Dalam pidatonya ada kata-kata diusrek-usrek, saya sendiri kurang paham maksudnya. Tapi intinya KMP sedang marah karena kasus Golkar dan PPP," terang Tjipta dalam sebuah wawancara eksklusif di stasiun televisi swasta nasional.
Seperti diketahui, saat pelantikan dan di hadapan tokoh KMP, Prabowo berpidato berapi-api. Capres 2014 itu menegaskan, pihaknya kecewa apabila ada rekan-rekan anggota KMP yang diganggu. "Kami kecewa kalau ada rekan kami anggota KMP yang diusrek-usrek, diganggu-ganggu, diobok-obok. Ini mental kolonial, mental imperialis, dari dulu tokoh-tokoh bangsa selalu diadu domba," kata dia.
Prabowo menegaskan, pihak tertentu yang berupaya merobek-robek hukum yang ada di negeri ini akan menerima konsekuensinya sendiri. "Kami (KMP) ingin kesejukan, tapi tolong jaga hukum, jangan robek-robek hukum. Kalau anda merobek hukum, anda akan merasakan konsekuensi, siapa menabur angin dia akan menuai badai," ujar Prabowo mengingatkan.
Prabowo juga mengaku masih kecewa dengan hasil pilpres dan hasil sidang sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi. Meski kecewa, bagi Prabowo kepentingan bangsa dan rakyat adalah yang utama. "Kekecewaan kami nomorduakan. Yang kami utamakan kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia," katanya. (pm)
Follow @wisbenbae
Post a Comment Blogger Facebook