Tercatat dalam sejarah Jepang, pada zaman Meiji ada seorang wanita memiliki indera keenam yakni daya terawang jarak jauh yang bernama Chizuko Mifune. Wanita Jepang ini yang pertama memiliki kewaskitaan tersebut namun bernasib tragis.
Chizuko lahir tanggal 17 Juni 1886 di Kumamoto dari keluarga seorang tabib. Beranjak pada usia 22 tahun, yaitu pada 1908 ia menikah dengan seorang letnan angkatan darat yang tak lama kemudian pergi bertugas di medan perang.
Chizuko lahir tanggal 17 Juni 1886 di Kumamoto dari keluarga seorang tabib. Beranjak pada usia 22 tahun, yaitu pada 1908 ia menikah dengan seorang letnan angkatan darat yang tak lama kemudian pergi bertugas di medan perang.
Chizuko tinggal bersama kedua orang mertuanya. Suatu hari ia mendengar mertua lelakinya memasalahkan uangnya 50 yen yang tersimpan dalam dompet telah hilang. Setelah berkonsentrasi sejenak, Chizuko memberitahu mertua wanita bahwa uang itu tidak hilang tetapi berada di suatu tempat dalam laci mereka.
Keduanya terkejut dan mencari ke tempat yang ditunjuk. Setelah menemukan uang itu, mertuanya malah menuduh Chizuko yang mencuri uangnya. Penjelasan panjang lebar dari Chizuko tidak mengurangi ketetapan hati kedua orang tua untuk memberitahukan anaknya dan minta mereka bercerai. Setelah pernikahan singkat itu, ia pulang ke rumah membantu orang tua meracik obat herbal dan mengobati pasien dan sebagainya.
Bakat dan kemampuan yang tidak dimiliki orang lain itu membuat ia bisa “melihat” letak penyakit, sehingga cepat dan tepat mengobati penyakit pasien. Dengan demikian namanya melambung dan pasien yang datang semakin banyak. Kesejahteraan keluarga juga ikut meningkat.
Kemampuan supranatural itu akhirnya diketahui oleh Kiyohara kakak ipar Chizuko yang kemudian meminta ia mendalami ilmu hipnosis yang saat itu sedang populer di Jepang. Melalui hipnosis yang ia ajarkan, kemampuan bawaan itu semakin berkembang. Daya terawang jauhnya semakin baik dan Ia pun semakin tersohor.
Keduanya terkejut dan mencari ke tempat yang ditunjuk. Setelah menemukan uang itu, mertuanya malah menuduh Chizuko yang mencuri uangnya. Penjelasan panjang lebar dari Chizuko tidak mengurangi ketetapan hati kedua orang tua untuk memberitahukan anaknya dan minta mereka bercerai. Setelah pernikahan singkat itu, ia pulang ke rumah membantu orang tua meracik obat herbal dan mengobati pasien dan sebagainya.
Bakat dan kemampuan yang tidak dimiliki orang lain itu membuat ia bisa “melihat” letak penyakit, sehingga cepat dan tepat mengobati penyakit pasien. Dengan demikian namanya melambung dan pasien yang datang semakin banyak. Kesejahteraan keluarga juga ikut meningkat.
Kemampuan supranatural itu akhirnya diketahui oleh Kiyohara kakak ipar Chizuko yang kemudian meminta ia mendalami ilmu hipnosis yang saat itu sedang populer di Jepang. Melalui hipnosis yang ia ajarkan, kemampuan bawaan itu semakin berkembang. Daya terawang jauhnya semakin baik dan Ia pun semakin tersohor.
Saat itu, ada seorang saudagar kaya datang meminta Chizuko menggunakan kelebihannya untuk mencari tambang batubara di Jepang. Dengan ditemani seorang utusan dari saudagar itu Chizuko pergi mencari. Setelah empat jam kemudian, Chizuko memberitahu utusan bahwa ia melihat satu benda hitam besar berada di tempat tidak jauh dari ia berdiri.
Setelah menunjukkan ketepatan tempatnya, para utusan itu pulang untuk melaporkannya kepada saudagar yang sedang menanti. Benar saja, tempat yang ditunjukkan itu memiliki batubara berkualitas dan kapasitasnya pun besar. Ini kemudian membuat saudagar itu semakin kaya. Chizuko menerima sejumlah honor yang setara Rp 2,5 miliar nilai uang sekarang.
Reputasinya sebagai wanita hebat Jepang tidak sebanding dengan nasibnya yang tragis. Pertama, kehilangan keharmonisan keluarga, kakak iparnya menuntut 50 persen uang hadiah itu menjadi haknya karena ia yang mengembangkan kemampuan penglihatan itu. Pertengkaran dalam keluarga berlangsung terus, membuat Chizuko hidup tidak tentram.
Kemudian di saat yang sama, media cetak secara langsung atau tidak turut menyebar luaskan kemampuan clairvoyance yang dimiliki Chizuko. Namanya semakin dikenal di negeri Sakura dan masyarakat yang datang meminta bantuannya semakin banyak.
Mereka yang datang dari orang yang ingin mencari kembali barang yang hilang sampai orang yang mau memperoleh kekayaa. Kios obatnya selalu penuh sesak oleh orang-orang yang tak jelas maksud kedatangannya.
Laporan berita juga menggemparkan komunitas ilmuwan Jepang yang kemudian mengadakan satu acara pembuktian. Undangan meminta kedatangan Chizuko ke Universitas Teikyo, Tokyo. Tepatnya tanggal 14 September 1932, para ilmuwan dari seluruh negri datang berkumpul untuk menyaksikan kehebatan Chizuko.
Pengujian hari itu menggunakan tabung kecil terbuat dari logam yang dalamnya ada kertas bertuliskan 3 huruf kanji dan disegel rapat oleh panitia. Chizuko diminta menunjukkan huruf apa yang tertulis dalam tabung dengan tanpa membukanya.
Melalui konsentrasi sejenak, Chizuko menuliskan ke 3 huruf dimaksud di kertas lain. Setelah tabung dibuka oleh panitia, terbukti ketiga huruf tebakannya tak satu pun meleset. Tetapi panitia saat itu tidak mengakui dan menuduh Chizuko telah melakukan penipuan. Para ilmuwan yang menyaksikan meminta panitia untuk mengadakan pengujian ulang.
Ujian ulang kali ini menggunakan tempat yang berbeda dan dilaksanakan lebih ketat, ilmuwan yang datang diminta partisipasinya untuk memeriksa segel, memastikan amannya tulisan dalam tabung. Ketiga huruf kanji sengaja ditulis berbeda dengan huruf pada tes pertama dan kembali Chizuko berhasil menebak dengan tepat ketiga huruf kanji itu. Ilmuwan dibuat kagum olehnya.
Walau mereka telah menyaksikan sendiri kemampuan luar biasa dari seorang Chizuko, karena mereka tidak paham tentang hal-hal yang berkaitan dengan supranatural, maka dalam wawancara yang diadakan oleh media pada saat itu, para ilmuwan itu tetap tidak mau mengakuinya.
Kesalahan yang dibuat oleh media adalah ikut menyampaikan pandangan salah dari para ilmuwan. Penolakan dari ilmuwan yang diberitakan kepada masyarakat. Media menulis bahwa kewaskitaan Chizuko tidak terbukti, Chizuko layaknya seorang petualang yang melakukan penipuan. Berita ini membuat Chizuko sakit hati dan langsung meninggalkan Tokyo pulang ke kampung halamannya.
Media punya pengaruh yang kuat. Meskipun berada di kampung halamannya, ia tak bisa lepas dari dampak negatif pemberitaan tentang dirinya. Walau banyak orang telah menerima manfaat atas jasanya sehingga kesehatan membaik atau menemukan kembali barang mereka yang hilang, namun jauh lebih banyak masyarakat yang tidak pernah berhubungan dengan Chizuko.
Pemberitaan yang tidak benar itu lamban tapi pasti menyebabkan timbulnya pandangan yang salah dari masyarakat, kemudian caci maki yang diarahkan kepadanya. Pada 19 Januari 1911, Chizuko mengambil tindakan nekad untuk mengakhiri penderitaannya akibat dampak dari masyarakat yang tidak mau memahaminya dan pemberitaan media yang tidak wajar. Ia mengakhiri hidup pada usia belum genap 25 tahun.
Chizuko Mifune telah tiada tetapi kebenaran daya terawang jauh itu benar-benar ada dan tidak mati olehnya. Bahkan ribuan tahun sebelum Chizuko para ahli pengobatan Timur seperti Sun Simiao, Hua Tuo, Li Shizhen dan lain-lain mereka semua memiliki kemampuan supranatural, sehingga Hua Tuo bisa melihat tumor tumbuh dalam otak Cao Cao, dan ia bersedia membantu pengobatannya. Aneh tetapi nyata.
Setelah menunjukkan ketepatan tempatnya, para utusan itu pulang untuk melaporkannya kepada saudagar yang sedang menanti. Benar saja, tempat yang ditunjukkan itu memiliki batubara berkualitas dan kapasitasnya pun besar. Ini kemudian membuat saudagar itu semakin kaya. Chizuko menerima sejumlah honor yang setara Rp 2,5 miliar nilai uang sekarang.
Reputasinya sebagai wanita hebat Jepang tidak sebanding dengan nasibnya yang tragis. Pertama, kehilangan keharmonisan keluarga, kakak iparnya menuntut 50 persen uang hadiah itu menjadi haknya karena ia yang mengembangkan kemampuan penglihatan itu. Pertengkaran dalam keluarga berlangsung terus, membuat Chizuko hidup tidak tentram.
Kemudian di saat yang sama, media cetak secara langsung atau tidak turut menyebar luaskan kemampuan clairvoyance yang dimiliki Chizuko. Namanya semakin dikenal di negeri Sakura dan masyarakat yang datang meminta bantuannya semakin banyak.
Laporan berita juga menggemparkan komunitas ilmuwan Jepang yang kemudian mengadakan satu acara pembuktian. Undangan meminta kedatangan Chizuko ke Universitas Teikyo, Tokyo. Tepatnya tanggal 14 September 1932, para ilmuwan dari seluruh negri datang berkumpul untuk menyaksikan kehebatan Chizuko.
Pengujian hari itu menggunakan tabung kecil terbuat dari logam yang dalamnya ada kertas bertuliskan 3 huruf kanji dan disegel rapat oleh panitia. Chizuko diminta menunjukkan huruf apa yang tertulis dalam tabung dengan tanpa membukanya.
Melalui konsentrasi sejenak, Chizuko menuliskan ke 3 huruf dimaksud di kertas lain. Setelah tabung dibuka oleh panitia, terbukti ketiga huruf tebakannya tak satu pun meleset. Tetapi panitia saat itu tidak mengakui dan menuduh Chizuko telah melakukan penipuan. Para ilmuwan yang menyaksikan meminta panitia untuk mengadakan pengujian ulang.
Ujian ulang kali ini menggunakan tempat yang berbeda dan dilaksanakan lebih ketat, ilmuwan yang datang diminta partisipasinya untuk memeriksa segel, memastikan amannya tulisan dalam tabung. Ketiga huruf kanji sengaja ditulis berbeda dengan huruf pada tes pertama dan kembali Chizuko berhasil menebak dengan tepat ketiga huruf kanji itu. Ilmuwan dibuat kagum olehnya.
Walau mereka telah menyaksikan sendiri kemampuan luar biasa dari seorang Chizuko, karena mereka tidak paham tentang hal-hal yang berkaitan dengan supranatural, maka dalam wawancara yang diadakan oleh media pada saat itu, para ilmuwan itu tetap tidak mau mengakuinya.
Kesalahan yang dibuat oleh media adalah ikut menyampaikan pandangan salah dari para ilmuwan. Penolakan dari ilmuwan yang diberitakan kepada masyarakat. Media menulis bahwa kewaskitaan Chizuko tidak terbukti, Chizuko layaknya seorang petualang yang melakukan penipuan. Berita ini membuat Chizuko sakit hati dan langsung meninggalkan Tokyo pulang ke kampung halamannya.
Media punya pengaruh yang kuat. Meskipun berada di kampung halamannya, ia tak bisa lepas dari dampak negatif pemberitaan tentang dirinya. Walau banyak orang telah menerima manfaat atas jasanya sehingga kesehatan membaik atau menemukan kembali barang mereka yang hilang, namun jauh lebih banyak masyarakat yang tidak pernah berhubungan dengan Chizuko.
Pemberitaan yang tidak benar itu lamban tapi pasti menyebabkan timbulnya pandangan yang salah dari masyarakat, kemudian caci maki yang diarahkan kepadanya. Pada 19 Januari 1911, Chizuko mengambil tindakan nekad untuk mengakhiri penderitaannya akibat dampak dari masyarakat yang tidak mau memahaminya dan pemberitaan media yang tidak wajar. Ia mengakhiri hidup pada usia belum genap 25 tahun.
Chizuko Mifune telah tiada tetapi kebenaran daya terawang jauh itu benar-benar ada dan tidak mati olehnya. Bahkan ribuan tahun sebelum Chizuko para ahli pengobatan Timur seperti Sun Simiao, Hua Tuo, Li Shizhen dan lain-lain mereka semua memiliki kemampuan supranatural, sehingga Hua Tuo bisa melihat tumor tumbuh dalam otak Cao Cao, dan ia bersedia membantu pengobatannya. Aneh tetapi nyata.
Post a Comment Blogger Facebook