Antrian truk angkutan barang yang terjadi hampir dua pekan di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon ini ternyata membawa berkah bagi warga sekitar. Tak hanya pedagang makanan dan minuman, mampetnya truk di Pelabuhan Merak juga membuat cerita semalam bagi supir dan para pelacur yang turun gunung mengais rejeki.
Tak hanya malam hari, para wanita tuna susila yang biasanya mangkal di warung remang-remang di Kota Cilegon ini siap melayani para sopir hidung belang di siang hari bolong. Berbagai cara dilakukan untuk mengaet sopir-supir nakal, mulai dari menjual kopi panas, mi rebus bahkan pijat refleksi untuk menawarkan tubuhnya.
Lisa, wanita berusia 32 mengaku dalam sehari semalam bisa menggaet sedikitnya 5 sopir. Bisa dipahami karena wanita yang mengaku asal daerah di Jawa Barat, mengaku mempunyai kiat khusus menaklukan teman kencannya agar tak berlama-lama mencicipi tubuhnya. “Paling banter 15 menit sudah tuntas,” kata janda 2 anak ini tanpa mau menyebut resep menaklukan lelaki hidung belang.
Lisa yang nyaru sebagai pedagang kopi juga mengaku cukup mengetahui mana supir yang kehabisan bekal atau supir yang mempunyai banyak uang. Kata Lisa, biasanya kalau supir yang punya uang langsung pesan minuman sambil merayu-rayu. “Kalau rayuannya ditanggapi, tangan si supir mulai nakal seperti mencubit dagu saya,” kata Lisa malu-malu.
Kalau sudah begitu, Lisa sudah mengetahui arah pikiran si sopir. Dikatakan, praktek prostitusi yang dia kerjakan tidak hanya di dalam kendaraan, tapi bisa juga dilakukan di kamar tempat kontrak yang dia sewa. “Tergantung dari keinginan supir. Tapi biasanya, karena dikejar waktu, kencan cukup dalam mobil,” ujarnya seraya mengatakan menerima bayaran Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu setiap kali kencan.
Sedangkan Yanti, 30, menambahkan selama terjadi antrian kendaraan dirinya tak kurang mendapatkan uang Rp 500 ribu setiap malam. Sama seperti yang dilakukan Lisa, wanita yang nyaru berdagang mie juga memilih melayani kencan didalam kendaraan. “Kalau kencan dalam truk kan ga perlu lama-lama. Begitu selesai bisa cari sasaran lain,” ujar Yanti.
Sejumlah sopir truk mengungkapkan, sejak tertahannya laju kendaraan yang dibawa mereka di sekitar Pelabuhan Merak, tingkah laku para supir aneh-aneh. “Dalam kondisi tegang, para supir mudah tergoda cewe-cewe pedagang. Bagi yang punya uang bekal banyak, daripada pusing mikirin macet mending begituan,” ungkap Arifin, 37, pengemudi mengangkut bawang asal Brebes, Jawa Tengah.
Lain lagi yang dijelaskan Asep, 43, sopir truk pengangkut klontongan yang dibawanya dari Jakarta. Hiburan dengan pelacur diakuinya pernah dilakukan ketika terjebak macet, apalagi jika situasinya sangat tidak kondusif seperti saat ini. “Kebanyakan supir pingin irit biaya. Kencan didalam mobil sudah biasa, di kolong mobil pun jadi,” katanya menyebut hubungan seksnya dengan sejumlah pelacur.
Pantuan Wisbenbae, antrian truk di luar dermaga pelabuhan sudah mulai terurai. Antrian truk hanya berada didalam dermaga. “Antrian diluar sudah terurai sejak pukul 05:00 tadi pagi,” terang Didi Juliansyah, Plh Manager Operasional PT ASDP Indonesian Ferry Cabang Merak, Senin (4/6), seraya mengatakan jumlah kapal yang dioperasikan sebanyak 25 unit kapal roro.
Sumber
Lisa siap bekerja....
Follow @wisbenbae