Satu orang lagi kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengharumkan nama bangsa di luar negeri. Tidak tanggung-tanggung, Dr Warsito membuat heboh dunia akademisi internasional dengan temuannya, 4D Brain Activity Scanner. Alat pemindai otak 4 dimensi berbasis elektrik secara real time itu baru saja dipublikasikan pada acara simposium internasional yang diselenggarakan IEEE, organisasi ilmiah profesional internasional terbesar di dunia, 7-11 April 2013 lalu.
"Ini adalah teknologi pertama di dunia yang bisa melakukan pemindaian terhadap aktivitas otak manusia secara '4D' dan 'real time' yang bisa digunakan untuk membantu melakukan studi terhadap otak manusia (neuroscience) dan menangkap abnormalitas yang terjadi pada otak manusia yang disebabkan oleh berbagai gangguan, seperti epilepsi, dan penyakit alzheimer," kata Humas Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) Mu'arif kepada Antara, Jum’at (12/4).
Dr Warsito, yang saat ini menjadi pengurus DPP PKS Bidang Ekonomi, juga menjabat sebagai Ketua MITI. Lelaki kelahiran Karanganyar, 15 Mei 1967 ini dikenal sebagai pioneer dalam teknologi tomografi, yaitu teknologi untuk memindai berbagai macam obyek dari tubuh manusia, proses kimia, industri perminyakan, reactor nuklir hingga perut bumi. Beragam prestasi ditorehkan oleh doktor lulusan Universitas Shizuoka ini. Ia pernah dinobatkan sebagai salah satu dari “50 Tokoh” Revolusi Kaum Muda oleh Gatra, 2003. Tiga tahun kemudian majalah Tempo memilihnya sebagai salah satu dari “10 yang Mengubah Indonesia.” Lalu pada 2008 terpilih menjadi salah satu dari “100 Tokoh Kebangkitan Indonesia” versi Majalah Gatra.
Berbagai teknologi telah ditemukan oleh anggota Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PKS 2004-2009 ini. Diantaranya alat pembasmi kanker otak dan pembasmi kanker payudara. Keistimewaan alat pembasmi kanker payudara temuannya itu adalah bisa menyembuhkan penyakit kanker payudara yang sudah mencapai stadium IV.
Namun diantara sekian banyak temuan Dr Warsito, 4D Brain Activity Scanner adalah yang paling spektakuler. Temuan tersebut sebenarnya telah dipatenkan di lembaga paten dunia WIPO/PTO tahun 2006. Publikasi di simposium internasional lembaga ilmiah terbesar beberapa hari yang lalu membuat nama Dr Warsito semakin melambung dan nama Indonesia semakin harum. [AM/Rpb/bsb]
Follow @wisbenbae