GuidePedia


Setiap pejabat publik, punya gaya yang berbeda-beda dalam berkomunikasi. Baik dalam segi isi pesan yang disampaikan, maupun gestur atau cara saat menyampaikannya.

Soal isi pesan, adakalanya juga para komunikator publik itu menyampaikan curahan hati (curhat) kepada audiens. Namanya curhat, tentu kebanyakan pesan yang disampaikan adalah menyangkut pribadi sang komunikator.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikenal paling sering melakukan curhat di hadapan publik. Sebut saja saat dirinya diancam teroris, gaji tidak naik selama sekian tahun dan sebagainya.

Nah, belakangan curhat juga mulai dilakukan Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi). Namun, jika dilihat-lihat curhat keduanya berbeda, terutama soal isi pesan.Berikut:4 Perbedaan antara Curhat SBY dengan Jokowi dikutip dari: 4 Perbedaan antara Curhat SBY dengan Jokowi

1. SBY curhat disebut seperti kerbau

Presiden SBY pernah panas dengan aksi demonstrasi 28 Januari 2010 di Jakarta. Pasalnya, dalam unjuk rasa 100 pemerintahan SBY itu ada seekor kerbau yang digiring dan dinamai sebagai 'SiBuYa', berikut dengan gambar sketsa Presiden SBY.

Tersinggung, SBY menyampaikan keluh kesahnya saat pertemuan dengan menteri dan gubernur se-Indonesia di Istana Cipanas, Cianjur, Jawa Bar, 2 Februari 2010.

"Di sana ada yang teriak-teriak SBY maling, Boediono maling, menteri-menteri maling. Ada juga demo yang bawa kerbau. Ada gambar SBY. Dibilang, SBY malas, badannya besar kayak kerbau. Apakah itu unjuk rasa? Itu nanti kita bahas," kata SBY dengan raut muka sangat serius ketika itu. SBY mengimbau agar demokrasi yang merupakan bagian dari reformasi dilakukan dengan bermartabat.

2. Jokowi curhat disebut bodoh

Kemarin, di hadapan ribuan civitas akademika Universitas Pelita Harapan (UPH) Jokowi curhat soal penampilan fisiknya yang kerap di-bully di media online. Menurut Jokowi, banyak orang yang menyebut dirinya berwajah ndeso (kampungan) dan bodoh.

"Kalau pemimpin enggak tahan banting berat juga. Saya jadi gubernur ini sudah banyak yang ngomongin di online, di manapun banyak. Gubernur ini bodoh. Wajahnya ndeso. Gubernur ini kurus kering, kurang sehat,†kata Jokowi kemarin dalam kuliah umum soal kepemimpinan yang visioner.

Meski disebut ndeso dan bodoh, Jokowi mengaku santai. Sebagai seorang pemimpin, dia harus punya ketahanan diri jika diejek. Tidak hanya itu, Jokowi juga akan mencari tahu apakah ejekan itu bersumber dari kekeliruannya sebagai pemimpin.

"Ya enggak apa-apa. Sampaikan saja memang apa adanya seperti itu. Harus punya ketahanan diri kalau diejek. Kalau kita keliru ya pasti di Twitter, FB, online, semua mem-bully kita dan itu biasa," jelasnya

3. SBY curhat 7 tahun gaji tak naik

Tak hanya soal 'kerbau', Presiden SBY juga pernah curhat soal gajinya yang tidak naik selama tujuh tahun terakhir. Curhat itu disampaikan SBY pada Rapim TNI dan Polri di Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat, 21 Januari 2011.

"Sampaikan ke seluruh jajaran TNI/Polri, ini tahun ke-6 atau ke-7 gaji Presiden belum naik," kata SBY disambut tawa para perwira TNI-Polri yang hadir.

Rupanya SBY curhat soal gajinya untuk memulai pernyataan bahwa pemerintah memperhatikan kesejahteraan para prajurit.

"Soal kesejahteraan prajurit dan anggota Polri, ini bukan retorika dan janji-janji kosong, bukan kebohongan Tiap tahun kita naikkan gaji dan lain-lain Renumerasi sudah diberikan untuk meningkatkan kerja dan prestasi," imbuh SBY.

Namun, namanya komunikasi publik. Isu curhat tak naik gaji itu pun bergulir.
Banyak pengamat justru menilai dengan curhat seperti itu, SBY sebenarnya ingin naik gaji.

4. Jokowi tak masalah tak digaji

Soal gaji, Jokowi agak berbeda dengan SBY. Gaji yang diterima gubernur DKI Jakarta itu perbulannya bisa diketahui jumlahnya oleh publik. Bersama tunjangan yang didapat, Jokowi mengunggahnya ke situs www.ahok.org.

Pada Februari lalu, Jokowi menerima gaji Rp 3,4 juta.
 Sementara Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sang pemilik situs, bergaji Rp 2,8 juta.

Soal kenaikan gaji, Jokowi juga berbeda dengan SBY.
Dia justru tak tertarik soal wacana kenaikan gaji kepala daerah yang pernah santer Februari lalu.

Ya gaji pun kalau dihilangkan juga nggak apa, itu kok dipikir rumit," kata Jokowi sambil tersenyum dalam acara presiden eksekutif club round table discussion bertema 'Mengatasi kemacetan, kebanjiran, dan urbanisasi di Jakarta' di Menara Batavia, KH Mas Mansyur, Jakarta Pusat, Selasa 26 Februari lalu.

Seandainya pun gaji dihilangkan, Jokowi mengaku tidak mau memikirkannya.
"Kalau gaji dan tunjangan pun (dihilangkan) juga nggak mikir kita," ujar Jokowi yang saat menjabat Wali Kota Solo kerap menghibahkan gajinya.


makan tuh penghasilan...
Dapatkan Wisbenbae versi Android,GRATIS di SINI !
 Lihat yg lebih 'menarik' di sini !

Beli yuk ?

 
Top