Kampung Tajur adalah daerah yang dijadikan tempat wisata wawasan lingkungan, tradisi, budaya kampung tersebut dan melibatkan masyarakat setempat. Masyarakat setempat orang Sunda jadi yah pasti tradisi dan budaya orang sunda sajalah yang di wisatakan tapi jangan salah karena tempatnya diplosok tapi meski plosok suasananya mantap adem dingin ya pastilah tapi dinginnya seger karena banyak pohon cocoklah buat sekalian ngadem.
Desa Wisata Lembur Kahuripan Kecamatan Bojong. Desa Wisata Bojong terletak di Desa Pasanggrahan Kecamatan Bojong, sekitar 35 Km dari Kota Purwakarta, kurang lebih 650 meter dari permukaan laut. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 17 s/d 20 Derajat Celsius. Dikelilingi pepohonan, bukit hamparan sawah, pemandangan alam Gunung Burangrang dan areal perkebunan rakyat. Jaringan jalan yang melintasi Desa Wisata Bojong, meliputi jalan kabupaten, jalan desa, jalan batu dan jalan tanah.
Ada 3 air terjun kecil disekitar kampung Tajur tersebut. Air yang mengalir disungai mengeluarkan suara bergemericik diantara sela sela batu, air yang bening dan jernih seakan mengundang untuk menyeburkan diri kedalamnya, hmmm benar-benar menyegarkan.
Wisata Kampung Tajur Desa Pasanggrahan merupakan kegiatan / aktifitas ekowisata di desa Bojong Tajur, Purwakarta dengan konsep pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (Ecotourism based on community development). Atraksi wisata yang disuguhkan berupa ragam kegiatan dengan atmosfer dengan sentuhan aktifitas alam pedesaan dan memiliki karakteristik yang khas (terutama rumah panggung yang ditata sedemikian rupa) sehingga berfungsi sebagai sarana wisata berupa akomodasi bagi para pengunjung.desa ini juga merupakan tempat wisata pendidikan di alam terbuka dan tempat pembinaan siswa yang bernuansa pedesaan memiliki karakteristik yang khas (terutama rumah panggung ditata sedemikian rupa) sehingga berfungsi sebagai sarana wisata berupa akomodasi bagi para pelajar
Tradisi dan budaya Sunda masih kental melekat pada masyarakat kampung Tajur. Hal ini langsung terlihat pada saat berkunjung kesana. Lingkungan yang masih asri, dengan rumah pangung khas Sunda menunjukkan sisi budaya yang kuat.
Untuk memasak juga masih memakai peralatan tradisional (kayu bakar), meskipun ada juga yang menggunakan gas bantuan pemerintah. Untuk menghasilkan beras tak jarang pula masih menggunakan lumpang dan alu untuk menumbuk gabah.
Selain itu ada juga tradisi Ngencleng yang masih di jaga, masyarakat kampung Tajur memiliki sebuah tradisi atau kebiasaan unik yang sampai saat ini masih dilakukan, yaitu Ngencleng dimana setiap warga meletakkan sebuah bambu yang berisi beras di depan pintu rumah mereka masing-masing. Tradisi Ngecleng ini dilakukan oleh masyarakat untuk mengantisipasi bencana kelaparan apabila kampung mereka tertimpa musibah seperti gagal panen ataupun hasil panen kurang baik.
Biasanya batang bambu berisi beras yang berukuran 10 cm itu akan diambil oleh petugas keamanan pada malam hari lalu mengumpulkan dan menyimpan beras-beras tersebut di balai desa. Simpanan beras-beras tersebut akan dipergunakan jika panen gagal dengan membagikannya secara merata kepada setiap penduduk atau dijual kembali ke pasar dan hasil penjualannya untuk menutupi kebutuhan kampung seperti pembuatan pagar dan perbaikan jalan.
Kegiatan yang sudah dilakukan secara turun temurun di daerah ini selain Ngecleng adalah Tetunggulan. Tetunggungan atau kegiatan menumbuk padi ini tidak setiap hari dilakukan, hanya pada acara-acara khusus saja seperti penyambutan tamu, hajatan/syukuran, peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia (17 Agustus).
Aktivitas yang dapat dilakukan selama berada di desa wisata Kampung Tajur ini sama persis dengan apa yang dilakukan oleh penduduk desa sehari-hari, yaitu : Kegiatan disawah,Kegiatan di Kebun,Menyadap aren,Membuat Gula Aren,mengambil rumput untuk ternak, membuat rangginang.
Potensi lokal yang dapat dikembangkan menjadi usaha cinderamata saat ini, antara lain hasil kerajinan rakyat seperti halnya gula aren, gula kawung, borondong, dodol, ranginang dan kerajinan batok kelapa.
Untuk mencapai Desa Wisata Kampung Tajur, Pasanggrahan, Purwakarta ini membutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam dari Jakarta.
- Melalui Jalan Tol Jakarta â?? Cikampek kemudian menuju ke arah Bandung (Tol Cipularang)
- Keluar di pintu Tol Jati Luhur, ikuti jalan (kurang lebih sejauh 21 Km) sampai pertigaan Sawit - Darangdan kemudian belok kiri.
- Ikuti jalan tersebut sampai bertemu dengan gapura dan papan petunjuk Madrasah Aliyah, kemudian masuk ke jalan tersebut.
- Pada ujung jalan akan ketemu dengan kelurahan (kira-kira sejauh 11 Km). Bis-bis berukuran besar hanya dapat sampai disini.
- Masuk ke jalan desa kurang lebih 3 KM untuk mencapai Kampung Tajur.
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !
Follow @wisbenbae