Myanmar, ratusan biksu Buddha mengadakan aksi unjuk rasa untuk mendukung rencana pemerintah untuk mendeportasi minoritas Muslim Rohingya.
Pada hari Minggu kemarin (2/9), kerumunan massa biksu buddha di Mandalay membentangkan spanduk untuk mendukung rencana pemerintah untuk mengirim kelompok minoritas Muslim Rohingya pergi dari negara itu, sebagai solusi untuk kekerasan sektarian mematikan yang telah terjadi.
Sebelumnya pada bulan Juli, Presiden Thein Sein Myanmar mengatakan bahwa "satu-satunya solusi" terhadap penderitaan kaum muslim Rohingya adalah mengirim masyarakat ituke kamp-kamp pengungsi yang dijalankan oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi.
"Kami akan mengirim mereka pergi jika ada negara ketiga yang akan menerima mereka," tambahnya. "Ini adalah apa yang kita pikirkan terkait solusi untuk masalah ini."
Laporan-laporan mengatakan sekitar 650 muslim Rohingya telah tewas di negara bagian Rakhine di barat negara itu dalam beberapa bulan terakhir. Sementara ada sekitar 1.200 lainnya hilang dan 80.000 orang lagi telah mengungsi.
Pemerintah mayoritas Buddha Myanmar menolak mengakui Rohingya sebagai warga negara mereka dan telah muslim Rohingya diklasifikasikan sebagai migran ilegal, meskipun Rohingya yang dikatakan keturunan Muslim Persia, Turki, Bengali, dan Pathan, telah bermigrasi ke Myanmar pada awal abad ke-8 .
Menurut laporan, ribuan Muslim Rohingya Myanmar hidup dalam kondisi mengerikan di kamp-kamp pengungsi setelah pasukan pemerintah dan ekstremis Buddha mulai membakar desa mereka pada 10 Agustus lalu. [eramuslim]