Selamat datang di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar!! Horeee!! Untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di tanah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Lebih tepatnya lagi sekarang saya ada di Makassar, sebuah kota yang mungkin merupakan kota terbesar di Sulawesi. Rasa senang, gembira, excited muncul begitu saja apalagi melihat tempat yang menjadi pijakan pertama saya (Bandara Sultan Hasanuddin) terlihat begitu mempesona. Kalau sebelumnya saya hanya melihat melalui foto, kali ini saya melihatnya secara langsung. Bandara yang baru diresmikan tahun 2008 ini terlihat sangat cantik dengan perpaduan antara unsur lokal dan modern.
Unsur lokal terlihat dari motif-motif kapal pinisi yang menjadi khas daerah Sulsel. Sementara unsur modern terlihat dari pemilihan warna yang dominan putih, kemudian ruangan didominasi kaca sehingga sinar matahari bisa masuk dengan bebas membuatnya semakin cerah. Konsepnya sih sebenarnya nggak jauh beda dengan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Namun desain keseluruhan Bandara Sultan Hasanuddin jauh lebih menarik dibanding Terminal 3 Soetta yang hanya berbentuk seperti lontong memanjang. Bandara Juanda juga tergolong baru dengan umur yang relative sama, hanya saja desain Bandara Juanda lebih bernuansa daerah dengan bentuk rumah joglo seperti itu. Sementara desain Bandara Sultan Hasanuddin lebih fresh dan lebih modern.
Untuk bagian interior bandara yang satu ini juga nggak neko-neko. Ruang tunggu penumpang terletak memanjang dengan ruangan yang cukup lega. Pada bagian atapnya terdapat motif kotak-kotak merah-putih. Saya kurang paham maksud motif yang satu ini. Berbagai hal yang cukup modern namun tidak meninggalkan motif lokal. Di salah satu ruangan terdapat sebuah kapal pinisi yang menjadi khas masyarakat Bugis. Berbagai kios juga berjejer dengan rapi tidak jauh dari ruang tunggu penumpang. Saya jadi pangling, lagi di Indonesia atau di luar negeri. Dari segi desain, menurut saya bandara ini yang paling layak disebut dengan bandara internasional. Namun ada sedikit yang menurut saya kurang pas. Seandainya kaca-kaca di yang membatasi ruang tunggu itu tidak menggunakan frame alias frameless pasti akan lebih WOW lagi. Overall, Bandara Sultan Hasanuddin CAKEEEP! Good job Makassar!!
Sedikit cerita mengenai Bandara Sultan Hasanuddin, bandara ini biasa dikenal dengan sebutan gerbang Indonesia Timur. Ya walaupun lokasinya tidak benar-benar berada di Indonesia Timur, melainkan di Indonesia Tengah, tapi sebutan tersebut cukup pantas mengingat Bandara Sultan Hasanuddin merupakan hub untuk penerbangan ke Indonesia Timur. Terhitung setidaknya ada lebih dari 10 maskapai yang melayani penerbangan dari dan ke Makasar baik domestik maupun internasional. Ada Garuda Indonesia, Citilink, AirAsia, Lion Air, Wings Air, Batavia, Sriwijaya, Express Air, Trigana, dan beberapa maskapai kecil yang menerbangi rute-rute perintis. Kebanyakan maskapai yang terbang dari Makassar ini melayani rute ke berbagai kota dan kabupaten di Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Sementara untuk ke arah barat didominasi rute ke Pulau Jawa meliputi Surabaya, Jogja, dan Jakarta. Rute ke Kalimantan kalau saya nggak salah hanya ada ke Balikpapan. *correct me if I’m wrong*
Perlu diingat, bandara yang mempunyai IATA Code UPG ini terletak di Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Jadi bandara ini tidak benar-benar berada di wilayah Makassar, melainkan sudah masuk wilayah Maros. Seperti halnya kebanyakan bandara-bandara lain di Indonesia, jarak antara bandara menuju ke kota bisa dibilang cukup jauh. Dari Bandara Sultan Hasanuddin hingga pusat Kota Makassar berjarak sekitar 25 km. Jarak yang cukup jauh bukan? Dengan jarak yang sedemikian jauh biasanya yang dipertanyakan adalah akses transportasi menuju kota. Cara termudah adalah dengan menggunakan taksi. Sayang opsi tersebut merupakan opsi yang pertama kali dicoret dibenak para backpacker. Bagaimana cara keluar dari Bandara Sultan Hasanuddin ke Kota Makassar dengan ongkos yang murah? Tunggu tulisan berikutnya..
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !
Post a Comment Blogger Facebook