Tiga Kehebatan Presiden SBY Yang Tidak Dibutuhkan Rakyat
Oleh: Windu Wijaya (Ketum DPP Permahi)
Tangsel (SUARA PANTAS)-Dua periode sudah Presiden SBY memangku jabatan sebagai Presiden RI yakni periode 2004-2009 dan periode 2009-2014. Artinya sudah dua kali pula Presiden SBY bersumpah menurut agama dan berjanji dengan sungguh-sungguh untuk memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa dan bangsa sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 9 UUD 1945 Tentang Sumpah Presiden. Tentu, sumpah presiden tersebut memberikan konsekuensi logis kepada Presiden SBY yang telah bersumpah di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) agar nilai keadilan, nilai ketaatan menjalankan UU dan nilai pengabdian kepada nusa dan bangsa dapat dijadikan sebagai landasan fundamental dan bagian integral sikap, pemikiran dan perilaku Presiden SBY selaku Presiden RI.
Ironisnya, sumpah presiden yang seharusnya dapat dijadikan landasan fundamental bagi SBY dalam menjalankan kewajibannya justru terkesan hanya menjadi pajangan konstitusi semata tanpa ada usaha nyata oleh Presiden SBY untuk mewujudkannya dalam bentuk yang konkret. Dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun Presiden SBY memimpin negeri ini sejak tahun 2004, Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (DPP PERMAHI) menilai ada 3 (tiga) kehebatan Presiden SBY yang harus diakui namun tidak dibutuhkan oleh bangsa Indonesia. Lebih memprihatinkan lagi, 3 kehebatan Presiden SBY ini hanya berorientasi pada aspek popularitas SBY semata dan jauh dari semangat pelaksanaan sumpah presiden tersebut. 3 kehebatan Presiden SBY adalah:
1. Kemampuan menciptakan lagu
Kemampuan Presiden SBY dalam bermusik patut diapresiasi. Kemampuan tersebut dapat dilihat dalam album Rinduku Padamu, kumpulan sembilan lagu karya Susilo Bambang Yudhoyono. Bukan bermaksud menghalangi hak Presiden SBY untuk berseni, namun tentu di saat kondisi rakyat yang mendambakan pemimpin yang mampu memberikan kesejahteraan bagi mereka, kita berharap Presiden SBY lebih dapat memanfaatkan waktu luang untuk menghasilkan karya bagi kesejahteraan masyarakat dan bukan bernyanyi di atas perih rakyatnya sendiri.
2. Kemampuan mencurahkan hati
Dalam hal kemampuan ini Presiden SBY adalah juaranya. Betapa tidak, saat bahaya tindakan teroris mengancam negara dan dampaknya dapat dirasakan oleh seluruh warga negara, Presiden SBY justru tampil di depan publik dengan pernyataan curhat menyampaikan kabar tentang teroris yang akan menyerang dirinya. Tidak berhenti pada curhatan tentang teroris, Presiden SBY kembali memperlihatkan kemampuan mencurahkan hatinya dalam kasus SMS yang mengatasnamakan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Nazaruddin. Kemampuan mencurahkan hati yang dimiliki oleh Presiden SBY ini memberikan kabar pada kita bahwa sesungguhnya SBY sendiri belum siap untuk memikul beban, ancaman dan fitnah sebagai pemimpin bangsa. SBY bukanlah pemimpin ideal yang diharapkan oleh bangsa ini.
3. Kemampuan memberi janji tanpa bukti
Presiden gombal! Mungkin itulah istilah yang tepat dialamatkan kepada Presiden SBY. Dalam setiap menyikapi persoalan hukum di tanah air Presiden SBY selalu berjanji akan melakukan penegakan hukum yang adil, transparan dan tidak pandang bulu. Namun kini janji tinggallah janji dan rakyat pun tinggal gigit jari. Bagaimana mungkin SBY dapat menjadi panglima terdepan dalam penegakan hukum, bila M Nazaruddin (mantan bendum demokrat) kader Presiden sendiri di partai demokrat hingga saat ini tidak dapat dihadirkan untuk di proses secara hukum? Presiden SBY boleh saja terus berjanji tapi kami rakyat Indonesia menolak untuk tertipu lagi. Tertipu oleh janji sang Presiden.
Rakyat Indonesia tidak butuh tiga Kehebatan Presiden SBY tersebut. Rakyat Indonesia memilih dan mempercayakan SBY sebagai Presiden Indonesia bukan untuk menciptakan lagu, mencurahkan hati dan memberi janji tanpa bukti. Tiga Kehebatan Presiden SBY ini memberi sinyal pada kita bahwa tidak hanya cukup mempercayai Presiden SBY dengan sumpah dan janji-janji nya. Bila tiga kehebatan SBY ini selalu menjadi langkah-langkah utama yang dilakukan SBY dalam menjalankan sisa jabatannya hingga 2014 maka SBY bukan saja telah membuktikan kegagalannya dalam memenuhi janji-janji kampanye tetapi juga merupakan pengkhianatan SBY sendiri terhadap sumpah presiden dan konstitusi.***
Post a Comment Blogger Facebook