GuidePedia

0
Hallo warga Spello! Kalian kedatengan seorang turis dari Cibinong yang keseringan galau nih! Aaaaaargh, lagi galau gini, emang paling enak dengerin suara merdunya Bang Adhitya Sofyan!

Jalan-jalan di Spello emang bikin suasana hati tambah tenang. Udara segar-fresh from the pegunungan, wangi dari bunga-bunga yang menghias pekarangan rumah penduduk sekitar, sampe kesunyian yang tak terelakan.

Oh iya, sunyi di sini tuh bukan berarti, saya nggak liat banyak turis yang mengunjungi kota yang satu enih ye, tapi lebih kepada, turis-turisnya di sini pada anteng sendiri aja gitu, paling kalau pun ada sedikit kebisingan, merupakan suara 'jeprat-jepret'-nya kamera si turis. Hmmmm, tapi setelah saya pikir lama-lama, kayanya yang membuat para turis di sini itu pada diam tak bersuara adalah….Jalan nanjak di mana-mana! Gusti Nu Agung, gimana mau ngobrol sama orang di sebelah, nafas aja udah keburu ngos-ngos-an naekin anak tangga yang tak kunjung berakhir.


Begitu pula dengan saya. Yang mulia Teteh PIera yang terkenal pedit (padahal irit) ini sampe ridha ngeluarin duit 3 euro buat beli minum ama crackers. Beuuuu, ini mah galau trip yang bikin dompet tambah galau atuh ya T.T Udah mah diturunin di tengah jalan, kudu ngeluarin duit pula buat beli makan. Aaaaaaargh! Susahnya jadi orang yang kere-aktip. Yak, yak, yak, tekad saya tahun ini adalah, kudu mengubah prinsip kere-aktip jadi nasib kaya-aktip. Akan saya kumpulkan pundi-pundi euro itu, kawan!


Kalau liat tanjakan jalan kaya gini, saya suka bingung déh sama orang-orang yang demen naek gunung. Maklum, saya mah anak rumahan, naek ke loteng sambil liat bintang, sudah menjadi perkara yang 'wah-keren-banget' buat saya. Kalau nanya anak pecinta alam, mereka suka ngasih jawaban, 'kepuasannya itu lhooo Peeee, tak tertandingi!'

Yaaaah, saya mah duduk rapih di rumah sambil nongton meteor garden dari episoode awal sampe akhir sudah merupakan kepuasan tersendiri. Tapiiiii, jalan-jalan ke Spello ini membuktikan ucapan temen-temen saya yang demen menclok di tebing gunug. Yes, it was!


Suweeeer déh, waktu saya mendaki tanjakan-tanjakan aborsi itu, betis saya udah cenat-cenut, pengen diurut, sama Morgan SM*SH yang imut-imut, kyaaaaa~ Kyaaaaaaa~ Tapi, waktu masih menunjukan pukul 4 sore, itu berarti saya masih punya tiga jam lebih buat bergalau trip di Spello dan saya pikir tiga jam sambil menyusuri tanjakan is not really a bad idea! Mumpung saya masih dikasih nikmat kesehatan berlimpah sama Tuhan, kenapa juga nggak coba dijajal aja?

Saya pun meniti anak tangga demi anak tangga. Huwoooooh! Saran saya nih ya, buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang sedang dalam keadaan mengandung, lebih baik niat jalan-jalan ke Spello-nya diganti sama niat mengikuti program senam ibu hamil aja déh.

Setelah berjalan nanjak sekitar satu jam, akhirnya saya sampe ke puncaknya juga dan iiiiiih….Bener lhooo kata temen-temen saya yang anggota mapala itu, rasa puas bisa ngeliat pemandangan, yang sebenernya nggak kalah dari pemandangan di kawah Gunung Tangkuban Perahu, itu emang tidak tertandingi!

Saya memilih sebuah kursi kosong, di sebelah pasangan turis nenek-kakek dari Jerman. Kok saya bisa tau dari Jerman? Soalnya kalau mereka ngomong, kaya lagi baca jenis huruf-huruf qalqalah sugra!

Saya nggak nyangka aja betis saya yang lemah lembut kaya sirip ikan pesut ini, bisa naekin anak-anak tangga yang cukup curam itu. Iiiiih, sama kali yak dengan kehidupan, kalau kita nggak dipaksa, kita nggak bakal tau limit kesanggupan kita dan nggak bakal pernah mencapai yang namanya rasa kepuasan tersendiri.


Waaaaow, Spello has changed my mind euy, nuhun Spello!

http://vierar.blogspot.com/2011/06/4-spello-tanjakannya-itu-lho.html

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top