Lele Raksasa yang merupakan salah satu satu spesies ikan air tawar dunia di Sungai Mekong terancam punah bila rencana membangun pembangkit tenaga air di sungai terpanjang di Asia Tenggara itu dilanjutkan.
World Wide Fund (WWF) sebuah kelompok pelestari lingkungan mengatakan sejumlah spesies ikan terancam punah, termasuk ikan lele besar yang dapat mencapai panjang tiga meter, karena ikan-ikan akan terbatas pembiakannya di sungai yang melalui Cina, Laos, Thailand dan Kamboja.
China telah membangun bendungan untuk pembangkit tenaga di hulu Sungai Mekong, sementara Laos, Thailand dan Kamboja juga merencanakan pembangunan pembangkit di sungai itu untuk memenuhi kebutuhan listrik.
WWF mengatakan rencana membangun bendungan untuk pembangkit tenaga air di propinsi Sayabouly di Laos utara, salah satu dari 11 bendungan yang direncanakan di hilir Sungai Mekong mengancam populasi spesies ikan air tawar yang telah turun 90% dalam jangka waktu 20 tahun.
Kelompok lingkungan itu juga khawatir pembangunan bendungan akan mengubah ekosistem dan mempengaruhi sektor perikanan yang menghidupi lebih dari 60 juta jiwa di kawasan.
WWF memperingatkan paling tidak 50 spesies ikan yang bermigrasi di Mekong sangat rentan terhadap dampak pembangunan bendungan di hulu sungai.
Ikan lele raksasa, yang diperkirakan ikan air tawar terbesar ketiga di dunia, bermigrasi dari Kamboja untuk berkembang biak di Thailand utara dan Laos.
Roger Mollot, pakar biologi ikan air tawar untuk WWF di Laos mengatakan ikan lele raksassa itu 'tidak akan dapat berenang melampaui rintangan besar seperti bendungan untuk mencapai tempat mereka bertelur di hulu.'
'Hal ini akan menyebabkan rusaknya populasi spesies khusus ini,' katanya.
WWF mengatakan seperempat dari spesies ikan air tawar dunia dapat ditemukan di sungai dengan panjang 4.800 km itu.
Laporan WWF itu keluar menyusul penilaian oleh Komisi Sungai Mekong bulan Mei lalu.
Laporan itu memperingatkan pembangunan bendungan di Kamboja dapat mengurangi persediaan ikan sampai setengah.
Saat itu, seorang anggota Komisi Sungai Mekong Kamboja mengatakan kepada surat kabar bahwa ia khawatir atas temuan tersebut namun negara itu memerlukan bendungan sebagai pembangkit tenaga air guna memenuhi kebutuhan listrik negara itu
WWF mengatakan rencana membangun bendungan untuk pembangkit tenaga air di propinsi Sayabouly di Laos utara, salah satu dari 11 bendungan yang direncanakan di hilir Sungai Mekong mengancam populasi spesies ikan air tawar yang telah turun 90% dalam jangka waktu 20 tahun.
Kelompok lingkungan itu juga khawatir pembangunan bendungan akan mengubah ekosistem dan mempengaruhi sektor perikanan yang menghidupi lebih dari 60 juta jiwa di kawasan.
WWF memperingatkan paling tidak 50 spesies ikan yang bermigrasi di Mekong sangat rentan terhadap dampak pembangunan bendungan di hulu sungai.
Ikan lele raksasa, yang diperkirakan ikan air tawar terbesar ketiga di dunia, bermigrasi dari Kamboja untuk berkembang biak di Thailand utara dan Laos.
Roger Mollot, pakar biologi ikan air tawar untuk WWF di Laos mengatakan ikan lele raksassa itu 'tidak akan dapat berenang melampaui rintangan besar seperti bendungan untuk mencapai tempat mereka bertelur di hulu.'
'Hal ini akan menyebabkan rusaknya populasi spesies khusus ini,' katanya.
WWF mengatakan seperempat dari spesies ikan air tawar dunia dapat ditemukan di sungai dengan panjang 4.800 km itu.
Laporan WWF itu keluar menyusul penilaian oleh Komisi Sungai Mekong bulan Mei lalu.
Laporan itu memperingatkan pembangunan bendungan di Kamboja dapat mengurangi persediaan ikan sampai setengah.
Saat itu, seorang anggota Komisi Sungai Mekong Kamboja mengatakan kepada surat kabar bahwa ia khawatir atas temuan tersebut namun negara itu memerlukan bendungan sebagai pembangkit tenaga air guna memenuhi kebutuhan listrik negara itu
Ikan Lele Raksasa dengan panjang lebih dari 3 meter di sungai Mekong.
Kawasan Sungai Mekong di utara Phnom Penh, Kamboja
Post a Comment Blogger Facebook