GuidePedia

0

JAKARTA, Wisbenbae.blogspot.com – Asep Sunandar Sunarya atau sering dipanggil Ki Asep Sunandar Sunarya hari ini tepat Sabtu 03 September 2016 hari kelahiranya dan terpilih tampil dihalaman pertama pada mesin pencarian Google Doodle dengan gambar wayang golek.

Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 3 September 1955 merupakan seorang maestro wayang golek di Indonesia. Namun memasuki usianya ke-58. Ia meninggal dunia pada 31 Maret 2014. Asep Sunandar Sunarya merupakan Selaku dalang wayang golek.

Di udara sebagai breaker menggunakan nama Eyang Abiyasa, beliau konsisten pada bidang garapannya, teu incah balilahan. Ia ditakdirkan untuk menjadi begitu menyatu dengan dunia wayang golek yang Ia gelutinya sehingga penghargaan demi penghargaan iapun berhasil diraih.


Asep Sunandar Sunarya semasa hidupnya 

Tanpa adanya seorang Asep Sunandar Sunarya mungkin Cepot tidak akan sepopuler sekarang ini. Berkat kreativitas dan inovasinya, Ia berhasil meningkatkan lagi derajat wayang golek yang dianggap seni kampungan oleh segelintir orang. Peningkatan itu dilakukan.

Ia berhasil menciptakan wayang Cepot yang bisa mangguk-mangguk, Buta muntah mie, Arjuna dengan alat panahnya, Bima dengan gadanya begitu pula dengan pakaian wayangnya yang terkesan mewah. Materi dan ketenaran ia dapatkan dari hasil berjuang tanpa henti.

“Setiap kali jika saya selesai pagelaran, Abah selalu mengatakan “goréng” (jelek) terhadap apa yang saya lakukan. Abah itu orang tua yang pelit sekali untuk tertawa, anehnya hanya ketika saya mendalang dengan lawakan, dan Abah menyaksikan, ia tertawa. “Singkat Kata Asep.

Asep tidak hanya sekadar berkarya namun lebih jauh dari itu ia berkarya disertai inovasi dan kreativitas. Artinya pula, karya Asep tidak stagnan melainkan dinamis, terus mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman, ngindung kawaktu mibapa kajaman.

Selain penghargaan Individu Peduli Tradisi, Asep memiliki penghargaan atas semua kreativitasnya itu, diantaranya 1978 Asep Sunandar Sunarya berhasil menyandang juara Dalang Pinilih I tingkat Jawa Barat pada Binojakrama padalangan di Bandung. selang empat tahun kemudian yakni pada tahun 1982, terpilih kembali menjadi juara pinilih I lagi di Bandung.

Sejak 1982-1985 Asep Sunandar Sunarya rekaman kaset oleh SP Record, dan Wisnu Record. Dan pada tahun 1985, ia dinobatkan sebagai Dalang Juara UMUM tingkat Jawa Barat pada Binojakrama Padalangan di Subang, dan ia berhak memboyong Bokor Kencana sebagai lambang supremasi padalangan Sunda Jawa Barat.

Namun Pada 1986, Asep Sunandar Sunarya kembali mendapat mandat dari pemerintah sebagai duta kesenian, untuk terbang ke Amerika Serikat. Pada tahun yang sama, 1986, Dian Record mulai merekam karya-karya Asep Sunandar dalam bentuk kaset pita.

Dan pada tahun 1993, Asep Sunandar Sunarya diminta oleh Institut International De La Marionnette di Charleville, Perancis, sebagai dosen luar biasa selama dua bulan, dan diberi gelar profesor oleh masyarakat akademis Perancis dan Tahun 1994, Asep Sunandar Sunarya mulai pentas di luar negeri.

Negara yang ia sudah kunjungi tampil, Inggris, Belanda, Swiss, Perancis, dan Belgia, setelah itu, yakni 1995, ia ,mendapat penghargaan bintang Satya Lencana Kebudayaan. Hingga sekarang, tidak kurang dari 100 album rekaman (termasuk bobodoran) yang sudah dihasilkan Asep Sunandar Sunarya.

Bahkan salah satu station tv swasta juga pernah membuat program khusus Asep berjudul Asep Show. Setidaknya itulah beberapa penghargaan formal yang pernah diraih Asep. Tidak terhitung aneka penghargaan nonformal, baik yang datang dari perseorangan maupun kelembagaan.

Kesehariaanya, Asep tetaplah Asep yang hidup bersahaja, mengenakan sarung, dan bersila, serta “bercengkrama” dengan domba-domba peliharaanya. Fakta menunjukan bahwa jam terbang manggungnya cukup mencengangkan bahkan sekitar 1985-1990-an, ia seringkali harus manggung 40 kali perbulannya.(Wikipedia)

Sumber


Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top