Wisbenbae.blogspot.com - Isu penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium di Jakarta kembali muncul dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ahok bahkan mengaku sudah mengirim surat kepada Pertamina untuk mewujudkan rencananya itu.
"Saya juga minta DKI supaya bensin premium dihapus saja. Tidak tepat subsidi diberikan ke minyak," kata Ahok di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (2/2) kemarin.
Salah satu alasan Ahok ngebet Premium dihapus dari Jakarta karena selama ini subsidi BBM dinilainya tidak tepat dalam alokasinya. Menurutnya, subsidi BBM lebih baik digunakan untuk membiayai pos-pos program strategis, seperti pembangunan infrastruktur transportasi umum, subsidi kesehatan sampai pendidikan.
"Lebih baik subsidi kendaraan transportasi umum. Toh, sekarang lagi turun harganya. Ya, sudah saya bilang sama Pertamina disiapin surat khusus premium di Jakarta enggak usah saja. Karena juga polusi memboroskan uang negara. Model ini yang kita lakukan," katanya.
Ahok menilai subsidi yang tak tepat sasaran itu mengakibatkan pemborosan uang negara. Dengan menghapus Premium dari Jakarta, Ahok yakin dapat membantu pemerintah pusat untuk menekan angka inflasi yang terjadi di Indonesia.
"Buat rakyat enggak punya uang yang penting ada transportasi dan rumah yang baik, punya perut kenyang. Anak sekolah KJP, sakit ada BPJS kesehatan. Enggak ada alasan sekarang. Makanya ini yang mau kita lakukan agar bisa menekan nilai inflasi negara kita," kata Ahok.
Ide penghapusan Premium dari Jakarta itu tak kali ini saja diungkapkan Ahok. Pada 2012 lalu, Ahok yang kala itu masih menjadi Wakil Gubernur DKI sempat melontarkan ide yang sama. Namun ide itu, kata Ahok, baru akan diterapkan setelah transportasi massal bagus.
"Itu kalau transportasi massal semua bagus akan dikaji ke arah situ. Kan negara kan sekarang kan habiskan uang terlalu banyak untuk subsidi minyak," ujar Ahok usai rapat paripurna di DPRD DKI Jakarta, Kamis (20/12/2012).
Menurut Ahok subsidi BBM banyak dinikmati oleh orang kaya ketimbang warga yang membutuhkan. Sebab, subsidi seharusnya diberikan untuk kendaraan umum.
"Kalau kendaraan umum berjalan baik ya subsidi minyak dikurangi,"katanya.
Saat itu, Ahok mengaku ide tersebut bakal diusulkan Gubernur DKI Jokowi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Gubernur (Jokowi) juga sudah usahakan ke Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono), Jakarta tidak ada lagi premium. Makanya akan kami bangun apartemen sewa bulanan," kata Ahok.
Ide tersebut terus bergulir beberapa waktu. Sejumlah pejabat saat itu pun ikut angkat bicara soal ide penghapusan Premium dari Jakarta. Salah satunya adalah Hatta Rajasa yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Saat itu Hatta secara tegas melarang Ahok menghilangkan Premium dan Solar bersubsidi dari Jakarta. Alasannya, ada undang-undang yang melarang harga BBM menggunakan istilah pasar.
"Penghapusan BBM subsidi tidak boleh. Tidak boleh menggunakan istilah pasar. Hanya memang subsidi harus pas. Kita tidak boleh rentan misalnya Rp 200 triliun tiba-tiba jadi Rp 300 triliun," kata Hatta saat itu di kantor Kemenko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (19/12/2013).
Menurut Hatta, yang sangat mungkin dilakukan Ahok adalah mengalihkan subsidi BBM ke sektor transportasi. Transportasi harus menjadi prioritas ketika masyarakat kesulitan membeli BBM maka masyarakat bisa beralih ke transportasi umum yang murah.
Kebijakan pencabutan subsidi BBM, kata Hatta, harus memikirkan semua elemen masyarakat Jakarta. Masih ada masyarakat yang butuh disubsidi pemerintah. Pencabutan subsidi akan sangat memukul rakyat miskin.
"Misalnya Batam mereka listrik sudah harga keekonomian. Masyarakatnya mampu dan mereka asal ada listriknya, Tarakan juga. Di Jakarta yang tidak mampu disubsidi, DKI mungkin subsidi transportasi," katanya.
Akankah kali ini Ahok sukses mewujudkan idenya menghapus Premium dari Jakarta? Kita tunggu saja.
Post a Comment Blogger Facebook