Pemblokiran situs Islam oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang dianggap radikal menjadi blunder bagi lembaga antiteroris tersebut.
“Jangan buat tafsir seenaknya,” ujar Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, sebagaimana dilansir RoL pada Selasa (31/3/2015).
Ia menyayangkan sikap BNPT karena tanpa disertai bukti bahwa 22 situs media Islam tadi membawa pengaruh radikal dalam kontennya. Seharusnya, ujar Dahnil, pemerintah dan BNPT menjelaskan kepada publik konten mana yang mengandung radikalisme di situs-situs Islam.
Cara represif yang dilakukan oleh BNPT, lanjutnya, dilakukan dengan mengabaikan dialog, sehingga terlihat pada usaha pelabelan yang dilakukan tanpa klarifikasi dan penjelasan.
“Sikap seperti itu tentu berbahaya sekali bagi umat Islam. Umat Islam dirugikan karena semua argumentasi keagamaan yang disampaikan oleh kelompok Islam selalu dilabelkan berpotensi radikalis dan menghasut terorisme,” tegasnya.
Tindakan represif seperti itu, seolah melabeli Islam dengan terorisme, sehingga sangat merugikan umat Islam, tegasnya.
Follow @wisbenbae
Post a Comment Blogger Facebook