Gelandangan di China tampak berbeda dari gelandangan di negara-negara lain pada umumnya. Meski menjadi tunawisma, kebanyakan gelandangan dan pemulung di Kota Hangzhou saban hari rajin mengunjungi perpustakaan. Mereka antusias mencari buku bacaan dan beberapa lainnya sibuk mengakses internet.
Uniknya, jumlah mereka justru mendominasi daripada kunjungan pelajar atau pegawai. Salah satu tunawisma bernama Zhang Kai (76) mengaku senang membaca dan kedatangannya ke perpustakaan bukan untuk menumpang makan dan tidur. Bahkan, sangkin cintanya dengan buku, Kai selalu mencuci bersih tangannya agar tidak merusak buku bacaan yang ia pinjam.
"Saya suka baca buku. Membaca dapat mengurangi rasa sedih karena penderitaan hidup," ujarnya seperti dilansir stasiun televisi CCTV News, Selasa (25/11).
Terkait kehadiran para tunawisma tersebut, Kepala Perpus Hangzhou Liang Liang mengaku pihaknya mengizinkan gelandangan dan pengemis memasuki area perpustakaan. Kebijakan itu telah berlangsung 28 tahun belakangan.
"Mereka tidak bermaksud buruk. Mereka hanya ingin membaca, kenapa harus dilarang," ujarnya.
"Kami membolehkan mereka membawa barang-barang bawaan, termasuk benda rongsokan bila mereka bekerja sebagai pemulung. Tapi kalau perpus tutup, kami minta mereka tidak lupa membawa kembali barang-barang itu," imbuh Liang.
Post a Comment Blogger Facebook