Perkembangan kasus kontroversial seorang agen National Security Agency (NSA) Edward Snowden mengungkap fakta baru bagaimana NSA melakukan penyadapan dengan sangat teroganisir dan rahasia.
Pada bulan Maret sebuah informasi muncul sehari setelah Edward Snowden muncul dalam sebuah teleconference di SXSW Austin, Texas. Disebutkan oleh The Intercept, NSA melancarkan serangan ini pada sebuah program rahasia bernama TURBINE.
Laporan ini diperoleh dari bocoran dokumen terbaru milik mantan pegawai NSA itu. Dalam misinya yang bernama TURBINE ini, NSA menyamar menjadi Facebook dan menyebarkan malware ke dalam komputer pengguna dengan tujuan untuk mencuri data pribadi.
TURBINE sendiri disebut sebagai salah satu proyek raksasa NSA untuk 'menguasai internet'. Akibat serangan ini, disebutkan 85 ribu sampai 100 ribu komputer di seluruh dunia jadi korbannya.
Operasi ini sendiri mulai dilancarkan sejak 2010. Facebook pun pada saat itu juga menyadari ada yang aneh dalam jejaring sosial mereka namun tak tahu bahwa itu merupakan ulah dari pemerintah Amerika Serikat.
Dokumen yang dikutip The Register dari The Intercept mengungkapkan bahwa TURBINE sanggup menangani malware yang menginfeksi komputer dalam "skala besar (jutaan unit)" melalui sistem otomatis yang mengendalikan implan malware secara berkelompok.
TURBINE memiliki "sistem ahli" yang secara otomatis akan memilih jenis malware yang cocok dengan target dan situasi tertentu, lalu memasangnya di komputer sasaran. Dengan demikian, sistem ini hanya membutuhkan sedikit campur tangan manusia untuk bisa berjalan.
Jenis malware misalnya yang berkode nama "GROK" yang bisa merekam ketikan kibor, "CAPTIVATEDAUDIENCE" yang bisa merekam suara lewat mikrofon, atau SALVAGERABBIT yang bisa menyalin data dari media penyimpanan komputer.
Rancangan sistem NSA ini mirip dengan senjata cyber canggih lainnya yang pernah membuat heboh di dunia maya, seperti Stuxnet dan Flame. Kedua program itu diduga juga sengaja dibuat oleh negara tertentu.
TURBINE juga terhubung ke sistem sensor NSA bernama "TURMOIL" yang menyadap jaringan komputer di seluruh dunia untuk memantau lalu lintas data dan mengidentifikasi target potensial. TURMOIL bisa melacak sasaran melalui alamat e-mail atau IP, atau cookies dari situs-situs seperti Google, Microsoft, Twitter, dan Yahoo!.
Terkait dokumen rahasia yang dibocorkan olehnya menyebutkan bahwa badan intelijen Amerika NSA, GCHQ, dan lembaga lainnya itu memiliki kemampuan untuk menanamkan program jahat atau malware di Mac, PC Windows dan komputer target lainnya. Malware itu memungkinkan NSA mendapatkan data-data rahasia dari komputer dan jaringan komunikasi iPhone dan lainnya di seluruh dunia.
Sebelumnya Apple dituduh menjadi salah satu dari banyak perusahaan teknologi besar yang bekerjasama dengan NSA. Namun, CEO Apple Tim Cook membantahnya. Ia menyatakan bahwa Apple adalah perusahaan yang transparan dan tidak menyediakan akses masuk sedikitpun untuk Badan Keamanan Nasional Amerika itu.
Post a Comment Blogger Facebook