
Pertumbuhan ekonomi pesat setelah perang di Jepang membawa ledakan pembangunan konstruksi di mana-mana, dan tentu saja diikuti dengan permintaan buruh harian lepas yg amat tinggi, yg datang dari seantero negeri dan berkumpul di tempat2 rekruitmen seperti kawasan Kamagasaki di Osaka. Seiring pertumbuhan Jepang, begitu juga dengan populasi 'kota buruh' ini, dimana pada tahun 70-an saja penghuninya sudah diisi para gelandangan dan pengangguran yang tinggal di rumah2 kumuh dan hotel kelas kambing. Ketika gelembung ekonomi Jpang meletup di tahun 1991, daerah ini adalah yg paling menderita. Sekarang, 'kota buruh' dari era sehabis perang ini menjadi 'kota kesejahteraan sosial' . 30 persen dari populasi Kamagasaki adalah gelandangan, dan banyak lagi yang terancam menjadi salah satu dari mereka, karena krisis ekonomi tampaknya juga belum berakhir.
Penduduk manula Kamagasaki kini menghadapi kenyataan suram. Banyak yang merasa mereka dikhianati oleh negara, setelah kerja keras mereka membangun negara selama ini. Lebih kejem lagi, bagi pemerintah Jepang, kawasan kumuh seperti Kamagasaki ini dianggap aib dan dihapus dari peta resmi negara Jepang. Secara resmi mereka tidak ada.

Cerita mereka bukan hanya kerasnya hidup di kawasan kumuh ini. Ini lebih ke kisah sebuah negara yang penduduk tuanya semakin banyak, dan sebuah gempa dahsyat nilai-nilai budaya. Di Kamagasaki aing bisa melihat sebuah cerminan yang mulai menghilang dari -rasa sukacita dan harapan dari masa setelah perang- sedang berlangsung. Aing juga bisa melihat sekelebat kenyataan keras di cakrawala selagi Jepang menghadapi krisis kependudukan yang semakin parah. Bagi penduduk Kamagasaki, itu sudah biasa banget...













































Nah ini nih aib jepang yg banyak orang gak tau...
ReplyDelete