Kata Adian, saat ini Anas sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Jika Anas berniat melawan SBY maka setidaknya punya dua kartu truf.
"Pertama, Anas tahu berbagai manipulasi di Pileg dan Pilpres 2004 karena Anas adalah Komisioner KPU saat itu. Kemenangan ajaib partai yang baru berdiri dalam Pileg dan Pilpres tentu punya sejuta rahasia," ungkap Adian.
Kata Adian, kedua, Anas tahu aliran dana Hambalang yang juga mengalir ke Ani Yudhoyono dan Ibas sebagaimana yang juga rajin diungkapkan Nazaruddin.
Menurut Adian, walau punya dua kartu truf tapi SBY tahu Anas tidak melawan. "SBY tahu paling maksimal Anas akan curhat di sosial media, SBY tahu karena keberanian dan kekuatan Anas bisa diukur," papar Adian.
Kata Adian, SBY mengetahui kelemahan Anas berdasarkan, pertama unsur progresif HMI bukan kader HMI Anas tapi kader HMI MPO yang justeru tidak cocok dengan Anas.
"Kedua, sejak 1966 HMI secara organisasional tidak pernah berkonfrontasi dengan pemerintah. Aksi massa HMI yang terakhir bukan saat menolak Soeharto tapi menolak judi SDSB di tahun 90 an," papar Adian.
Menurut Adian, ketiga, HMI di tubuh Partai Demokrat tidak solid karena kepentingan pencalegan yang tentunya butuh restu dan tandatangan SBY atau Ibas sebagai Sekjen yang kini gantikan posisi Anas.
"Keempat, Anas tdk berakar, di kader muda HMI Anas dianggap tidak loyal dan tidak royal hingga masalah Anas dipandang sebagai masalah pribadi bukan organisasi," papar Adian.
Lanjut Adian, kelima, Anas tidak punya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman dalam gerakan massa baik sejak ia mendaftar HMI hingga jadi Ketua Umum PB HMI dan Ketua Umum Partai Demokrat.
"Keenam, Anas dikategorikan sebagai aktivis forum serta lobbist yang tidak suka konfrontasi terbuka melalui demonstrasi," pungkasnya.