Mengikuti Surabaya Heritage Track yang diadakan oleh House Of Sampoerna memang menyenangkan. Selian untuk refreshing saya juga bisa mendapatkan banyak pengetahunan tentang sejarah yang ada di Kota Surabaya. Meskipun belum puas berada di Pelabuhan Kalimas melihat kapal layar motor yang unik-unik serta kesibukan yang ada disana, tapi para trackers harus segera berkumpul kembali karena tour akan dilanjutkan ke destinasi berikutnya. Namanya juga tour, waktu kunjungan ke suatu objek begitu singkat dan padat. Nggak bisa seenak jidat sampai puas. Setelah berkumpul para trackers kemudian naik bus dan duduk di tempat duduknya masing-masing. Tempat tujuan berikutnya masih berkutat dengan yang namanya pelabuhan kok. Trackers diajak melihat kesibukan yang ada di Pelabuhan Ujung Surabaya. Hmm.. Bukan ke Pelabuhan Ujung sih tepatnya, tapi ke Kantor Syahbandar Kelas Utama Tanjuk Perak yang terletak di Jalan Kalimas Baru No. 94 Surabaya. Meskipun bukan di pelabuhannya, tapi letaknya dekat kok dengan Pelabuhan Ujung, bahkan bisa dibilang sangat dekat. Hanya selemparan batu pun sampai.
Awalnya saya kira kami akan dibawa masuk ke Kantor Syahbandar atau ke menara kontrol (mercusuar) yang ada disana. Ternyata nggak... Para trackers hanya dipersilakan melihat aktivitas yang ada di Pelabuhan Ujung. Seperti diketahui, Pelabuhan Ujung yang terletak di area Tanjung Perak ini merupakan pelabuhan yang khusus digunakan untuk penyeberangan dari Surabaya ke Madura dan sebaliknya. Jadi kalau Anda ingin ke Madura naik kapal jangan salah masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak ya. Kapal-kapal yang berlabuh dari Pelabuhan Ujung berangkat sekitar tiga puluh menit sekali. Isi kapal bervariasi, mulai dari pejalan kaki, bus, mobil pribadi, maupun truck. Pembangunan Jembatan Suramadu memang telah berpengaruh sangat signifikan terhadap jumlah penumpang kapal fery yang beroperasi dari Pelabuhan Ujung ke Pelabuhan Kamal. Terlihat sangat jelas dari tingkat isian penumpang yang terlihat. Penumpang pejalan kaki hanya ada beberapa, sepeda motor sedikit, bus dan truck mungkin hanya 1-2 mobil saja. Mobil pribadi apalagi.. Sangaaat jarang.. Adanya bus dan truck yang naik ke kepal itupun mungkin karena terpaksa. Ya, bus umum dan truck dilarang melewati Tol Suramadu dan diharuskan menyeberang menggunakan kapal. Mungkin ini salah satu cara juga agar jalur penyeberangan ini tidak mati.
Sebenarnya nggak ada yang begitu spesial dengan tour di Pelabuhan Ujung Surabaya ini. Selama kurang lebih tiga puluh menit disana para trackers hanya melihat aktivitas kapal yang keluar-masuk pelabuhan. Tapi berada di halaman Kantor Syahbandar ini cukup nyaman karena teduh, angin laut juga bertiup cukup kencang. Oh ya, disini terdapat kapal yang bisa dibilang fenomenal dan melegenda *lebay*. Namanya kapal Joko Tole. Konon kapal ini sudah melayani penyeberangan antara Surabaya dan Madura cukup lama, bahkan mungkin yang tertua. Orang-orang yang biasa menyeberang sangat kenal dengan kapal yang satu ini. Kebetulan saat kami berada disana kapal Joko Tole sedang lewat dan akan berangkat ke Madura. Kapal berukuran sedang, berwarna hijau dengan dua dek. Dek bawah untuk kendaraan dan atas untuk para penumpang. Kapalnya tidak istimewa, hanya seperti kapal-kapal yang lain. Tapi mungkin karena jasanya yang cukup lama mengantar penumpang di Selat Madura sehingga kapal ini begitu dikenal. Apalagi sejak dulu Joko Tole tidak merubah warnanya yang identik dengan kehijauan.
Tiga puluh menit berada di Pelabuhan Ujung membuat anak-anak yang tadinya sangat exited menjadi mulai bosan. Lagipula traffic kapal juga tidak begitu sering. Mengetahui hal tersebut, guide kami langsung mengajak ke bus untuk melanjutkan tour. Sore itu kami diajak ke sebuah tempat yang konon merupakan Keraton Surabaya. Baru denger kan kalau Surabaya punya keraton? Saya juga iya.. Penasaran? Tunggu postingan selanjutnya ya..
http://www.wijanarko.net/2012/01/ingin-menyeberang-ke-madura-pelabuhan.html
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !
Post a Comment Blogger Facebook