Pendiri RSUP Dr Sardjito dan Rektor Pertama Universitas Gadjah Mada, Prof Dr M. Sardjito, MPH, meski sudah meninggal sejak 5 Mei 1970, tetapi hasil karyanya berupa obat batu ginjal yang terkenal dengan Calcusol hingga kini masih menyumbang negara dan bangsa Rp 40 juta per bulan.
''Beliau pun sejak sebelum meninggal sudah berpesan Calcusol temuannya jangan dijual mahal-mahal. Meskipun Prof Sardjito sudah meninggal masih bermanfaat bagi negara karena setiap bulan bisa membayar pajak Rp 40 juta,' kata Tim Ahli Pusat Studi Pancasila UGM yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM, Prof Sutaryo, pada acara Haul/Mengenang 122 Tahun Prof Dr M. Sardjito, MPH dan Silaturahmi dengan wartawan, di Gedung Pertemuan Administrasi Pusat RSUP Dr Sardjito, Jumat (12/8) petang.
Selama hidupnya, Prof Sardjito hidup dalam kesederhanaan, melayani pasien dengan tulus ikhlas, hati lembut, menghormat, sederhana, bijaksana dan cerdas. Prof Sardjito yang lahir tanggal 13 Agustus 1889 di Desa Purwadadi, Magetan, mempunyai jiwa pengabdian yang tidak memikirkan untuk diri sendiri, melainkan untuk keilmuan, masyarakat, negara dan bangsa. ''Sifat keteladanan itulah yang perlu kita contoh,'' ungkap Prof Sutaryo yang mengaku cucu murid Prof Sardjito.
Karyanya yang paling monumental dan tidak bisa dipungkiri adalah Rumah Sakit Sardjito dan Universitas Gadjah Mada. Karena itu sangat pantas bila UGM dan RSUP Dr Sardjito mengusulkan Prof Sardjito menjadi pahlawan nasional. Selama ini pihak perguruan tinggi UGM, RSUP Dr Sardjito, maupun Pemda DIY lupa dan barangkali tak tahu bahwa Prof Dr Sardjito belum diusulkan sebagai pahlawan nasional. ''Saya juga baru sadar dua minggu ini setelah membaca buku pahlawan nasional. Ternyata nama Prof Dr Sardjito kok belum ada,'' kata Prof Sutaryo.
Anggota Kagama (Keluarga Gadjah Madaa) yang diusulkan oleh UGM sebagai pahlawan nasional baru Prof Dr Sardjito. Sedangkan tujuh anggota Kagama yang telah mendapat gelar pahlawan nasional justru diusulkan bukan dari UGM. Dia memberi contoh Prof. Ir. Herman Johanes yang diusulkan masyarakat Nusa Tenggara Timur; Prof. Dr. Suharso yang diusulkan dari Boyolali karena dia dilahirkan di sana; dan Prof. Dr. Abdurrachman Saleh yang diusulkan Angkatan Udara RI.
Kirim Artikel anda yg lebih menarik di sini !
Post a Comment Blogger Facebook