Pada tanggal 10 Oktober, sebuah liputan televisi tentang parade militer besar-besaran di Pyongyang, bersamaan dengan ulang tahun ke-65, partai berkuasa Korea Utara. Sama seperti parade Soviet dahulu. Kesempatan itu digunakan oleh Korea Utara memamerkan kekuatan militernya yang spektakuler.
Para analis juga menggambarkan tekad Korea Utara untuk mengalahkan Amerika dan sekutunya Korea Selatan. Saat berlangsung parade militer itu pasukan Korea Utara meneriakkan slogan, 'Kekalahan militer tentara AS. AS musuh tentara rakyat Korea'. Slogan yang penuh dengan semangat patriotik itu, dan disertai dengan parade persenjataan baru Korea Utara berupa tank dan rudal.
Analis militer memberikan perhatian khusus tentang senjata yang dimiliki Korea Utara, seperti rudal balistik, yang memiliki kemampuan jelajah sampai 3.000 dan 4.000 kilometer (sekitar 1.900 sampai 2.400 kilometer). Selain itu, ada jenis rudal balistik No-dong, yang merupakan produk baru Korea Utara.
Kemampuan nuklir Korea Utara dan teknologi rudal balistiknya, sangat mengkawatir Barat dan Korea Selatan, dan ini dapat menjadi ancaman stabilitas di semanjung Korea. Sekalipun Korea Utara menghadapi stagnasi ekonomi, tetapi negeri itu terus mengembangkan persenjataannya, yang sangat mengkawatirkan.
Menurut analis militer Korea Selatan, nampaknya Korea Utara, yang menghadapi krisis ekonomi itu, tidak menyurutkan ambisinya untuk meningkatkan arsenal militernya. Korea Utara membelanjakan anggaran untuk membeli senjata senilai $ 65.000.000, untuk membeli senjata dari Cina, Rusia dan Eropa timur antara 2002 dan 2008.
Cina mengatakan akan terus melangsungkan kerjasama militer dengan Pyongyang, dan bulan lalu menerima kedatangan seorang pejabat senior Korea Utara di Beijing, yang tujuannya, 'Meningkatkan koordinasi militer kedua negara. Cina diperkirakan telah memasok Utara dengan peluncur roket dan suku cadang anti pesawat', ujar pejabat itu. Pyongyang juga telah berpaling ke Iran dan Mesir untuk kerjasama militer.
Parade militer bulan Oktober, memperlihatkan jenis baru rudal darat ke udara yang mirip dengan model Cina. Seorang pengamat militer Korea Utara, Jane menyimpulkan bahwa Korea Utara sedang melakukan ekspansi kemampuan pertahanan udaranya'. tambahnya. Korea Utara juga memperbaharui sistem radar, yang lebih canggih, yang dapat mendeteksi ancaman serangan udara secara dini. Dan, serangan dengan menggunakan artileri yang diarahkan ke Pulau Yeonpyeong, menunjukkan kemampuan militer Korea Utara tidak dapat diabaikan.
Rezim Korea Utara juga menyediakan sumber daya yang besar untuk mengembangkan angkatan lautnya, Jane memperkirakan bahwa Korea Utara telah memiliki 400 kapal perang dengan berbagai jenis, termasuk kapal selam, ini merupakan kekuatan miritim yang sangat besar. Kekuatan angkatan laut Korea Utara itu, bebarapa waktu yang lalu berhasil menenggelamkan kapal korvet Korea Selatan yang berbobot mati 1.200 ton di laut Cheonan. Jika terjadi konfontrasi militer, khususnya di wilayah laut, ini hanya mengingatkan peristiwa yang terjadi di tahun 1999.
Menurut Jane memperkirakan bahwa jumlah tentara reguler Korea Utara lebih dari 1 juta personil, dan dengan cadangan diperkirakan lebih dari 7 juta.
Koera Utara jelas memiliki cukup banyak senjata artileri yang dapat menyebabkan kerusakan dan kematian lawannya. Seperti bulan Maret dan serangan pekan ini telah menunjukkan dampak dari serangan militer Korea Utara yang amat dahsyat.
Korea Utara juga memiliki ribuan artileri dekat Zona Demiliterisasi, yang hanya berjarak 30 kilometer (18 mil) dari Seoul. Ancaman militer Utara sangat serius dan tidak main-main. (m/cnn)
Post a Comment Blogger Facebook